Rabu, 19 Desember 2012

SPONGE BOB TAK BISA BOBOK



Sponge Bob tak bisa bobok karena lampu di ruang tidurnya terlalu terang. Ia mematikan lampu agar bisa bobok, tetapi ia malah menjadi ketakutan di dalam kegelapan, Sponge Bob takut gelap. Akhirnya ditemukan solusi, pasang lampu tidur yang temaram, tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang. Namun, saat lampu tidur dihidupkan di kamar tidur, ada kegelapan di kamar mandi. Sponge Bob sungguh terganggu dengan kegelapan. Akhirnya semua tempat dan sudut di kediaman Sponge Bob diterangi lampu tidur. Akibatnya rumah Sponge Bob menjadi terang benderang di malam hari. Saat itulah Sponge Bob sadar. Persoalnnya bukanlah kegelapan yang ada di sekitar kita, di luar diri kita, yang acapkali menyembulkan ketakutan. Persoalan pokoknya ialah: ADA KEGELAPAN DI DALAM DIRI KITA!

Semua orang, tanpa kecuali, menyembunyikan kegelapan dalam dirinya. Ada  gradasi dalam kegelapan itu, mulai dari temaram, kelam, sampai gelap gulita. Mengapa mesti ada kegelapan dalam diri?

Karena pada hakikatnya, kita adalah manusia yang tak sempurna dan tak akan pernah sempuran. Manusia adalah makhluk yang terluka, bahkan sarat kecacatan. Manusia adalah makhluk yang jatuh, jatuh terjerembab karena kebebasan dan keberaniannya.

Adam mengunyah, menggerogoti dan melahap buah terlarang, menelannya dengan nikmat. Adam hendak tunjukkan, peraturan dibuat ya untuk dilangar. Ini bukti, dalam kebebasan melekat resiko, dan Adam berani mengambil resiko itu. Karena ada kenikmatan dalam kebebasan. Kenikmatan menjadi manusia yang sadar, sadar akan dirinya, akan keberadaannya. Meskipun padamulanya kesadaran itu mengejuthentakkan, karena membuatnya telanjang bulat di hadapan Tuhan, semesta dan orang lain. Ini mengisyaratkan, kesadaran dan keberadaanku selalu berarti ada bersama orang lain, bersama yang lain. Orang lain bisa jadi mitra, juga bisa jadi neraka.

Inilah resiko kebebasan, dilemma pilihan. Sponge Bob juga rasakan itu. Memilih lampu, lampu tidur atau kegelapan. Lampu membuatnya silau dan tak bisa bobok, lampu tidur yang temaram memberinya ketenangan sekejab dan bayangan ketakutan akan gelap, kegelapan membangkitkan rasa takut yang sesungguhnya. Namun justru membangkitkan fajar pencerahan tentang kegelapan dalam diri sendiri.

Menjalani hidup sebagai manusia mengharuskan untuk memilih, meskipun mengandung resiko. Sebab pilihan adalah tanda dan ukuran kebebasan. Kebebasan adalah hakikat manusia. Manusia yang tak bebas, manusia yang tak brani gunakan kebebasannya, sebenarnya bukanlah manusia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd