Anak Anakmu
(Kahlil Gibran)
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
**********************************************. *********
Kebanyakan anak muda itu terbuka, apa adanya dan lugas. Sering mengejutkan. Di luar dugaan. Terkesan tidak turut aturan. Rasanya, begitulah anak muda seharusnya. Walau terlihat kurang ajar dan terdengar gak benar. Namun, hakikinya mereka jujur.
Berikut ini adalah ucapan belia tujuh belas tahun. "Tadinya sih gue pengen banget beli anjing. Kan bisa dijadiin temen. Tapi gue batalin, abisnya, temen-temen gue udah kayak anjing!"
Waw. Terdengar sarkas. Apalagi diucapkan dengan bumbu emosi pada kata anjing yang kedua.
Rupanya si belia merasa dikhianati dan diabaikan oleh temen-temen yang pernah ditolongnya. Dia sama sekali tak kenal petatah petitih lama yang terdengar lebih santun dan tersusun dengan rangakaian kata indah seperti air susu dibalas air tuba. Boleh jadi ia tak pernah mendengar kata tuba.
Tiap zaman melahirkan generasi yang berbeda. Tiap generasi tumbuhkembang dengan cara yang tidak sama. Kita yang kini berada pada usia sekitar lima puluhan. besar dengan petak umpet, gala asin, congklak, hong, kuda bisik, merdeka, patok lele,dan enggrang serta lari karung. Anak-anak sekarang besar dengan playstation, xbox, nintendo dan games online.
Dulu kita bekerjasama secara fisik dalam kebersamaan yang langsung. Gembira, sedih, berantem, dan mencuri mangga bersama. Kini anak-anak kita bekerjasama dalam dunia maya lewat games online. Mereka bermain dalam satu tim tanpa mengenal satu sama lain dan tidak pernah bertemu muka.
Cita rasa anak-anak kita tentang bermain, kebersamaan, dan perjuangan pastilah berbeda dari penghayatan kita dulu saat sungguh bersama-sama dalam kenyataan. Mereka bukan maling kecil seperti kita, tetapi para hacker. Hacker itu bukan maling, melainkan orang kreatif yang bisa mengatasi dan melampaui berbagai keterbatasan dengan cara yang unik dan sederhana dalam ranah komputer.
Kita berkembang di alam terbuka. Bersama rumput, lumpur, sungai, rawa, dan empang. Mereka tumbuh dalam dunia teknologis. Karena itu jarang berkeringat dan kotor belepotan seperti kita dulu. Wajar bila penghayatan mereka tentang hidup sama sekali tak sama dengan kita.
Kita besar dengan melahap ayam dan telur ayam kampung yang justru sedep karena ayamnya makan kecoa dan kotoran manusia. Ayam kampung seperti kita, tumbuh alami di alam terbuka. Sedangkan Anak-anak kita menikmati ayam dan telur ayam negeri yang tumbuh cepat karena suntikan hormon. Itu berarti hormon anak-anak kita beda dengan kita. Tak usah bingung jika perilaku mereka kadang sulit kita mengerti. Sebab kita tak pernah seperti itu. Pastilah perilaku mereka sedikit banyak dipengaruhi dan ikut dibentuk oleh makanan dan hormon yang masuk ke tubuhnya.
Tambahan lagi beragam makanan pabrikan yang jumlahnya sangat banyak memenuhi mulut serta perut mereka. Racikan kimia pabrik yang sedep tetapi menyimpan bahaya tak terduga, tentulah mempengarui cita rasa bukan saja terhadap makanan. Juga terhadap hidup.
Kita besar bersama Koes Plus, Bimbo, Bob Tutupoli, Ade Manuhutu, Beatles, Bee Gees, Boney M, Deep Purple, Elvis Presley, Rhoma Irama, A. Rafiq, dan Elvie Sukaesih. Mereka besar bersama Noah, Ungu, The Masiv, Raisa, Owl City, One Direction, Justien Bieber, Ayu Tinting, Cita Citata, seabrek penyanyi Korea Selatan dan Jepang, JKT 48, Coldplay, Rihana, Ed Sheeran, Akon, David Guetta, Calvin Harris, Avici, Korn, Radiohead,dan Pittbul.
Tak usah bingung bila suasana hati, cara ungkap, imaji, harapan, penghayatan mereka tentang keselarasan dan harmoni bukan saja berbeda, mungkin bertabrakan dengan kita. Mereka sangat terbiasa dengan keindahan teknologis yang bisa nyambung dengan gelombang otaknya sebagaimana yang bisa dinikmati dalam lagu dan musik David Guetta. Karena itu cara kebanyakan mereka menikmati kegembiraan sering membingungkan dan mengkhawatirkan kita.
Kita duku menonton Si Unyil, Keluarga Cemara, Cut Nya Dhien, Catatan Si Boy, Kejarlah Daku, Kau Kutangkap,Raja Bonar, Si Doel Anak Sekolahan, Tom and Jerry dan Godfather. Mereka menonton Doraemon, Sinchan, Power Rengers, Kamen Rider, Matrix, Transformers, Avatar, Lord of The Rings, Harry Potter, Narnia dan sebarek drama Korea Selatan.
Karena itu tidak usah diributkan bila apirasi, penghatayatan terhadap kesedihan, cita rasa artistik, cita-cita, nilai rasa, nalar, dan keinginan mereka kadang sulit kita bayangkan. Sering kali kita merasa mereka seperti makhluk yang datang dari planet lain. Bukan darah daging kita. Rasanya hanya bentuk hidungnya yang sama dengan kita.
Kita dibesarkan dengan syair Amir Hamzah, sajak Khairil Anwar, dan karya satra Siti Nurbaya, Layar Terkembang, Atheis, si kancil mencuri ketimun, pepatah petitih lama yang bahasanya indah dengan tatabahasa terstruktur dan teratur. Mereka dimekarkan dengan bahasa sms dan bbm yang nyaris tanpa a,i,u,e,o. Hanya konsonan yang padet tanpa bunyi. Campuran bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing, bahasa gaul, dan bahasa kucing. Tatabahasanya adalah keliaran yang nantang, ketidakteraturan yang berpola. Kita sangat sulit memahaminya. Namun dengan cara itulah mereka membangun komunikasi yang efektif dan bermakna.
Sungguh berhadapan dengan mereka kita seperti bersimuka dengan misteri, teka-teki aneh, tebakan tanpa jawaban, belantara simbol layaknya lukisan mural jalanan. Karena tidak paham, kita suka bilang pikiran mereka ngaco. Padahal kita yang sama sekali tak paham gaya sastra mereka yang sama sekali baru. Campuran bahasa games, animasi, dan ocehan media sosial yang liar dan sesukanya. Mereka mengembangkan kode dan simbol yang bentuknya saja sudah membuat kita pusing. Kita dulu memplesetkan kata. Mereka memplesetkan makna. Menciptakan banyak makna baru yang asing dan gelap bagi kita. Mereka membangun dunia yang sungguh bukan untuk kita.
Mereka bisa damai menjalankan shalat dengan tubuh penuh tato dan gaya rambut punk rock. Menyanyikan lagu rohani dengan irama RnB. Mereka tak tertarik untuk meributkan keyakinan yang berbeda. Mereka sudah sangat terbiasa dengan perbedaan. Boleh jadi karena di dalam games yang seing dimainkan, mereka terbiasa dengan tokoh dan cerita serta petualangan yang sangat beragam.
Mereka adalah anak globalisasi. Dibesarkan dalam dunia teknologis yang memungkin mereka berkomunikasi dan bercanda serta bermain bersama dengan semua orang di seluruh dunia. Berkomunikasi dengan bahasa games yang universal. Bila dunia kita sebatas kampung halaman. Dunia mereka adalah dunia. Jika tetangga kita adalah seputaran 50 sampai 500 m dari rumah. Tetangga mereka bahkan ada di Alaska. Teknologi informasi memungkinkan mereka main games bersama anak Indian yang tinggal di New Mexico, dan ABG Cina yang mukim di Kecamatan Panchiao atau Kecamatan Taoyuan.
Dalam membangun hubungan kita hanya mengenal pertemanan. Mereka menggunakan istilah jejaring yang jangkuannya seluas bumi. Inilah dunia anak-anak kita.
Lucu dan ironis rasanya jika kita dengan begitu saja menggunakan sistem, norma, dan aturan kita untuk menilai mereka. Karena itu tak usah bingung bila dalam kategori kita, kita katakan kurang ajar, mereka menghayatinya sebagai kreativitas. Kita bilang anarki, mereka sebut kebebasan.
ANAK-ANAK MEMBANGUN DUNIA BAGI MASA DEPAN YANG TAK BAKALAN KITA SAMBANGI.
Nama: Kun Khaerina Hapsari
BalasHapusKelas: P. IPS A 2014
NIM: 4915141047
Anak muda saat ini memang jauh berbeda dengan anak muda jaman dulu. Perubahannya pun sangat signifikan. Anak muda jamansekarang lebih berani mengungkapkan isi hatinya. Contohnya bisa dilihat dengan contoh si belia yang telah diceritakan dalam tulisan ini.
Anak muda jaman dulu akan lebih paham tentang apa itu yang dinamakan bekerja sama, sportifitas dan keakraban melalui permainan tradisional. Beda halnya dengan anak jaman sekarang yang lebih berani egois dan bersikap individualisme. Hal ini terlihat dengan asyiknya anak jaman sekarang dengan gedgetnya dibanding bertegur sapa dengan oranglain.
Anak jaman dulupun jika dinasihati oleh orangtuanya akan menunduk, tetapi lihat apa yang terjadi pada anak jaman sekarang. Mereka lebih berani berargumen dengan orangtuanya bahkan argumen tersebut cenderung kurang sopan. Anak muda jaman sekarang memang sulit untuk dipahami.
Membaca tulisan Bapak saya merasa yang bapak tuliskan di tuliskan ini ada pada diri saya. Jujur saja, saya, bahkan bukan saya saja yang merasa "hidup" di dunia maya. Bekicau di Twitter, nulis statment di Facebook, eksis di Path, update foto di Instagram. Entah dunia bagai teman, yang tak pernah komplen walau sering dunia maya kita sering mengoceh, marah, dan nyindir. Ya, saya bilang begitu memang kenyataannya seperti itu.
BalasHapusSelain itu, di dunia maya kita bisa dapat teman yang nyata. Walau ketemunya lewat dunia maya. Kita menjangkau dunia juga lewat dunia maya. Bahkan mengerjakan tugas saja kadang kita harus lewat dunia maya. Seperti mengirim tugas lewat email.
Bayangkan kalau tidak ada dunia maya. Hidup kita agak terbatas kita tidak tahu apa yang terjadi di luar sana. Cotohnya saya, saya bisa tahu penyanyi luar negeri juga leat dunia maya.
Tapi, kita harus memposisikan diri kita ini antara dunia maya dan nyata. Kita harus menyeimbangkan diri antara hidup yang maya dan yang nyata. Tidak semua harus melalui dunia maya karena kita punya kehidupan yang sesungguhnya yaitu dunia nyata, real, tanpa pura-pura (walau kadang suka pura-pura juga sih) .
Triyani Ambar Sari
P.IPS B 2014
zharatul zanah
BalasHapusP'IPS B 2014
4915142804
Zaman memang telah menciptakan suatu generasi yang berbeda. memberikan suatu pandangan yang mempengaruhi pola pikir. berubah zaman, berarti berubah pemikiran kaum muda. zaman adalah segalanya dalam peradaban.
Orang tua memang harus memahami kondisi ini. Kondisi zaman yang tak lagi sama dengan mereka. Akan tetapi bukan berarti seorang anak selalu ingin dimengerti oleh orang tua mereka. Anak juga harus mengerti orang tua yang memang tidak mengenal zaman kita. Apakah patut jika ada anak yang hanya menuntut hak. Dimanakah tatakrama mereka. Zaman memang telah menjadikan kita generasi yang berbeda, namun kita harus mengerti kondisi orang tua kita yang masih kental dengan adat dan kebudayaan silam. Bukankah memahami orang tua dan menuruti kemauan mereka merupakan salah satu wujud berbakti?
Tatakrama itu perlu bagi setiap generasi, karna terkadang itu mencerminkan keberhasilan dari didikan orang tua. Jangan pernah melukai perasaan orang tua dengan sikap kita. Jadilah generasi yang baik di zaman memang mempengaruhi peradaban suatu generasi tetapi jadikan Al-qur’an dan hadist sebagi tolak ukur kehidupan kita.
Assalamualaikum wr wb.
BalasHapusKita tidak bisa pungkiri bahwa kita hidup di zaman globalisasi. Apa saja dapat dipermudah di zaman sekarang. Sebagai contoh, yang dahulunya kita menulis surat untuk kerabat dan butuh waktu lama untuk sampai kepada si penerima. Namun, apa yang terjadi sekarang? Kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke Pos Surat untuk mengirim surat. Sekarang ada Email yang dapat memudahkan kita mengirim surat kepada siapapun dan kemanapun.
Generasi dari dulu sampai sekarang selalu mengalami perubahan. Mungkin saja faktor era globalisasi yang sudah merubah itu semua. Mulai saja dari gaya hidup, gaya bicara, bahasa dan berpakaian juga. Zaman dulu anak kecil main dengan teman sebaya dan mereka tertawa-tawa riang gembira seakan hidup mereka sangatlah bahagia. Tetapi menurut saya, anak kecil zaman sekarang tidak bisa lepas dari yang namanya “Gadget”. Mereka terlihat asik sendiri dengan Gadget yang berisi banyak permainan yang dapat menghibur mereka. Dan seolah-olah Gadget itulah penganti temannya.
Zaman dulu dan zaman sekarang sangatlah berbeda. Everything Has Changed kalau kata Taylor Swift. Saya pun sebagai anak kelahiran 90-an merasa banyak sekali perubahan yang terjadi. Dan saya berpendapat bahwa kita hidup di zaman teknologi. Teknologi yang dapat memudahkan semua orang. Teknologi yang dapat menjauhkan yang dekat dan juga dapat mendekatkan yang jauh.
Wassalamualaikum wr wb.
Yetty Imayanti
PIPS A
4915141036
Assalamualaikum wr wb.
BalasHapusKita tidak bisa pungkiri bahwa kita hidup di zaman globalisasi. Apa saja dapat dipermudah di zaman sekarang. Sebagai contoh, yang dahulunya kita menulis surat untuk kerabat dan butuh waktu lama untuk sampai kepada si penerima. Namun, apa yang terjadi sekarang? Kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke Pos Surat untuk mengirim surat. Sekarang ada Email yang dapat memudahkan kita mengirim surat kepada siapapun dan kemanapun.
Generasi dari dulu sampai sekarang selalu mengalami perubahan. Mungkin saja faktor era globalisasi yang sudah merubah itu semua. Mulai saja dari gaya hidup, gaya bicara, bahasa dan berpakaian juga. Zaman dulu anak kecil main dengan teman sebaya dan mereka tertawa-tawa riang gembira seakan hidup mereka sangatlah bahagia. Tetapi menurut saya, anak kecil zaman sekarang tidak bisa lepas dari yang namanya “Gadget”. Mereka terlihat asik sendiri dengan Gadget yang berisi banyak permainan yang dapat menghibur mereka. Dan seolah-olah Gadget itulah penganti temannya.
Zaman dulu dan zaman sekarang sangatlah berbeda. Everthing Has Changed kalau kata Taylor Swift. Saya pun sebagai anak kelahiran 90-an merasa banyak sekali perubahan yang terjadi. Dan saya berpendapat bahwa kita hidup di zaman teknologi. Teknologi yang dapat memudahkan semua orang. Teknologi yang dapat menjauhkan yang dekat dan juga dapat mendekatkan yang jauh.
Wassalamualaikum wr wb.
Yetty Imayanti
PIPS A
4915141036
VIDDYANINGSIH
BalasHapus4915141029
P.IPS A 2014
Ass Pak Nusa.
Tulisan yang pak nusa buat tentang kita dan anak-anak kita merupakan sebuah tulisan yang menarik dan mempunyai makna, mengapa menarik ? ya karena pak nusa mengangkat topik yang secara kajian isinya pro terhadap kaum muda , namun masih bersifat netral. Apa yang ditulis oleh pak nusa di tulisan ini memang benar seperti itulah kaum muda terlahir, terbiasa , dan berkembang dengan cara-cara seperti itu.
Tulisan yang dibuat pak nusa pun selain menarik juga mempunyai makna, dikarenakan pada dasarnya kaum muda dan kaum tua harus bisa saling menghargai dan melengkapi serta saling mengingatkan tentang mana hal yang baik , dan mana hal yang buruk, namun ironisnya sekarang dari perbedaan antara kaum muda dan kaum tualah malah timbul suatu konflik.
Rasa saling menghargai pun hilang dan tergantingkan oleh rasa saling tak peduli, rasa melengkapi pun tak dihiraukan dan di gantikan oleh rasa saling menjauh, dan rasa untuk saling mengingatkan tentang baik dan buruknya lenyap begitu saja di gantikan dengan rasa saling menyalahkan, hal-hal yang seperti itulah yang seharusnya ada untuk fenomena tentang kita dan anak-anak kita.
Nama : Sandra Puspita Sari
BalasHapusKelas : P.IPS B 2014
NIM : 4915144094
Assalamu’alaikum wr.wb,
Anak zaman dahulu dan anak zaman sekarang tentu saja berbeda. Perbedaan tersebut sangat kontras sekali. Jika dilihat dari didikan orangtua, anak zaman dahulu lebih mendapatkan didikan yang keras dari orangtuanya sedangkan anak zaman sekarang lebih banyak dimanja oleh orangtuanya. Karena terlalu dimanjakan oleh orangtua, anak zaman sekarang lebih bebas untuk melakukan hal apapun yang menurutnya menyenangkan. Selain didikan dari orangtua, zaman yang semakin modern dengan berbagai teknologi canggih sangat mempengaruhi perubahan yang terjadi dalam diri anak-anak. Contohnya saja banyak remaja bahkan anak dibawah umur yang sibuk dengan gadget, itu adalah contoh sederhana yang terjadi saat ini.
Semakin lama zaman semakin modern. Banyak pemikiran yang melahirkan inovasi baru. Dari pemikiran tersebut terciptalah teknologi yang makin canggih. Semakin lama dunia dibawah pengaruh dari teknologi. Semuanya dikendalikan oleh teknologi. Inilah yang disebut dengan globalisasi. Pengaruh positif dan negatif dari globalisasi sangatlah banyak. Jika kita tidak selektif, kita akan terbawa pada pengaruh yang negatif.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Nama : Sandra Puspita Sari
BalasHapusKelas : P.IPS B 2014
NIM : 4915144094
Assalamu’alaikum wr.wb,
Anak zaman dahulu dan anak zaman sekarang tentu saja berbeda. Perbedaan tersebut sangat kontras sekali. Jika dilihat dari didikan orangtua, anak zaman dahulu lebih mendapatkan didikan yang keras dari orangtuanya sedangkan anak zaman sekarang lebih banyak dimanja oleh orangtuanya. Karena terlalu dimanjakan oleh orangtua, anak zaman sekarang lebih bebas untuk melakukan hal apapun yang menurutnya menyenangkan. Selain didikan dari orangtua, zaman yang semakin modern dengan berbagai teknologi canggih sangat mempengaruhi perubahan yang terjadi dalam diri anak-anak. Contohnya saja banyak remaja bahkan anak dibawah umur yang sibuk dengan gadget, itu adalah contoh sederhana yang terjadi saat ini.
Semakin lama zaman semakin modern. Banyak pemikiran yang melahirkan inovasi baru. Dari pemikiran tersebut terciptalah teknologi yang makin canggih. Semakin lama dunia dibawah pengaruh dari teknologi. Semuanya dikendalikan oleh teknologi. Inilah yang disebut dengan globalisasi. Pengaruh positif dan negatif dari globalisasi sangatlah banyak. Jika kita tidak selektif, kita akan terbawa pada pengaruh yang negatif.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Rizky Marlina
BalasHapus4915141034
P.IPS A
Tulisan Bapak yang berjudul “BELI ANJING: KITA DAN ANAK-ANAK KITA” sangat menarik dan memang realita/nyata pada zaman sekarang. Anak zaman dulu mungkin belum mengenal komputer/laptop, handphone, tablet, ipad dll. Berbeda dengan anak zaman sekarang, yang sudah mengenal komputer/laptop, handphone, tablet, ipad dll. Dunia sekarang beda dengan dunia dulu.
Zaman sekarang mana ada anak kecil maupun dewasa yang mau bermain permainan tradisional seperti congklak, teprok gunung dll yang ada ia main di gadget mereka masing-masing. Anak zaman sekarang jarang ada yang mau makan di pinggir jalan, dia malah milih restoran-restoran yang ada di mall atau KFC/MCD. Anak zaman sekarang tuh berlomba-lomba untuk gaul yang gaulnya banget gitu.
Zaman ke zaman memang mengalami banyak perubahan. Dan pastinya setiap zaman menghasilkan anak generasi baru. Apalagi dengan orang tua yang mendukung, yang memfasilitasi lengkap di rumahnya dan memanjakan anaknya. Kalau minta ini itu diturutin.
Nama : Rayi Asyhada
BalasHapusP. IPS A 2014
4915144090
Kita hidup pada zaman dimana kata anjing lebih kasar dibanding kucing. Padahal anjing adalah hewan setia dan penurut. Beda dengan kucing yang malas dan tidak setia. Seperti kucing kampung yang sering lewat sekitar rumah saya, setiap habis melahirkan selalu hamil lagi entah dengan siapa.
Zaman sekarang tidak asing jika banyak sekali orang yg berkata-kata seperti itu. Miria sih memang, tata bahasa mereka terlalu kasar. Tetapi itu adalah salah satu dampak buruk teknologi.
Sekarang sudah banyak media sosial seperti instagram, path, twitter dan lain-lain. Biasanya kata-kata unik tadi banyak kita dapatkan dari path, instagram, maupun twitter. Jadi sudah sangat tidak asing jika tata bahasa anak zaman sekarang diprihatinkan.
Annisaa Intan S
BalasHapusP.Ips A 2014 / 4915141041
Tidak bisa disamakan anak-anak jaman dulu dengan zaman sekarang. Zaman sekarang zaman yang serba canggih. Banyak remaja zaman sekrang yang bila mendapat masalah atau lagi tidak senang dengan sesuatu mereka akan meng-upload ke sosial medianya. Beda dengan orang zaman dahulu yang bila mendapatkan kesusahan mereka hanya bercerita dengan orang yang mereka percaya atau menulisnya dalam buku.
Dari segi kepribadiannya juga jelas beda. Anak-anak zaman sekarang seolah lebih tidak sopan dalam mengungkapkan sesuatu. Tetapi ada sisi positifnya yaitu mereka jujur dengan apa yang mereka rasakan. Seain itu gaya pertemanan zaman dulu dan sekrang juga beda. Dizaman sekarang banyak istilah yang orang-orang sering menyebutnya teman makan teman (TMT) contohnya teman yang kita kenal baik merebut pacar kita..
Nama : Tiara Rida (4915142800)
BalasHapusKelas : P.IPS B 2014
Saya setuju engan tulisan Bapak, yang intinya anak sekarang ditumbuhkembangkan oleh suasana yang berbeda dengan zaman orang tuanya.Anak sekarang tumbuh diringi oleh teknologi yang semakin berkembang dan menghadirkan 1001 ruang untuk berinteraksi satu dengan yang lain di belahan dunia manapun dengan media sosial seperti facebook, twitter, BBM, whatsapp dan lain-lain. Sementara orang tua tumbuh diiringi oleh pesona permainan yang menumbuhkan kerja sama seperti gala asin.
Anak zaman sekarang ditumbuhkembangkan dalam era reformasi yang memberi kebebasan mengekspresikan diri selagi masih dalam bataskewajaran sehingga ruang gerak tidak terbatas. Sementara orang tua hidup pada masa orde lama dan baru yang otoriter menyebabkan ruang gerak mereka lebih terbatas.
Maka tidak perlu heran apabila sikap dan perilaku anak berbeda dengan orang tua, karena mereka dilahirkan dan dibesarkan pada zaman dan pemerintahan yang berbeda.Di mana menghasilkan produk hukum dan peraturan yang berbeda, yang mendasari perbedaan manusia dua zaman tersebut.
Nama : Tiara Rida (4915142800)
BalasHapusKelas : P.IPS B 2014
Saya setuju dengan tulisan Bapak, yang intinya anak sekarang ditumbuhkembangkan oleh suasana yang berbeda dengan zaman orang tuanya.Anak sekarang tumbuh diringi oleh teknologi yang semakin berkembang dan menghadirkan 1001 ruang untuk berinteraksi satu dengan yang lain dibelahan dunia manapun dengan media social seperti facebook, twitter, BBM, whatsapp dan lain-lain. Sementara orang tua tumbuh diiringi oleh pesona permainan yang menumbuhkan kerjasama seperti gala asin.
Anak zaman sekarang ditumbuhkembangkandalam era reformasi yang member kebebasan mengekspresikan diri selagi masih dalam batas kewajaran sehingga ruang gerak tidak terbatas. Sementara orang tua hidup pada masa orde lama dan baru yang otoriter menyebabkan ruang gerak mereka lebih terbatas.
Maka tidak perlu heran apabila sikap dan perilaku anak berbeda dengan orang tua, karena mereka dilahirkan dan dibesarkan pada zaman dan pemerintahan yang berbeda. Di mana menghasilkan produk hokum dan peraturan yang berbeda, yang mendasari perbedaan manusia dua zaman tersebut.
Nama : Firaas Azizah
BalasHapusKelas : P.IPS A
Kode : 4915141031
Apa yang diungkapkan seseorang, tak jarang mewakili perasaannya sendiri. Kesal ataupun senang seseorang sering kali ia lontarkan kepada orang lain. Namun, kadang perkataannya tak pantas ia ucapkan ataupun di dengar orang lain. Bahkan, anak muda sekarang ini lebih sering melontarkan kata yang sumbernya berasal dari kebun binatang. Entah itu merupakan luapan amarah atau candaan. Bahkan ada anak yang memanggil temannya dengan sebutan “anjing”.
Tidak ada yang bisa disalahkan dengan adanya perbedaan antara anak sekarang dan anak dulu. Sangat segan sekali, jika anak dulu berkata seperti itu. Namun, bagi anak sekarang perkataan seperti itu sudah menjadi kebiasaan. Bukan sesuatu yang diwariskan tapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan bersifat bertahan.
Pantas saja orang tua sering membandingkan anak-anak mereka dengan kehidupan mereka terdahulu. Hukuman fisik masih berlaku bagi orang tua mereka ketika mereka masih kecil dan itu merupakan hal yang harus dituruti. Tapi bagi anak sekarang hukuman fisik merupakan tindakan kekerasan yang patut dibawa ke pengadilan.
Hidupku kini sudah bukanlah seperti sawah yang dibajak oleh kerbau dan membutuhkan waktu lama. Tapi hidupku kini seperti sawah yang dibajak oleh traktor yang merupakan mesin canggih dengan waktu yang singkat. Jadi kehidupan itu bersifat spekulasi, akan berputar sesuai dengan waktu. Tidak akan pernah terulang walaupun jaman silih berganti.
Fitri Rizka Maulia 4915141028
BalasHapusP.IPS A 2014.
Zaman telah berubah seiring dengan berkembangnya teknologi-teknologi yang berkembang dengan pesat dan semakin canggih. Orang-orang kini lebih sibuk dengan dunia dan gadgetnya masing-masing. Para anak remaja masa kini lebih senang mencurahkan perasaannya pada sosial media yang bersifat publik, dibandingkan buku diary yang lebih privasi.
Zaman yang kian berubah membuat perilaku orang-orang dizamannya pun ikut berubah. Saya tidak heran mendengar ada anak remaja yang berbicara sarkas seperti itu, karena saat saya SMP pun bahkan sampai saat ini, masih ada teman di sekeliling saya yang seperti itu, tak dapat dipungkiri saya pun pernah seperti itu di SMP sebelum saya mengalami perubahan di SMA.
Teknologi itu bagai pisau bermata dua. Maksudnya adalah teknologi itu memiliki sisi negatif dan sisi positif. Teknologi akan menjadi positif bila digunakan dengan tepat, sebaliknya akan menjadi negatif bila di salah gunakan. Para remaja saat ini, banyak yang menggunakan teknologi, khususnya di bidang sosial media seacara sembarangan, sehingga perilaku mereka saat ini tidak mencerminkan sosoknya sebagai pelajar. Nakalnya anak zaman sekarang bisa dibilang lebih ekstrim dibanding remaja-remaja tempo dulu, dan bisa jadi akan remaja di zaman yang akan datang akan lebih ekstrim lagi kenakalannya. Maka sebagai calon pendidik kita harus memahami konsep yang mereka miliki, dan lebih memahami kondisi mereka, serta lebih ketat dalam melakukan pengawasan.
Kita sebagai calon ppendidik bukan hanya memberi mereka materi-materi pelajaran, tetapi juga harus bisa mendidik agar karakter mereka lebih baik.
Nama : Dwi Putri Yulianti
BalasHapusKelas : P.IPS B 2014
Membaca ucapan belia 17 tahun seperti itu sangatlah lucu. Saya sering melihat meme comic yang menggunakan kata kata seperti ucapan belia itu. Meme comic saat ini sangat fenomenal di sosial media. Meme comic merupakan kata-kata yang dijadikan sebuah gambar seperti komik. Terkadang kata-kata yang berada dalam meme comic itu sesuai dengan gambaran hati para anak-anak. Maka itu, meme comic pada zaman sekarang digemari dan sering dibuat oleh para anak-anak yang sifatnya hanya untuk lelucon.
Melihat fenomena diatas sangat terlihat nyata perbedaan tumbuh kembang seorang anak disetiap zamannya. Setiap manusia pasti pernah merasakan menjadi seorang anak-anak. Menjadi sosok anak-anak sangatlah menyenangkan. Mereka dapat tumbuh kembang dengan bebas dan bermain dengan sesuka hati mereka. Mereka dapat bebas berlari menangkap kawannya saat bermain benteng. Mereka bisa merasakan tawa saat berhasil menemukan kawannya yang sedang mengumpat. Tetapi hal-hal seperti itu sudah jarang terjadi di zaman sekarang.
Di era globalisasi ini tumbuh kembang anak dan cara bermain mereka sudah sangat modern. Mereka berkembang dengan cara individualisme. Kebanyakan dari mereka bermain hanya di dalam ruangan. Mereka bergaul dengan cara menatap layar komputer. Mencari pertemanan di sosial media seperti facebook, twitter, path, dan instagram.
Dari fenomena dan perbedaan seperti hal diatas dapat dijadikan pembelajaran bagi orangtua. Orangtua bisa melihat bahwa perbedaan saat mereka kecil dan pada saat anak-anaknya rasakan saat ini sangatlah berbeda. Orangtua tidak begitu saja menilai atau menjudge anak-anak mereka dengan aturan-aturan yang pernah mereka alami dulu, karena setiap zaman pasti berbeda dan zaman terus saja berputar seperti roda.
Nama : Dwi Putri Yulianti
BalasHapusKelas : P.IPS B 2014
Membaca ucapan belia 17 tahun seperti itu sangatlah lucu. Saya sering melihat meme comic yang menggunakan kata kata seperti ucapan belia itu. Meme comic saat ini sangat fenomenal di sosial media. Meme comic merupakan kata-kata yang dijadikan sebuah gambar seperti komik. Terkadang kata-kata yang berada dalam meme comic itu sesuai dengan gambaran hati para anak-anak. Maka itu, meme comic pada zaman sekarang digemari dan sering dibuat oleh para anak-anak yang sifatnya hanya untuk lelucon.
Melihat fenomena diatas sangat terlihat nyata perbedaan tumbuh kembang seorang anak disetiap zamannya. Setiap manusia pasti pernah merasakan menjadi seorang anak-anak. Menjadi sosok anak-anak sangatlah menyenangkan. Mereka dapat tumbuh kembang dengan bebas dan bermain dengan sesuka hati mereka. Mereka dapat bebas berlari menangkap kawannya saat bermain benteng. Mereka bisa merasakan tawa saat berhasil menemukan kawannya yang sedang mengumpat. Tetapi hal-hal seperti itu sudah jarang terjadi di zaman sekarang.
Di era globalisasi ini tumbuh kembang anak dan cara bermain mereka sudah sangat modern. Mereka berkembang dengan cara individualisme. Kebanyakan dari mereka bermain hanya di dalam ruangan. Mereka bergaul dengan cara menatap layar komputer. Mencari pertemanan di sosial media seperti facebook, twitter, path, dan instagram.
Dari fenomena dan perbedaan seperti hal diatas dapat dijadikan pembelajaran bagi orangtua. Orangtua bisa melihat bahwa perbedaan saat mereka kecil dan pada saat anak-anaknya rasakan saat ini sangatlah berbeda. Orangtua tidak begitu saja menilai atau menjudge anak-anak mereka dengan aturan-aturan yang pernah mereka alami dulu, karena setiap zaman pasti berbeda dan zaman terus saja berputar seperti roda.
Adetya Lestari
BalasHapusP.IPS A 2014
Dunia sekarang memang sudah dikatakan sangat berbeda, sesungguhnya jika teman sejati tidak akan mengabaikan dan menghianati dari belakang karena teman sejati itu selalu bersama dan ada setiap senang ataupun duka. Wajar saja jika dia berkata yang tidak lazim tersebut.
Sekarang dunia sudah dikuasai oleh dunia internet atau dunia maya itu lah salah satu faktor penyebab usia dini berkata kasar, mereka tidak memandang di masa lalu apa yang harus dilakukan pada usia dini, namun semua itu hanya lah dianggap tidak asik dan tidak penting baginya. Padahal dalam permainan dimasa lalu sangat mengasikan, ramai dan kebersamaan yang cukup tinggi ketika kita bermain pentang umpet.
Untuk itu sebagai orang yang lebih dewasa melakukan observisasi dan memberikan sejarah tentang masa lalu bagaimana diusia dini melakukan aktivitas sesungguhnya yang akan dilakukan bukan yang dilakukan saat ini seperti orang dewasa atau remaja.
Nama : Tiara Rida (4915142800)
BalasHapusKelas : P.IPS B 2014
Saya setuju dengan tulisan Bapak, yang intinya anak sekarang ditumbuhkembangkan oleh suasana yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Anak sekarang tumbuh diringi oleh teknologi yang semakin berkembang dan menghadirkan 1001 ruang untuk berinteraksi satu dengan yang lain dibelahan dunia manapun dengan media sosial seperti facebook, twitter, BBM, whatsapp dan lain-lain. Sementara orang tua tumbuh diiringi oleh pesona permainan yang menumbuhkan kerjasama seperti gala asin.
Anak zaman sekarang ditumbuhkembangkan dalam era reformasi yang memberi kebebasan mengekspresikan diri selagi masih dalam batas kewajaran sehingga ruang gerak tidak terbatas. Sementara orang tua hidup pada masa orde lama dan baru yang otoriter menyebabkan ruang gerak mereka lebih terbatas.
Maka tidak perlu heran apabila sikap dan perilaku anak berbeda dengan orang tua, karena mereka dilahirkan dan dibesarkan pada zaman dan pemerintahan yang berbeda. Di mana menghasilkan produk hukum dan peraturan yang berbeda, yang mendasari perbedaan manusia dua zaman tersebut.