Sabtu, 04 Januari 2014

CINTA ADALAH KEHADIRAN

Cinta itu aneh dan misterius. Jangan pernah mencoba mencari landasan dan alasan rasional mengapa Anda jatuh cinta. Semakin Anda cari, percayalah Anda akan mentok pada irrasionalitas. Karena itu jangan kaget bila melihat ada wanita mencintai pria yang sering membohongi dan mengejaminya. Juga tidak usah bingung menyaksikan lelaki yang cinta mati-matian pada wanita yang sering menghina dan memorotinya. Cinta memang kerap kali melawan dan mengalahkan akal sehat. Itulah sebabnya dulu sering kita dengar ungkapan, bila cinta sudah melekat tahi gigi terasa coklat. Padahal tahi gigi rasa strawberi.

Ada orang yang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Padahal sama sekali tidak pernah kenal sebelumnya. Ada pula  yang putus sambung berpuluh kali. Banyak cerita cinta yang bersemi kembali setelah berpisah puluhan tahun dan masing-masing telah memiliki anak, bahkan cucu. Ada juga orang yang bunuh diri karena cinta. Cinta memang luar biasa.

Cinta seringkali mirip mencret yang menyerang. Siapa pun tak akan mampu menahannya. Kadang cinta kayak rasa kantuk yang tak tertahankan, dan kita hanya bisa pasrah menyerah padanya. Kerap juga cinta bagai angin puting beliung, datang tiba-tiba, memberi kesan yang sangat kuat dan meninggalkan puing kehancuran. Ada kalanya cinta bagai gelombang laut yang menggeluti pantai, datang dan pergi berulang-ulang meninggalkan bekas permanen yang tak bisa hilang. Cinta kadang seperti matahari, setia selalu, terbit setiap hari, menghangatkan dan menerangi hati, membangkitkan asa akan kehadirannya sepanjang waktu. Ya.....cinta adalah kekuatan penuh pesona yang membikin mabok siapa pun yang dilandanya.

Pertanyaan fundamental terkait cinta adalah apakah yang membuat cinta memiliki kekutan begitu dahsyat? Mungkin, karena cinta menyadarkan kita apa artinya menjadi manusia. Rasanya kita belum pernah mendengar cerita cinta di antara malaikat dan iblis. Cinta menjawil kesadaran kita bahwa hakikinya manusia tak dapat hidup normal sendirian. Manusia butuh manusia lain untuk berbagi kebahagiaan dan nestapa.  Kesendirian, apalagi dalam jangka panjang, sangat potensial mendorong manusia hanyut dalam sunyi dan kegilaan.

Tatkala terlekat dengan orang lain karena kimia cinta, kita sungguh menjadi makhluk yang terbuka dan menerima. Memiliki kekuatan untuk peduli dan berbagi. Terbuka untuk melihat diri sendiri dengan lebih intens, sebab ada pasangan yang berfungsi sebagai cermin. Kita menjadi lebih 'ngeh' atau sadar akan seluruh ceruk, palung, dan labirin yang ngendon di dalam diri. Sadar akan seluruh warna-warni karakter sendiri. Seringkali melalui pasangan yang dicintai, kita dihenyakkan oleh kenyataan betapa keras hati kita, betapa egois kita. Kekuatan cinta
sungguh mampu memaksa kita untuk melakukan perjalanan ke dalam diri. Melihat dan mengakui betapa rentan kita sebagai manusia. Cinta bagai pisau bedah yang memampukan kita untuk mengurai seluruh anatomi diri sendiri, sehingga dapat memahami secara lebih mendalam plus minus diri sendiri.

Bersamaan dengan itu, cinta menyingsingkan kesadaran akan pentingnya sesama. Cinta menegaskan, aku hanya bermakna dalam interaksi dengan kamu dalam konteks kita dan kami. Cinta memberikan makna yang berbeda dalam penghayatan kita tentang kekitaan. Bukan penghayatan seperti yang biasa kita rasakan saat berada bersama di halte atau bis kota. Cinta memekarkan kekitaan yang hangat, empatis, bermakna dalam romansa kasih, dalam balutan keinginan untuk peduli dan berbagi. Cinta mengisi kekitaan dengan rasa kangen, kehangatan hati, dan keindahan dalam kebersamaan.

Cinta sungguh membangun kesadaran kita akan kebermaknaan orang yang dicintai, meski dipisahkan oleh jarak. Bahkan saat maut menceraiputuskan kita. Itulah kekuatan cinta. Selalu membuat kita terjaga akan kehadiran orang yang dicintai. Rasa kehadiran itu membuat kita sungguh merasakan betapa bermaknanya keberadaan kita. Bahwa kita tidak sendirian dan tak pernah dibiarkan sendiri.

Cinta menegaskan bahwa kita adalah makhluk intensional. Mengarah ke luar, tapi tak pernah kehilangan diri sendiri. Menerima kehadiran sesama untuk saling melengkapi. Inilah maknanya menjadi manusia yang sadar akan diri sendiri, tapi tak pernah tenggelam ke dalam jurang ego, menyelamatkan kita dari solitaritas, Cinta mempertahankan dan memperkuat sosialitas kita dalam terang kesadaran tentang pentingnya kemandiran sebagai manusia. Kemandirian yang bebas dari racun egoisme.

Cinta dapat mecerahkan bathin yang mendorong kita melihat sisi baik semua hal. Cinta juga menyediakan celah pada hati sehingga kita selalu mahfum dan memahami segala sisi buruk segala hal. Cinta sungguh mampu menciptakan keseimbangan dalam cara kita menilai dan memutuskan. Ya....cinta bagai samodra yang menyimpan semua kekayaan.

CINTA SUNGGUH MERUPAKAN KEKUATAN LUAR BIASA YANG MENJADIKAN KITA MANUSIA YANG MANUSIAWI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd