Minggu, 16 Februari 2014

BERLIBUR ADALAH BELAJAR

Perjalanan sangat jauh. Sudah sangat dekat ke Kutub Utara. Musim salju pula, indah dan menyenangkan, meski setiap hari diremes rasa dingin sampai ke tulang. Ditambah lagi rasa lapar yang sering terasa gerogoti usus. Dan sendi-sendi yang kerap terasa kaku sekaligus nyeri. Beberapa teman malah mengalami mimisan, keluar darah seger dari hidung. Boleh jadi karena sangat dingin.

Pergi ke tempat sejauh ini sudah merupakan pembelajaran yang luar biasa. Belajar dengan cara mengalami sendiri. Apakah ada yang lebih baik dibandingkan cara belajar seperti ini? Mengalami bagaimana dingin musim salju merambat, menusuk menikam daging dan tulang. Menyaksikan bagaimana orang-orang membuat persiapan menghadapi musim salju yang panjang. Pada hakikatnya belajar tentang cara hidup, pola berfikir, dan seluruh dimensi kebudayaan bangsa lain dengan nyemplung dalam kehidupan mereka.

Dapat dipastikan cara ini lebih baik dari membaca ratusan buku, bahkan bisa jadi bahan penulisan buku. Cara belajar seperti ini tidak hanya melekat dalam ingatan, namun melibatkan seluruh kemanusiaan kita. Di sini berlaku hukum memahami adalah mengalami. Cara ini memungkinkan membangun penghayatan empatis tetang budaya dan orang lain yang sungguh sangat berbeda dengan kita. Bila hanya membaca buku, sulit menumbuhkan dan menajamkan empati ini.

Tampaknya tuan rumah yang menyelenggarakan program inipun menyadari bahwa cara belajar yang paling baik bukanlah mendengarkan ahli berbicara, tetapi masuk dalam realitas yang sesungguhnya, bermuka-muka dengan manusia, fakta, dan peristiwa. Jadi, tidak banyak waktu yang dihabiskan untuk mendengarkan. Bila ketemu para ahli kita berdiskusi. Selanjutnya adalah jalan-jalan. Banyak berjalan, banyak yang dilihat, dialami, dihayati, dan ditanyakan, lalu jawab sendiri melalui eksplorasi.

Kami dibawa ke tempat penampungan pengungsi dan para pencari suaka. Bertemu langsung dengan mereka yang ditampung dari berbagai negara, terutama Afrika dan Timur Tengah. Kepada kami diperlihatkan apa maknanya menghargai dan menghormati manusia. Kami jadi sangat mengerti, Swedia dan negara-negara Skandinavia tidak hanya menerima pelarian Gerakan Aceh Merdeka. Menerima dan menjaga keselamatan para pelarian politik dan pencari suaka dari mana pun adalah indikator penting dalam menegakkan hak asasi manusia. Para pengungsi dan pencari suaka sungguh mendapatkan pelayanan terbaik sampai pada penyediaan pendidikan, pelatihan kerja dan penempatan untuk bekerja. Mereka yang masih anak-anak mendapatkan layanan pendidikan sebagaimana layaknya anak-anak mereka sendiri sebagai tuan rumah. Anak-anak, siapa pun orang tuanya, dari mana pun ia datang, memiliki hak untuk menikmati pendidikan bagi tumbuh kembangnya. Tentu penyelenggaraan pendidikan bagi anak pengungsi tidaklah mudah, juga membutuhkan dana besar terkait dengan pengadaan guru yang mesti bisa berbahasa anak-anak itu dan mengenal budayanya. Meskipun mendapat pendidikan di Swedia, anak-anak itu harus tetap berakar pada budayanya.

Dengan beberapa teman, aku minta dibawa melihat penyelanggaraan pendidikan anak prasekolah atau pendidikan anak usia dini ( PAUD). Sangat menarik, tempat belajarnya sungguh dirancang sebagai tempat bermain. Fasilitas dan  suasananya sungguh hanya untuk bermain. Di sini tampaknya yang dikembangkan bukan model bermain sambil belajar, atau belajar sambil bermain, tetapi bermain sama dengan belajar. Anak-anak sampai umur enam tahun di sini, sebab usia masuk sekolah dasar adalah tujuh tahun.

Dengan bermain, anak-anak itu belajar segala keterampilan yaitu keterampilan berfikir, bersosialisasi, eksplorasi pengetahuan, dan bealajar cara belajar yang benar. Bagusnya anak-anak sungguh diberi kebebasan penuh untuk memilih mainan dan permainan. Tak ada salahnya kan anak perempuan memilih mobil-mobilan dan merasa dirinya pembalab, atau anak lelaki memilih masak-memasak, dan merawat boneka?

Dalam penglihatanku, mainan dan permainan yang dinikmati anak-anak tersebut, baik yang di luar maupun di dalam ruangan memang dengan sengaja dan bertujuan untuk menumbuhkembangkan sejumlah keterampilan yang bersifat integratif-holistik. Misalnya ada permainan yang sekaligus menanamkan sikap kooperatif dan kompetitif. Dimensi fisik dan psikis, emosi dan nalar sama-sama dikembangkan. Ruang dan tempat sangat luas yang disediakan untuk menampilkan karya dan ekspresi anak-anak itu menegaskan bahwa ekspresi diri dan hak mengemukakan pendapat dan perasaan sangat didorong dan dihargai.

Aku memang sengaja meminta berkunjung ke tempat pendidikan anak prasekolah, karena aku sedang mengembangkan pendidikan anak prasekolah di berbagai daerah kumuh di Jakarta. Aku sudah membaca banyak aturan, program, dan penjelasan dari kementrian pendidikan. Kesanku pendekatannya agak kurang cocok dengan tumbuh kembang anak, dan kurang memperhitungkan ciri budaya keindonesiaan. Dasar-dasar teorinya sangat berorientasi barat . Itulah sebabnya penting bagiku mendapatkan pengalaman langsung melihat pendidkan anak prasekolah dalam praktik nyata di dunia barat.

Tampaknya di Swedia, pendekatan dan praktiknya lebih manusiawi, berakar budaya mereka sendiri, dan mempersiapkan anak-anak itu untuk hidup pada masa depan. Pembentukan kebiasaan, perilaku, dan sikap yang baik, bermanfaat, dan bermakna dalam masyarakat mereka lebih diutamakan. Benar-benar pengalaman yang sangat berharga bagiku.

Kami diajak jalan-jalan ke penjara. Kesan pertama adalah kami tidak mengira gedung yang didatangi adalah penjara. Bentuknya seperti kebanyakan gedung lain, juga sangat bersih dan terawat. Begitu melewati gerbang kita berada di lobby, kesannya seperti lobby kantor. Tak ada kesan sama sekali ini penjara. Kesan penjara baru kelihatan saat kami memasuki pintu kedua setelah gerbang masuk ke gedung, dan melewati lobby.

Rupanya keamanannya bersifat maksimum. Kami menjalani pemeriksaan standar, kemudian memasuki sebuah ruang yang khusus untuk para tamu seperti kami. Ada penjelasan dari kepala penjara yang berpakaian rapih layaknya direktur bank. Dalam paparannya ditampilkan sorotan cctv ke berbagai bagian penjara. Dari hasil sorotan itu kesan utamanya adalah rapi, tertata, bersih dan nyaman. Kami bertanya di antara sesama, ini penjara apa hotel?

Kepala penjara tegaskan, mereka di sini karena tersangkut berbagai kejahatan. Mereka harus menjalani hukuman karena kejahatannya itu. Tetapi, hak asasi  mereka sebagai manusia tidak boleh diabaikan apalagi dilanggar. Kami kemudian dibawa berkeliling. Ke perpustakaan yang nyaman dan lengkap bukunya. Rupanya banyak yang sedang kuliah dengan bantuan internet. Ada yang sedang mengikuti program S3. Ke ruang kerja, ada beberapa sesuai keterampilan. Tahanan mendapatkan bagian uang dari hasil pekerjaannya.

Pengelola penjara melakukan kerja sama dengan berbagai fihak untuk mendapatkan pekerjaan dan menjual hasil-hasil pekerjaan para tahanan. Ke dapur yang banyak makanan dan para tahanan bebas mengambil makanan. ke kamar tahanan yang rapih dan bersih, ke tempat olah raga, bermain musik, dan kamar asmara. Kamar asmara merupakan bagian dari pemenuhan hak para tahanan untuk menikmati kebutuhan biologisnya.Kami juga berbincang dengan sejumlah tahanan, mereka ramah dan terbuka. Banyak imigran yang menghuni penjara ini. Pada umumnya mereka terlibat kejahatan perampokan, pencurian, dan pelecehan seksual.

Inilah realitas penjara di negara yang makmur kaya raya dan penduduknya tidak seberapa, lebih kurang sama dengan penduduk Jakarta pada malam hari. Penjara ditata menjadi tempat yang memberi orang hukuman sesuai kejahatannya, namun tetap dijaga dan dihormati hak asasinya, tentu sesuai ketentuan dan hukum yang berlaku. Penjara memberi mereka kesempatan untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Di negara ini penghargaan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia memang diujudnyatakan dalam praktik hidup sehari-hari, di tempat pendidikan,di jalanan, di pusat perbelanjaan, di penampungan pengunsi, dan di penjara. Hak asasi memang baru bermakna jika diujudnyatakan dalam realitas kehidupan. Bukan sekadar jadi asesoris dalam undang-undang dasar, bahan penataran kuliah, dan kata kunci penting dalam debat menjelang pemilu. Juga bukan menjadi komoditi yang dijual belikan oleh berbagai kelompok masyarakat.

Kami juga bertemu dengan sejumlah aktivis hak asasi manusia yang pernah bekerja dalam misi kemanusiaan di berbagai negara yang terlibat konflik, terutama di Afrika. Yang mencengangkan adalah sebagian besar mereka masih berusia sangat muda. Mencengankan karena mereka bersedia pergi ke wilayah yang mengalami peperangan antarsuku yang sangat kejam dan banyak memakan korban, tingkat resikonya sangat tinggi. Ada anak muda yang pernah bekerja di Afghanistas dan Irak.

Ada yang sangat menarik, seorang anak muda yang pernah bertugas di Myanmar dan Kamboja bertanya, mengapa mata pelajaran di sekolah dasar di Indonesia sangat banyak dan padat? Menurut dia beban itu justru akan mengganggu tumbuhkembang anak dan merupakan bentuk pelanggaran  hak asasi. Dia sangat prihatin dengan keadaan tersebut. Dia bisa tunjukkan contoh beberapa pelajaran.

Rupanya mereka pernah lakukan perbandingan kurikulum beberapa negara di Asia Tenggara. Tentulah kami sangat mengapresiasi anak muda ini. Anak semuda ini, mungkin umurnya baru dua puluhan, memiliki perhatian yang sangat besar pada pendidikan kita. Belum tentu anak muda kita melakukan hal yang sama.

Aku berfikir, salah satu cara untuk mengetahui seberapa padat dan berat mata pelajaran siswa sekolah dasar adalah menghitung berapa banyak konsep yang harus mereka fahami dalam tiap mata pelajaran. Harus ada indikator yang jelas berapa sebenarnya jumlah yang wajar untuk tiap tingkat.

Mengapa yang dihutung konsep? Sebab setiap konsep harus dijelaskan, diberi contoh dan penerapannya. Bila jumlahnya terlalu banyak, pastilah akan menjadi beban bagi anak-anak kita. Jadi, jangan mempersoalkan seberapa tebal dan berat buku yang anak-anak itu bawa ke sekolah. Itu kan cuma beban fisik. Tentu saja tidak baik memberi anak-anak itu beban psikis dan fisik. Anak-anak itu mestinya diberi tantangan yang terukur. Bukan beban, berlebihan lagi.

Kami jalan-jalan ke Stockholm, ibukota Swedia, dengan kereta api. Perjalanan yang sangat menarik karena salju turun mulai lebat lagi. Pelajaran pertama yang didapat adalah, kereta api sangat bersih, tertata dan rapi, stasiunnya bersih dan terkelola dengan baik, dan kereta api berangkat tepat waktu. Perjalanan terasa indah karena merupakan pengalaman baru.

Sepanjang jalan salju menutupi daratan dan apa saja. Rumah-rumah dengan salju di atapnya, pohon yang dihiasi salju, mobil yang diselimuti salju. Dan jembatan yang dihiasi salju. Kami tidak pernah bertemu dengan persimpangan yang mempertemukan jalan kereta dan jalan kendaraan lain. Rupanya lintasan kereta api ini sudah dirancang tidak bersua dengan kendaraan apa pun. Di gerbong paling belakang disediakan tempat khusus yang dirancang untuk tempat bermain anak-anak, lengkap dengan mainannya. Semuanya tertata rapih. Karena tidak ada anak-anak, beberapa dari kami bermain-main di situ. Bisa jadi karena masa kecilnya gak ngalami main dengan permainan bagus kayak gini.

Ketersediaan Fasilitas bermain bagi anak-anak yang mengambil tempat satu gerbong sangat menarik perhatian. Bagaimanapun, tempat ini secara ekonomis bisa mengurangi keuntungan pengelola kereta api. Sebab mengurangi kursi yang bisa dijual. Bisa jadi, tempat ini dikompensasi dalam ongkos yang dibayar para penumpang yang memanfaatkan jasa kereta api ini. Apa pun yang menjadi polanya, satu hak menjadi sangat tegas yaitu, pemerintah dan masyarakat Swedia memberikan perhatian sangat khusus bagi anak-anak dan pengasuhannya. Di Lund kami juga melihat banyak fasilitas yang bisa digunakan anak-anak bersama ibunya secara gratis. Mereka sepenuhnya sadar keberadaan dan kebertahanan negara bangsa mereka pada masa depan ada pada anak-anaknya. Itulah sebabnya anak-anak itu harus mendapatkan yang terbaik. Di Swedia ada kebijakan, orang tua yang memiliki anak boleh cuti bergantian untuk pengasuhan anak bila keduanya bekerja. Swedia tampaknya surga bagi anak-anak.

Kereta api tiba tepat waktu. Stasiun kereta api Stockholm moderen, sangat tertata dan bersih. Toiletnya juga sangat bersih. Bila toilet dikelola dengan baik, rapih dan bersih, biasanya yang selain toilet dapat dipastikan juga rapih dan bersih. Negara-negara Skandinavia menurut survey Transparansi Internasional merupakan negara-negara yang paling bersih dari korupsi dari tahun ke tahun. Peringkatnya ada pada peringkat satu sampai empat negara paling bersih dari korupsi pada tingkat dunia. Toilet memang bisa menunjukkan siapa kita dan bangsa kita. Wajar bila negara-negara Skandinavia merupakan negara paling makmur di dunia, karena mereka bersih. Bebas dari korupsi.

Aku berhipotesis bahwa kebersihan toilet di negara-negara-Skandinavia ini merupakan cermin yang sangat nyata dari kesadaran yang lebih dalam. Tapaknya mereka sangat meyadari kebersihan dalam segala hal terutama dalam tatakelola masyarakat dan negara merupakan strategi terbaik agar negara mereka menjadi makmur, kaya raya, dan tertata.

Mereka sepenuhnya sadar kebersihan yang diujudnyatakan dalam semua segi kehidupan adalah  keniscayaan untuk mendapatkan dan merasakan kehidupan yang baik dan menyenangkan dalam kemakmuran. Dalam konteks itulah dapat dijelaskan mengapa mereka bersih dari korupsi. Korupsi berakar dari kekotoran hati dan fikiran, dan dapat terlaksana karena sistem kemasyarakatan dan kenegaraan juga ditandai kekumuhan. Dalam kondisi seperti itu korupsi menjadi subur, dan berkembang menjadi tradisi dan budaya. Itu artinya korupsi adalah tampak luar dari kegagalan kita dalam pendidikan dan membangun sistem kemasyarakatan, serta kenegaraan yang baik dan benar.

Kami langsung naik bus. Stockholm sangat berbeda dengan Lund. Tampak betul bahwa ini sebuah kota yang ramai dan sibuk. Bus sengaja berjalan lambat dan berkeliling kota. Kami dibawa melakukan perjalanan wisata mengelilingi Stockholm. Agar mendapatkan gambaran tentang indahnya berikut ditampilkan sebuah cuplikan dari catatan Perhimpunan Pelajar Indonesia Swedia.

Stockholm dibangun di atas 14 pulau besar yang terletak di antara aliran Danau Mälaren ke Laut Baltik, membentuk Stockholm Archipelago (kumpulan pulau kecil Stockholm) - pemandangan laut unik terdiri dari lebih dari 24.000 pulau.

Stockholm dibangun di atas 14 pulau besar yang terletak di antara aliran Danau Mälaren ke Laut Baltik, membentuk Stockholm Archipelago (kumpulan pulau kecil Stockholm) - pemandangan laut unik terdiri dari lebih dari 24.000 pulau. Gamla Stan (Old Town) dan Riddarholmen adalah dua pulau tua yang di jaga kelestariannnya sebagai kota tua abad pertengahan di Utara Eropa terbesar dari abad ke-13. Di Gamla Stan berdiri bangunan Royal Palace (istana terbesar di Eropa Utara), beberapa gereja tua  (salah satunya tempat pernikahan Putri Victoria dan Pangeran Daniel), jalan batu dan gang senggol Eropa abad pertengahan, di kelilingi limpahan toko, restoran, bar dan kafe.

Distrik tengah Norrmalm, Södermalm dan Kungsholmen penuh dengan bangunan dari abad 18 hingga awal abad 20 , bangunan baru dan modern dibangun agak di pinggir. Lingkaran arsitektur berdasarkan tahun mudah untuk dikenali, walaupun begitu Stockholm keseluruhan membawa campuran menarik antara bangunan baru dengan sejarah, arsitektur asli dan modern, menciptakan tekstur karakter tersendiri dan pesona yang unik.

Mungkin melebihi kota lain seukurannya, kesitimewaan Stockholm adalah pesona keindahan alamnya, kesejukan aliran sungai dan keasrian tamannya.  Di utara, selatan, timur dan barat sejauh mata memandang selalu ada danau laut dan hutan. Bahkan pusat kota diselingi dengan rajutan sungai, taman, hutan kecil yang dapat ditapak, penuh dengan tempat bersejarah dan atraksi pertunjukkan.(sumber PPI Swedia)

Stockholm adalah anyaman beragam corak perkembangan Eropa dari abad ke abad yang dipelihara dan terus dikembangkan. Paduan bangunan lama yang mewakili kelampauan dan gedung-gedung moderen tertata dengan sangat elok dan eksotis. Semakin indah karena salju menghiasi bangunan bagai bingkai dengan ukiran alam, meliuk-liuk di atap dan dinding-dinding. Menempel indah pada jendela dan pepohonan.

Kami menginap di Hotel Elit di pusat kota. Hotel yang merupakan bangunan tua, namun disain interior dan peralatannya sangat moderen. Di kamar mandi, disediakan fasilitas mandi uap dengan peralatan serba otomatis. Rupanya kami harus segera berangkat ke gedung parlemen. Tidak jauh dari hotel. Kami berjalan kaki ke sana, menikmati keindahan kota yang ramai namun tertib, rapi dan sangat bersih. Kami sungguh sulit menemukan sampah berserakan di manapun. Kami benar-benar mengalami kota ini merupakan syurga bagi pejalan kaki.

Semua jalur pejalan kaki tampaknya memang dirancang sekaligus memenuhi persyaratan aman, menyenangkan, bersih, dan indah. Rancangan itu juga sangat memperhitungkan letak tempat duduk yang bisa dinikmati setiap orang yang ingin rehat dan berbincang-bincang. Benar-benar pemandangan yang indah melihat orang berseliweran dan di antaranya ada yang duduk berbincang. Di beberapa lokasi, tempat duduk ini bersinergi dengan cafe kecil yang menyediakan makanan. Tatakota yang sungguh memperhatikan kenyamanan dan keamanan manusianya.

Gedung Parlemen merupakan paduan indah gedung tua dan bangunan moderen yang dikonstruksi menjadi sangat elok. Siapa pun boleh masuk setelah melewati pemeriksaan keamanan yang ketat. Kami dibawa berkeliling ke semua bagian. Ada tempat khusus warga yang mau melihat sidang yang sedang berlangsung. Kami bertemu dengan sejumlah anggota parlemen untuk berdiskusi tentang sistem ketatanegaraan dan demokrasi Swedia. Tampaknya mereka tertarik mendengarkan penjelasan tentang sistem ketatatanegaraan dan demokrasi kita. Kita berdiskusi dalam suasana yang hangat.

Selesai acara ke parlemen, kami dibebaskan untuk ke mana saja kami mau. Kami manfaatkan sisa waktu sampai malam untuk berjalan-jalan di pusat kota. Menikmati suasana kota yang sangat menyenangkan bagi pejalan kaki. Beberapa teman dan aku menikmati sajian pengamen di sepanjang jalan yang tampaknya memang diperuntukkan bagi para pengamen. Terdapat banyak pengamen dengan atraksi yang beragam. Ada yang bernyanyi dengan model Pavarotti, penyayi opera Itali. Ia bernyanyi diiringi musik rekaman. Ada lelaki tua memainkan sexophone membawakan lagu-lagu jazz klasik gaya New Orleans, gaya Chicago dengan tokoh utama Benny Goodman dan Bud Freeman, gaya Kansas yang menampilkan karya Charlie Parker. Lagu yang paling banyak dibawakan adalah gaya Bebob, terutama buah karya Dizzi Gilespie. Sungguh, ini ngamen sangat berkelas. Banyak orang berdiri atau duduk menikmati alunan musik ini. Suhu sudah minus lima derajat celcius, namun suasana terasa hangat di jalanan ini karena banyak pengamen yang asyik-asyik. Tak terasa rupanya hari telah melampaui senja, karena sejak siang lampu benderang di mana-mana.

Tatakota Stockholm benar-benar merefkeksikan betapa manusia sangat dihargai dan dihormati di sini. Bukan dengan kata-kata yang disusun menggunakan gramatika yang benar dan tertata. Tetapi melalui pengejawantahannya dalam ruang-waktu yang bisa dinikmati dan dihayati. Suasana secara keseluruhan, mulai dari tataruang, kebersihan, keindahan, sampai kenyamanan, benar-benar menegaskan penghargaan dan penghormatan itu.

BELAJAR DAPAT DILAKUKAN DENGAN BANYAK CARA, BERLIBUR MERUPAKAN SALAH SATU CARA TERASYIK DAN TERBAIK.

55 komentar:

  1. Dari tulisan "berlibur adalah belajar" menurut saya terdapat 3 masalah yang terjadi berlawanan dari indonesia yaitu :
    1. Model belajar yang baik untuk anak-anak
    2. Menghormati dan menghargai hak asasi manusia
    3. Sistem tata kota yang ideal

    BalasHapus
  2. Nama : Ulfa Suciyanti, NIM : 4915127079 Jurusan P.ips B 2012

    Menurut saya, terdapat 3 rumusan masalah didalam tulisan Bapak Nusa Putra, S.Fil., M.Pd. yang berjudul “berlibur adalah belajar” ini.

    1. Pada salah satu paragraf diatas dikatakan bahwa : Dasar-dasar teori pendidikan pra sekolah anak indonesia kurang memperhitungkan ciri budaya keindonesiaan. Masalah yang tersirat dari paragraf tersebut adalah pendidikan di indonesia kurang memperhatikan budaya indonesia sendiri.
    Oleh karena itu rumusan masalah yang saya ajukan adalah : bagaimanakah seharusnya pendekatan dan program pendidikan pra sekolah yang cocok untuk anak indonesia ?

    2. Disalah satu paragraf diatas dikatakan bahwa ada seorang anak muda yang bertanya mengenai banyaknya mata pelajaran di indonesia. Masalah yang tersirat dari paragraf tersebut adalah mata pelajaran pada tingkat sekolah dasar di indonesia begitu banyak sehingga akan mengganggu tumbuhkembang anak dan merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
    Oleh karena itu, rumusan masalah yang saya ajukan adalah : Bagaimanakah pengaruh banyaknya pelajaran disekolah terhadap pemahaman anak tentang konsep pelajaran-pelajaran tersebut? Dan seberapa banyakkah seharusnya jumlah mata pelajaran yang wajar untuk tiap angkatan ?

    3. Seperti yang kita ketahui, bahwa korupsi telah menjadi budaya di negara tercinta kita ini. Sebagaimana yang dikatakan didalam tulisan tersebut : "Korupsi berakar dari kekotoran hati dan fikiran, dan dapat terlaksana karena sistem kemasyarakatan dan kenegaraan juga ditandai kekumuhan. Dalam kondisi seperti itu korupsi menjadi subur, dan berkembang menjadi tradisi dan budaya"
    Oleh karena itu rumusan masalah yang saya ajukan adalah : Bagaimanakah seharusnya pemerintah membangun sistem kemasyarakatan, serta pendidikan yang baik dan benar agar bebas dan bersih dari korupsi ?

    sekian terimakasih. wassalamualaikum wrwb

    BalasHapus
  3. Nama : Nisrina Haniah
    NIM : 4915127060
    P.IPS Non Reg 2012

    1. Dari tulisan diatas terdapat kalimat “Jadi, jangan mempersoalkan seberapa tebal dan berat buku yang anak-anak itu bawa ke sekolah. Itu kan cuma beban fisik. Tentu saja tidak baik memberi anak-anak itu beban psikis dan fisik. Anak-anak itu mestinya diberi tantangan yang terukur. Bukan beban, berlebihan lagi.”
    Rumusan masalah yang saya ajukan adalah Seberapa besar pegaruh beban fisik dan psikis seperti buku tebal dan gaya belajar monoton terhadap hasil belajar anak? Apakah ada yang salah dengan media pembelajaran di Indonesia?

    2. Dari tulisan diatas terdapat kalimat “Para pengungsi dan pencari suaka sungguh mendapatkan pelayanan terbaik sampai pada penyediaan pendidikan, pelatihan kerja dan penempatan untuk bekerja. Mereka yang masih anak-anak mendapatkan layanan pendidikan sebagaimana layaknya anak-anak mereka sendiri sebagai tuan rumah.”
    Tidak sama hal nya dengan Swedia, di Indonesia suaka tidak mendapatkan Hak Asasi Manusia (HAM) semaksimal mungkin seperti fasilitas yang kurang baik serta kurangnya perhatian pemerintah setempat. Padahal, di Indonesia sendiri memiliki undang-undang yang mengatur tentang HAM tersebut.
    Maka dari itu, rumusan masalah yang saya ajukan adalah Apakah yang menyebabkan Swedia memperhatikan HAM bagi setiap warga Negaranya sedangkan Indonesia tidak terlalu memperhatikannya walaupun ada undang-undang yang mengatur hal tersebut? Mungkinkah tidak korupsi merupakan salah satu factor penyebabnya?

    3. Dari tulisan tersebut terdapat kalimat “Dengan beberapa teman, aku minta dibawa melihat penyelanggaraan pendidikan anak prasekolah atau pendidikan anak usia dini (PAUD). Sangat menarik, tempat belajarnya sungguh dirancang sebagai tempat bermain. Fasilitas dan suasananya sungguh hanya untuk bermain. Di sini tampaknya yang dikembangkan bukan model bermain sambil belajar, atau belajar sambil bermain, tetapi bermain sama dengan belajar. Anak-anak sampai umur enam tahun di sini, sebab usia masuk sekolah dasar adalah tujuh tahun.”
    Rumusan masalah yang saya ajukan adalah apakah dengan pendekatan bermain sama dengan belajar dalam pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar pada anak PAUD?

    BalasHapus
  4. Nama : Sartika Oktaviani
    Nim : 4915127073
    P.IPS B 2012

    Tulisan Bapak Nusa Putra, S.Fil., M.Pd. yang berjudul “berlibur adalah belajar” sungguh membuka pengetahuan mengenai bahwa berlibur adalah belajar, kita dapat mengamati keadaan pada negara atau kota yang kita kunjungi ,berlibur bukan hanya untuk bersenang-senang namun banyak hal yang dapat di pelajari sehingga kita dapat belajar banyak dari realita yang kita lihat secara nyata.

    Dari tulisan “berlibur adalah belajar” saya menemukan berbagai permasalahan yang dirangkai menjadi satu-kesatuan yang salaing berkaitan dan membandingkan suatu fakta yang didapat antara negara/kota yang dikunjungi (Stockholm, Swedia) dengan negara sendiri (Indonesia).

    masalah atau hal yang dimunculkan dalam tulisan “berlibur adalah belajar” antara lain:
    1. Struktur tata kota dan sistem yang rapih dan baik yang di miliki kota Stockholm, Swedia
    2. Pelaksanaan hak asasi manusia yang bener-benar di perdulikan tanpa mengenal stastus negara maupun budaya
    3. Tingkat korupsi yang rendah yang menjadi suatu faktor majunya sistem yang dijalankan

    Dari masalah itu saya akan merumuskan masalah tersebut :
    1. Bagaimanakah struktur dan sisitem tata kota yang seharusnya di jalankan pada negara indonesia berkaca pada struktur dan sisitem tata kota Stockholm, swedia ?
    2. Bagaimanakah pelaksanaan hak asasi manusia di Stockholm, swedia dapat berjalan dengan baik ?
    3. Bagaimanakah hubungan antara tingkat korupsi dengan majunya sistem yang dijalankan di negara swedia?

    Sekian analisa mengenai masalah dan rumusan masalah yang terdapat pada Tulisan Bapak Nusa Putra, S.Fil., M.Pd. yang berjudul “berlibur adalah belajar”
    Wassalamualaikum wr.wb

    BalasHapus
  5. Leni nurul hikmah,4915127053.P.IPS 2012 B
    Dari tulisan diatas,ada bebeeapa rumusan masalah yang dapat saya kemukakan.
    1. Belajar bisa dilakukan kapanpun,dimana pun dan dengan cara apapun.
    2.pendidikan sekolah dasar yang berbeda jauh dengan pendidikan sekolah dasar di Indonesia,swedia sangat menjamin masa kecil anak2 disana.
    3. Tempat tahanan yang sangat rapih,dan para narapidana yang terjamin hak asasih manusianya.
    4.kereta api yang diberikan gerbong khusus anak2,stasiun kota yang tertata rapi denga toiletnya yang sangat bersih,dan tata kotanya yang terjamin kebeesihannya.
    Sekian terimakasih.Wassalamualaikum.Wr.Wb

    BalasHapus
  6. Nama : Aminah Pertiwi
    NIM : 4915127038
    Pendidikan IPS B 2012

    Menurut saya, dari tulisan Bapak Nusa yang berjudul “Berlibur adalah belajar” terdapat 3 rumusan masalah yang dapat di rumuskan, yaitu :
    1. Bagaimanakah model belajar yang baik bagi anak-anak?
    2. Berapa banyak konsep yang seharusnya dipahami siswa sekolah dasar pada tiap mata pelajaran, agar dapat memahami dengan baik?
    3. Bagaimana pengaruh perhatian khusus terhadap anak-anak dengan tingkat kecerdasan?


    BalasHapus
  7. NAMA : Luthfia Nurrahmawati
    NIM : 4915127055 / P.IPS B 2012
    Menurut saya tulisan “belibur adalah belajar” terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
    1. Pada paragraf diatas dikatakan bahwa , pengembangan pendidikan untuk anak prasekolah mulai dari aturan dan program yang dirancang sedemikian rupa oleh kementerian penddikan Indonesia kurang cocok untuk tumbuhkembang anak dan kurang memperhatikan ciri budaya ke indonesiaan.
    Rumusan masalah :
    Bagaimana meningkatkan metode dan program pemerintah yang cocok untuk pengembangan pendidikan anak prasekolah di Indonesia ?

    2. Pada paragraph diatas dikatakan bahwa , Hak asasi memang baru bermakna jika diujudnyatakan dalam realitas kehidupan. Bukan sekadar jadi asesoris dalam undang-undang dasar, bahan penataran kuliah, dan kata kunci penting dalam debat menjelang pemilu. Juga bukan menjadi komoditi yang dijual belikan oleh berbagai kelompok masyarakat.
    Rumusan masalah :
    Bagaimana seharusnya sikap pemerintah dalam menegakkan peraturan HAM di indonesia dan cara menerapannya agar masyarakat dapat meningkatkan dan menghormati HAM sesama individu ?
    3. Pada paragraf diatas dikatakan bahwa, Korupsi berakar dari kekotoran hati dan fikiran, dan dapat terlaksana karena sistem kemasyarakatan dan kenegaraan juga ditandai kekumuhan. Dalam kondisi seperti itu korupsi menjadi subur, dan berkembang menjadi tradisi dan budaya. Itu artinya korupsi adalah tampak luar dari kegagalan kita dalam pendidikan dan membangun sistem kemasyarakatan, serta kenegaraan yang baik dan benar.
    Rumusan masalah :
    Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat untuk membenahi sistem kemasyarakatan, ketatanegaraan, dan sistem pendidikan dalam menciptakan Negara yang bebas dan bersih dari korupsi ?


    BalasHapus
  8. NAMA : Luthfia Nurrahmawati
    NIM : 4915127055 / P.IPS B 2012
    Menurut saya tulisan “belibur adalah belajar” terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
    1. Pada paragraf diatas dikatakan bahwa , pengembangan pendidikan untuk anak prasekolah mulai dari aturan dan program yang dirancang sedemikian rupa oleh kementerian penddikan Indonesia kurang cocok untuk tumbuhkembang anak dan kurang memperhatikan ciri budaya ke indonesiaan.
    Rumusan masalah :
    Bagaimana meningkatkan metode dan program pemerintah yang cocok untuk pengembangan pendidikan anak prasekolah di Indonesia ?

    2. Pada paragraph diatas dikatakan bahwa , Hak asasi memang baru bermakna jika diujudnyatakan dalam realitas kehidupan. Bukan sekadar jadi asesoris dalam undang-undang dasar, bahan penataran kuliah, dan kata kunci penting dalam debat menjelang pemilu. Juga bukan menjadi komoditi yang dijual belikan oleh berbagai kelompok masyarakat.
    Rumusan masalah :
    Bagaimana seharusnya sikap pemerintah dalam menegakkan peraturan HAM di indonesia dan cara menerapannya agar masyarakat dapat meningkatkan dan menghormati HAM sesama individu ?
    3. Pada paragraf diatas dikatakan bahwa, Korupsi berakar dari kekotoran hati dan fikiran, dan dapat terlaksana karena sistem kemasyarakatan dan kenegaraan juga ditandai kekumuhan. Dalam kondisi seperti itu korupsi menjadi subur, dan berkembang menjadi tradisi dan budaya. Itu artinya korupsi adalah tampak luar dari kegagalan kita dalam pendidikan dan membangun sistem kemasyarakatan, serta kenegaraan yang baik dan benar.
    Rumusan masalah :
    Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat untuk membenahi sistem kemasyarakatan, ketatanegaraan, dan sistem pendidikan dalam menciptakan Negara yang bebas dan bersih dari korupsi ?

    BalasHapus
  9. Nama : Tri Lestari, NIM : 4915127078 Jurusan P.ips B 2012

    Menurut saya, terdapat 3 rumusan masalah didalam tulisan Bapak Nusa Putra, S.Fil., M.Pd. yang berjudul “Berlibur adalah Belajar”, sebagai berikut :
    1. Pendidikan untuk anak-anak di indonesia kurang memperhitungkan ciri budaya Indonesia dan cenderung kebarat-baratan. Dari masalah tersebut rumusan masalahnya adalah : Mengapa pendidikan untuk anak-anak di indonesia kurang mencerminkan ciri budaya Indonesia?
    2. Hak asasi manusia di Indonesia kurang diwujudkan sedangkan di Swedia diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Dari masalah tersebut rumusan masalahnya adalah : Apa yang menjadi penyebab hak asasi di Indonesia kurang diwujudkan dibanding di Swedia?
    3. Indonesia menduduki peringkat pertama negara terkorup sebaliknya Swedia menjadi negara paling bersih dari korupsi.Dari masalah tersebut rumusan masalahnya adalah : Bagaimana kondisi negara yang yang memiliki predikat terkorup dan negara terbersih dari korupsi ?

    BalasHapus
  10. Nama : Tri Lestari, NIM : 4915127078 Jurusan P.ips B 2012

    Menurut saya, terdapat 3 rumusan masalah didalam tulisan Bapak Nusa Putra, S.Fil., M.Pd. yang berjudul “Berlibur adalah Belajar”, sebagai berikut :
    1. Pendidikan untuk anak-anak di indonesia kurang memperhitungkan ciri budaya Indonesia dan cenderung kebarat-baratan. Dari masalah tersebut rumusan masalahnya adalah : Mengapa pendidikan untuk anak-anak di indonesia kurang mencerminkan ciri budaya Indonesia?
    2. Hak asasi manusia di Indonesia kurang diwujudkan sedangkan di Swedia diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Dari masalah tersebut rumusan masalahnya adalah : Apa yang menjadi penyebab hak asasi di Indonesia kurang diwujudkan dibanding di Swedia?
    3. Indonesia menduduki peringkat pertama negara terkorup sebaliknya Swedia menjadi negara paling bersih dari korupsi.Dari masalah tersebut rumusan masalahnya adalah : Bagaimana kondisi negara yang yang memiliki predikat terkorup dan negara terbersih dari korupsi ?

    BalasHapus
  11. Fiky Purnamasari
    4915127047
    Pendidikan IPS B 2012

    Assalamualaikum wr wb,
    Menurut saya terdapat 4 rumusan masalah didalam tulisan Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd yang berjudul “berlibur adalah belajar”.
    1. Bagaimanakah pendekatan pendidikan yang baik untuk anak prasekolah di Indonesia agar orientasinya sesuai dengan kebudayaan Indonesia?
    2. Bagaimanakah peran pemerintah Indonesia dalam menegakkan keadilan tanpa melanggar hak asasi manusia?
    3. Bagaimanakah peran pemerintah Indonesia mengelola sistem pendidikan agar tidak memberikan beban psikis dan fisik kepada anak-anak?
    4. Bagaimanakah peran pemerintah Indonesia mengelola sistem tata kota agar terstruktur dengan baik?
    Terima kasih, wassalamualaikum wr wb.

    BalasHapus
  12. Nama : Sri Agustini
    NIM : 4915127076
    Jurusan : Pendidikan IPS Non Regular 2012
    Tugas : Merumuskan 3-5 masalah penelitian dari tulisan yang berjudul “Berlibur adalah Belajar”
    1. Perbedaan Budaya teratur, rapih, bersih, jujur dan tertib yang diterapkan di Swedia seperti yang diceritakan, Swedia bebas dari tindakan Korupsi. Rumusan Masalah : Seberapa tingginya Keberhasilan suatu bangsa dengan penerapan cara hidup bermasyarakat yang Teratur dan Pola Pikir yang sehat dan bersih?
    2. Kepeduliaan tentang Hak Asasi Manusia tanpa pandang bulu. Rumusan Masalah : Mengapa Masyarakat Memaknai Manusia dengan Peduli Menghargai dan Menghormati?
    3. Perbedaan Penerapan Sistem Pendidikan, diterangkan dalam tulisan tersebut bahwa di Swedia pendekatan dan penerapannya lebih memfokuskan kepada keterampilan seperti yang diterapkan di Pra Sekolah yang ada disana dengan menyediakan ruang dan fasilitias seperti tempat bermain untuk anak-anak dibawah usia 6tahun, juga dengan Penerapan Kurikulum di Indonesia yang terlalu banyak untuk Pendidikan Dasar meliputi Konsep yang dijabarkan di tulisan tersebut.
    - Rumusan Masalah : Bagaimanakah Proses pembelajaran dengan Konsep Kurikulum Keterampilan berfikir didasari pada kesukaan anak dengan fasilitas Belajar sama dengan Bermain dengan Penerapan Kurikulum yang bertumpu dengan Materi Pelajaran menumpuk?
    4. Fasilitas dan Sarana Prasarana Umum yang diciptakan senyaman munkin seperti Penjara yang dibuat sesuai dengan kejahatan yang dilakukan tetapi masih memandang Hak Asasi dari masing-masing penjahat, Penyediaan Transportasi, Jalur Khusus yang disediakan untuk Pejalan Kaki, dan Tata Kota yang indah. Rumusan Masalah : Seberapa tinggi tingkat kesadaran Masyarakat terhadap Pengelolaan dan Perawatan Sarana Prasarana demi Kenyamanan dan Kelayakan?

    BalasHapus
  13. Assalamualaikum Wr Wb

    nama : Titis Sari Metsun
    Nim : 4915127077
    PIPS NR 2012

    Setelah membaca tulisn bapak yang berjudul berlibur adalah belajar maka saya merumuskan beberapa masalah, yakni :
    1. Adakah cara belajar yang lebih baik dari membaca buku?
    2. Bagaimanakah metode belajar yang seharusnya diterapkan pada anak - anak sekolah dasar? Adakah pengaruhnya dari banyaknya mata pelajaran terhadap pertumbuhan dan pola berfikir anak?
    3. Di negara yg diceritakan pada tulisan bapak kali ini sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia di negaranya. Rumusan masalah yang saya ajukan "bagaimanakah cara agar indonesia dapat menjunjung tinggi hak asasi manusia? Adakah kaitan antara pola belajar yang dienyam oleh sesorang sedari kecil dengan sikap menghargai hak asasi manusia?"
    3. Di tulisan bapak ini juga dijelaskan bahwa negara tersebut anti korupsi, rumusan masalah yang saya ajukan "adakah kaitan antara menghargai hak asasi manusia dengan budaya anti korupsi?"

    Sekian rumusan masalah menurut saya, kurang lebihnya saya mohon maaf.
    Wassalamualaikum Wr Wb

    BalasHapus
  14. Nama : Shabrina Husna,
    NIM : 4915127074
    Jurusan P.ips Non Reg 2012

    Menurut saya, terdapat 3 rumusan masalah didalam tulisan ini yang berjudul “berlibur adalah belajar”.

    1.Bagaimanakah seharusnya program belajar yang baik untuk anak - anak di Indonesia?
    2. Berapakah seharusnya mata pelajaran di sekolah dasar, agar tidak membebani anak anak di Indonesia?
    3. Bagamana seharusnya yang dilakukan pemerintah Indonesia agar bisa membersihkan korupsi untuk membangun Indonesia yang lebih baik?

    BalasHapus
  15. Nama Mahasiswa : Annahal Eleista.
    NIM : 4915120350.
    Kelas : IPS A 2012
    Tugas : Individu.
    Nama Dosen : Drs. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd.
    Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Pendidikan IPS.


    I. RUMUSAN MASALAH

    Di dalam karya tulis ciptaan Drs. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd yang berjudul tentang “Berlibur Adalah Belajar” dapat menghasilkan beberapa rumusan masalah. Ada beberapa rangkaian rumusan masalah yang terdapat di dalam karya tulis ini yaitu sebagai berikut :
    1. Seperti apa cara belajar yang baik di negara Swedia?
    2. Seperti apa cara yang dipakai oleh seluruh masyarakat di negara Swedia dan Skandinavia dalam hal memperlakukan orang-orang yang menampung atau mengungsi dan juga orang-orang pencari suaka di negara tersebut?
    3. Seperti apa penyelenggaraan pendidikan di negara Swedia dan Skandinavia yang diberikan untuk seluruh anak-anak yang bernaung dan bertempat tinggal di negara tersebut?
    4. Bagaimana suasana kehidupan yang dijalankan oleh para nara pidana (napi) di salah satu penjara yang terdapat di negara Swedia?
    5. Seperti apakah pengelolaan salah satu penjara yang terdapat di negara Swedia?
    6. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pemerintah dan seluruh masyarakat yang bernaung nasib dan bertempat tinggal di negara Swedia dalam hal memeperlakukan seluruh anak-anak yang hidup di negara tersebut?
    7. Sejarah apa saja yang terdapat di negara Stockholm?
    8. Seperti apakah pengelolaan kereta api yang terdapat di negara Stockholm?
    9. Seperti apakah pengelolaan tata kota yang terdapat di negara Stockholm?

    BalasHapus
  16. Assalamualaikum..
    Nama: Desma Eka Rindiani
    Jurusan: P.ips NR 2012
    NIM: 4915127042

    Rumusan masalah:
    1. Bagaimana cara penerapan yang baik pada belajar sambil merasakan sendiri untuk anak usia dini?
    2. Bagaimana guru PAUD menerapkan cara bermain sama dengan belajar untuk anak usia dini?
    3. Apakah perbedaan metode pengajaran anak prasekolah di Indonesia dengan Swedia?
    4. Bagaimana pendekatan pengajaran untuk amak usia dini yang cocok untuk tumbuh kembang anak dan berdasarkan budaya Indonesia?
    5. Bagaimana kondisi hak asasi manusia di Swedia?

    BalasHapus
  17. Assalamualaikum..
    Nama: Desma Eka Rindiani
    Jurusan: P.ips NR 2012
    NIM: 4915127042

    Rumusan masalah:
    1. Bagaimana cara penerapan yang baik pada belajar sambil merasakan sendiri untuk anak usia dini?
    2. Bagaimana guru PAUD menerapkan cara bermain sama dengan belajar untuk anak usia dini?
    3. Apakah perbedaan metode pengajaran anak prasekolah di Indonesia dengan Swedia?
    4. Bagaimana pendekatan pengajaran untuk amak usia dini yang cocok untuk tumbuh kembang anak dan berdasarkan budaya Indonesia?
    5. Bagaimana kondisi hak asasi manusia di Swedia?

    BalasHapus
  18. Nama : Gayus Hebron
    NIM : 4915127048
    Jurusan : Pendidikan IPS Non Reguler 2012
    Menurut saya rumusan masalah yang terdapat dalam tulisan Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd yang berjudul “berlibur adalah belajar”, sebagai berikut:
    1. Bagaimana pengaruh kurikulum pendidikan terhadap prestasi belajar sisiwa?
    2. Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat kota Stockholm dalam menciptakan kenyamanan dan keamanan wilayahnya?
    3. Bagaimana seharusnya integritas yang dilakukan pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya?

    BalasHapus
  19. Nama : Natalia
    NIM : 4915122536
    Jurusan : P.IPS A 2012
    1. Apakah belajar sambil bermain bisa lebih efektif dalam menumbuh kembangkan serta mengasah kemampuan pembelajaran si anak?
    2. Apa yang menjadi faktor penghambat kurangnya perhatian akan pendidikan di Indonesia?
    3. Mengapa sebagian besar anak lebih senang bermain atau berlibur daripada belajar?
    4. Bagaimana memotivasi anak agar dapat mengutamakan belajar tanpa memisahkan bermain atau berlibur?
    5. Kapan seorang anak dapat memotivasi dirinya sendiri saat berada ditengah dunia pendidikan?

    BalasHapus
  20. M rio malaha siokona 4915120342

    1. Adakah perbedaan belajar dengan cara belajar formal dengan belajar dari pengalaman pribadi ?

    2. Apa yang membedakan antara pola berfikir masyarakat Indonesia dan masyarakat swedia ?

    3. Apa penyebab system pendidikan dinegara di indonesia tidak semaju dengan pendidikan yang ada dinegara swedia ?

    4. Apakah system pendidikan diswedia dirancang untuk masa depan Negara swedia ?

    5. Bagaimana system yang diterapkan diswedia bisa berjalan dengan baik dan dapat memajukan Negara swedia dari segimanapun ?

    BalasHapus
  21. Assalamu'alaikum wr.wb.

    Nama: Diandra Sukma Zahara
    NIM: 4915122534
    Pendidikan IPS A 2012

    Setelah membaca tulisan Pak Nusa yang berjudul Berlibur adalah Belajar, maka saya membuat rumusan masalah dari tulisan tersebut, sebagai berikut:

    1) Mengapa sistem pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan prasekolah dinilai masih kurang cocok dengan tumbuh kembang anak dan belum sesuai dengan ciri budaya Indonesia?
    2) Mengapa pola berpikir masyarakat Indonesia belum menyamai pola berpikir masyarakat Swedia yang sudah sangat maju, modern, mengutamakan hak asasi manusia, dan selalu berlandaskan kebudayaan Swedia?
    3) Mengapa di Indonesia lebih banyak janji atau kata-kata mengenai hak asasi manusia daripada wujud nyatanya?
    4) Bagaimana cara dan solusi yang paling tepat agar sistem pendidikan di Indonesia mampu memenuhi segala kebutuhan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa?
    5) Mengapa rumah tahanan yang ada di Indonesia lebih terkesan sebagai tempat yang menyeramkan, terkucilkan, dan penuh penderitaan?

    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    BalasHapus
  22. nama : windi fauziah
    NIM : 4915122521
    Pendidikan IPS A 2012
    setelah membaca tulisan pak nusa, saya merumuskan 5 masalah yakni :
    1. Apa yang membuat anak-anak yang berada di Swedia baik itu penduduk asli maupun bukan merasa bahwa di Swedia merupakan surga bagi anak-anak tersebut?
    2. Mengapa Swedia memberikan fasilitas yang begitu lengkap untuk memenuhi kebutuhan pendidikan terhadap anak-anak?
    3. Bagaimana cara Swedia memberikan hukuman terhadap para NAPI namun tetap menegakkan hak-hak asasi manusia nya?
    4. Bagaimana cara Swedia menerapkan kebersihan secara ajeg terhadap warga nya sehingga kebersihan dan tatakota yang baik merupakan cerminan dari tidak adanya korupsi di Swedia?
    5. Bagaimana cara Swedia merefleksikan bahwa manusia sangat dihargai dan di hormati jika berada disana?

    BalasHapus
  23. Nama : Cendy Juliana Dewi
    NIM : 4915122528
    Prodi P.IPS Reguler 2012

    Assalamualaikum wr,wb
    Setelah membaca tulisan bapak diatas yang berjudul “ berlibur adalah belajar” menurut saya terdapat beberapa rumusan masalah , diantaranya :

    1) Apakah ada perbedaan antara belajar menggunakan metode membaca dari berbagai bacaan dan peristiwa yang terjadi dengan cara belajar dimana diri kita sendiri dapat secara langsung mengalami peristiwa tersebut ?

    2) Apakah ada pengaruh dari gaya belajar dimana diri kita sendiri dapat terjun langsung dalam peristiwa dan realitas yang sesungguhnya dengan hasil belajarnya ?

    3) Seberapa besar pengaruh hasil belajar dengan gaya belajar dimana kita dapat secara langsung masuk dalam peristiwa dan realitas yang terjadi ?

    4) Apakah terdapat perbedaan pola dalam sistem pendidikan di Negara swedia dengan dinegara-negara lain termasuk Indonesia ?

    5) Apakah terdapat hubungan antara sistem pendidikan di Negara Swedia dengan kualitas sumber daya manusia dinegara tersebut ?

    6) Apakah ada perbedaan penegakan hak asasi manusia di Negara Swedia dengan dinegara-negara lain termasuk Indonesia ?

    7) Seberapa tinggi perhatian yang diberikan bagi perkembangan anak-anak oleh Pemerintah dan Masyarakat Swedia ?

    8) Bagaimanakah Peran Pemerintah Swedia dalam pengaturan tataletak dan Kebersihan Negaranya sehingga menghasilkan sebuah Negara yang makmur ?

    Terima kasih .

    BalasHapus
  24. Nama : Dimas Bagus Wicaksono
    No : 4915122524
    Kelas : PIPS 2012 (A)

    1. Adakah perbedaan antara belajar dari sumber belajar dengan belajar langsung dari pengalaman pribadi?

    2. Apa sebabnya sistem pendidikan di Indonesia dinilai masih kurang cocok dengan multikulturalisme dan belum sesuai dengan ciri budaya Indonesia?

    3. Bagaimana negara Swedia dan Skandinavia membentuk karakter belajar anak untuk kehidupannya mendatang?

    4. Adakah hubungan antara kebersihan toilet dengan korupsi yang terjadi di Indonesia dan Negara-negara Skandinavia?

    5. Mengapa kasus korupsi yang terjadi di Indonesia dikategorikan cukup besar disbanding Negara-negara Skandinavia?

    BalasHapus
  25. Nama : Dimas Bagus Wicaksono
    No : 4915122524
    Kelas : PIPS 2012 (A)

    1. Adakah perbedaan antara belajar dari sumber belajar dengan belajar langsung dari pengalaman pribadi?

    2. Apa sebabnya sistem pendidikan di Indonesia dinilai masih kurang cocok dengan multikulturalisme dan belum sesuai dengan ciri budaya Indonesia?

    3. Bagaimana negara Swedia dan Skandinavia membentuk karakter belajar anak untuk kehidupannya mendatang?

    4. Adakah hubungan antara kebersihan toilet dengan korupsi yang terjadi di Indonesia dan Negara-negara Skandinavia?

    5. Mengapa kasus korupsi yang terjadi di Indonesia dikategorikan cukup besar disbanding Negara-negara Skandinavia?

    BalasHapus
  26. Nama : Mamay Gumelar
    NIM : 4915 12 2541
    Prodi : Pendidikan IPS A 2012

    Berdasarkan penekanan dalam tulisan disetiap alinea, maka Rumusan Masalahnya adalah:
    1. Dengan kata kunci, pengalaman berlibur sebagai bentuk penghayatan empati. “Bagaimana cara belajar yang paling baik?”

    2. Dengan kata kunci, pelayanan serta perhatian yang baik dari pemerintah terhadap tumbuh kembangnya anak. “Bagaimana perlakuan yang seharusnya dilakukan terhadap anak-anak demi menopang peran penting anak-anak terhadap masa depan bangsa dan negara?”

    3. Dengan kata kunci, wujud nyata penghargaan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia pada negara yang makmur dan kaya raya. “Bagaimana perwujudan Hak Asasi Manusianya?”

    4. Dengan kata kunci, kesadaran akan kebersihan yang diujudnyatakan dalam semua segi kehidupan. “Bagaimana cerminan perilaku masyarakat pada negara yang makmur dan kaya raya khususnya negara-negara skandinavia (swedia)?”

    5. Dengan kata kunci, tatakota Stockholm benar-benar merefkeksikan betapa manusia sangat dihargai dan dihormati di sini. “Bagaimana tata ruang kota dan sistem demokrasi di negara-negara skandinavia khususnya swedia?”

    BalasHapus
  27. Nama: Indrianie Dewi (Pend. IPS A 2012)
    NIM: 4915122544

    saya merumuskan beberapa masalah dari tulisan Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd yang berjudul “berlibur adalah belajar”, yaitu:

    1. Model pembelajaran seperti apakah yang lebih baik selain belajar dari membaca buku?
    2. Mengapa negara Swedia dan negara-negara Skandinavia bersedia menerima dan menampung para pengungsi dan para pencari suaka?
    3. Mengapa model pembelajaran belajar sambil bermain cocok untuk anak-anak pra-sekolah?
    4. Bagaimana cara negara swedia dan negara-negara Skandinavia dalam menegakkan hak asasi manusia?
    5. Kebijakan apa yang dilakukan pemerintah Swedia sehingga tampak sebagai negara surga untuk anak-anak?

    BalasHapus
  28. nama : Kartika Sari Berlian
    NIM : 4915122550
    jurusan : P.IPS Reg 2012

    Setelah membaca tulisn bapak yang berjudul berlibur adalah belajar maka saya merumuskan beberapa masalah, yakni :
    1. Mengapa pola berpikir masyarakat Indonesia belum bisa seperti pola berpikir masyarakat Swedia yang sudah sangat maju, modern, mengutamakan hak asasi manusia ?
    2. Mengapa pola pembelajaran untuk anak yang siap memasuki usia sekolah atau pra usia sekoloah di Indonesia masih menggunakan orientasi barat dan tidak berakar kepada budaya sendiri ?
    3. Mengapa penjara di Indonesia memiliki kesan mengerikan bagi penggunjung yang ingin menggunjungi penjara ?
    4. Mengapa di Indonesia hak-hak untuk anak-anak seperti tempat bermain sudah tidak diperhatikan lagi oleh pihak pemerintah ?
    5. Apakah bisa Indonesia mengikuti jejak negara-negara Skandinavia yang memiliki tata kota yang tertata rapih, dan juga bersih ?

    BalasHapus
  29. Indah wardatussa'idah
    P.IPS reguler 2012
    4915122547

    Menurut saya terdapat 5 rumusan masalah yang saya ambil dari tulisan Pak Nusa diatas , yaitu :

    1. Apakah gaya belajar anak-anak PAUD di Negara Swedia dapat diterapkan juga di Negara Indonesia ?
    2. Apakah penerapan HAM di negara Swedia bisa disamakan dengan negara Indonesia yang mayoritas penduduknya banyak ?
    3. Jika pengalaman memberikan pengaruh besar terhadap pengetahuan seseorang lalu apakah tidak perlu melakukan pembelajaran lagi ?
    4. Apakah pemenuhan HAM didalam penjara di negara Swedia bisa membuat efek jera bagi para tahanan didalamnya ?
    5. Apakah dampak positif yang didapat dari belajar sama dengan bermain dan belajar dari pengalaman ?


    BalasHapus
  30. Indah Wardatussa'idah
    P.IPS REGULER 2012
    4915122547

    Menurut saya terdapat 5 rumusan masalah yang bisa saya ambil dari Blog Pak Nusa diatas , yaitu :

    1. Apakah gaya belajar anak-anak PAUD di Negara Swedia dapat diterapkan juga di Negara Indonesia ?
    2. Apakah penerapan HAM di negara Swedia bisa disamakan dengan negara Indonesia yang mayoritas penduduknya banyak ?
    3. Jika pengalaman memberikan pengaruh besar terhadap pengetahuan seseorang lalu apakah tidak perlu melakukan pembelajaran lagi ?
    4. Apakah pemenuhan HAM didalam penjara di negara Swedia bisa membuat efek jera bagi para tahanan didalamnya ?
    5. Apakah dampak positif yang didapat dari belajar sama dengan bermain dan belajar dari pengalaman ?

    BalasHapus
  31. Nama : kamilia Fairuz Hisana
    NIM : 4915122535
    Kelas : PIPS A 2012


    MEMBUAT RUMUSAN MASALAH MENGENAI PENDIDIKAN, BERDASARKAN TULISAN “BERLIBUR ADALAH BELAJAR”

    IDENTIFIKASI :

    Pada tulisan yang berjudul berlibur adalah belajar, ditegaskan beberapa masalah, bahwa belajar sambil melakukan dan mengalami lebih efektif dibandingkan jika kita hanya belajar melalui buku dan ceramah. Hal ini dikarenakan, dengan belajar sambil melakukan (learning by doing) siswa mendapatkan pengalaman dan keahlian yang lebih.
    Model pembelajaran learning by doing juga dapat menumbuhkan rasa kepekaan sosial, meningkatkan kreatifitas, dan siswa tidak merasa terbebani dalam belajar, karena pembelajaran dilakukan dengan suasanya santai, menyenangkan dan bebas. Salah satu negara yang menerapkan nodel pembelajaran ini adalah Swedia.
    Keefektifan model pembelajaran learning by doing ini telah terbukti dari keberhasilan negara Swedia dalam melindungi hak asasi manusia, keteraturan negara, dan rendahnya tingkat korupsi. Ketiga hal ini tidak akan tercapai tanpa keberhasilan di dunia pendidikan.

    Rumusan Masalah:
    1. Adakah pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa?
    2. Adakah perbedaan antara model learning by doing dengan model pembelajaran tradisional?
    3. Seberapa besar pengaruh model pendidikan Learning by doing terhadap penanaman nilai dan norma pada anak?
    4. Adakah pengaruh budaya terhadap bentuk pendidikan di suatu negara?

    BalasHapus
  32. Assalamu' alaikum. wr. wb.

    Nama : Suratno Arianggga
    NIM : 4915122557
    Jurusan :Pendidikan IPS 2012 A

    Menurut saya tulisan “belibur adalah belajar” terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

    1.Apa yang membedakan pola berpikir masyarakat Indonesia dengan masyarakat Swedia?

    2.Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan sistem pendidikan di Swedia?

    3.Bagaimana tindakan aparat hukum terhadap penegakkan hak asasi manusia di Swedia?

    4.Bagaimana persepsi masyarakat negara berkembang terhadap penggunanaan fasilitas umum di Swedia?

    5.Bagaimana kebijakan pemerintah Swedia terhadap pembangunan kota?

    BalasHapus
  33. Nama : Asriani Faraditha Ritonga
    NIM : 4915122542
    Kelas : Pd. IPS A 2012

    Dari tulisan Pak Nusa di blog ini yang mengenai "Berlibur Adalah Belajar", saya dapat menyimpulkan penataan tata ruang, fasiliitas, pendidikan maupun pemerintahan di Swedia itu sangat bersih dan bertolak belakang dengan Indonesia yang masih acak kadut. Hal ini menurut saya juga karna memang sudah budayanya Indonesia yang memang hobby memuaskan kepentingan pribadi/minoritas dengan mengambil hak orang lain.
    Saya sangat miris membaca tulisan ini, ada perasaan malu sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.
    Dan saya sangat tertarik mengenai sistem pendidikan di negara Swedia tersebut. Saya sangat setuju mengenai pandangan anak muda yang mengomentari sistem kurikulum kita, karna saya pribadi adalah orang yang lebih suka belajar itu fokus pada apa yang kita minat dan kita kuasai saja, sehingga dapat mematangkan skll kita di dunia kerja nanti. Saya merasa pendidikan di Indonesia kurang menerapkan metode pengembangan skill dan minat pelajarnya dari masa kanak-kanak, ini berakibat jadi banyaknya kejenuhan dalam belajar.
    Dan kemudian saya dapat menemukan beberapa rumusan masalah yang bisa saya ambil dari tulisan ini :
    1. bagaimana seharusnya metode pendidikan di Indonesia agar dapat menumbuhkembangkan kecerdasan, minat, dan kemampuan pribadi siswa dari usia dini?
    2. langkah seperti apakah yang dapat dilakukan oleh kaum muda Indonesia dalam menghilangkan budaya korupsi mengingat angka kemiskinan masih tinggi di negara ini?
    3. adakah kaitannya penataan tata ruang dan fasilitas yang buruk dengan kualitas pendidikan di Indonesia?

    BalasHapus
  34. Nama: Sarah Hanifah
    NIM: 4915127072
    Jurusan: PIPS B 2012

    ada 3 rumusan masalah didalam tulisan ini

    1. apakah belajar dengan pengalaman lebih baik daripada hanya membaca?
    2. konsep apakah yang seharusnya digunakan untuk belajar bagi anak anak indonesia?
    3. bagaimanakah menanamkan kesadaran bagi individu masing masing, bahwa dengan berlibur kita juga bisa banyak belajar?

    BalasHapus
  35. Nama : Tresna Nurfitri Yanti
    Kelas : Pendidikan IPS A 2012
    NIM : 4915120347

    Rumusan Masalah
    1. Apakah sistem pendidikan prasekolah (PAUD) yang diterapkan di Swedia dapat pula diterapkan di Indonesia namun tetap berlandaskan kebudayaan Indonesia?
    2. Adakah hubungan antara sisitem pendidikan di swedia dengan sumber daya manusia yang ada?
    3. Apakah masyarakat sipil campur tangan dalam pengaturan tata kota yang rapi tersebut atau hanya jajaran pemerintah saja yang terlibat didalamya?
    4. Mengapa hak-hak asasi manusia di Swedia sangat dijunjung tinggi? Faktor apa yang melatarbelakanginya?

    BalasHapus
  36. Adapun rumusan masalah yang dapat saya ambil dari tulisan yang berjudul " berlibur adalah belajar" sebagai berikut :

    1. Mengapa sistem tata ruang di negara skandinavia (Swedia) begitu baik?
    2. Apa yang melatar belakangi negara skandinavia (Swedia) menunjung tinggi HAM?
    3. Mengapa di negara skandinavia (Swedia) pendidikan pra sekolah untuk anak-anak mendapatkan perhatian yang begitu penting?
    4. Apa yang salah dari aplikasi pendidikan di Indonesia?
    5. Mengapa perhatian pendidikan terhadap anak-anak di Indonesia itu berbanding terbalik dengan negara skandinavia (Swedia)?
    6. Mengapa pola hidup masyarakat Indonesia berbanding terbalik dengan masyarakat di negara skandinavia (Swedia)?
    7. Apakah korupsi merupakan cerminan budaya dari negara Indonesia?
    8. Mengapa birokrasi, transportasi dan fasilitas umum di Indonesia itu lebih buruk dari negara skandinavia (Swedia)?

    BalasHapus
  37. Nama : Subur
    NIM : 4915122559
    Jurusan : Pendidikan IPS A 2012

    Adapun rumusan masalah yang dapat saya ambil dari tulisan yang berjudul " Berlibur adalah Belajar" sebagai berikut:

    1. Mengapa sistem tata ruang di negara skandinavia (Swedia) begitu baik?
    2. Apa yang melatar belakangi negara skandinavia (Swedia) menunjung tinggi HAM?
    3. Mengapa di negara skandinavia (Swedia) pendidikan pra sekolah untuk anak-anak mendapatkan perhatian yang begitu penting?
    4. Apa yang salah dari aplikasi pendidikan di Indonesia?
    5. Mengapa perhatian pendidikan terhadap anak-anak di Indonesia itu berbanding terbalik dengan negara skandinavia (Swedia)?
    6. Mengapa pola hidup masyarakat Indonesia berbanding terbalik dengan masyarakat di negara skandinavia (Swedia)?
    7. Apakah korupsi merupakan cerminan budaya dari negara Indonesia?
    8. Mengapa birokrasi, transportasi dan fasilitas umum di Indonesia itu lebih buruk dari negara skandinavia (Swedia)?

    BalasHapus
  38. Rumusan Masalah
    1. Bagaimana keefektifan belajar dengan cara terlibat langsung pada objek pembelajaran.?
    2. Bagaiaman cara pemerintahan swedia dalam mengurusi para pengungsi dari Negara-negara lain.?
    3. Bagaimana pengaruh perbedaan kebudayaan dan bahasa terhadap pengaruh pembelajaran.?
    4. Apakah dengan memberikan kebebasan bermain yang diterapkan pada pendidikan anak usia dini (PAUD) dapat mengembangkan kecerdasan anak.?
    5. Seberapa jauh perbedaan pendidikan yang diterapkan di Swedia dan di Indonesia.?
    6. Sampai manakah Swedia memperhatikan dan menjaga hak asasi manusia (HAM) bagi warga negaranya.?
    7. Seperti apa Negara Swedia dalam mengelola tataletak kota serta menjaga bangunan-bangunan yang bersejarah.?

    BalasHapus
  39. Nama : Nurlaela Mahardika
    NIM : 4915122526
    Prodi : Pendidikan IPS A 2012

    Membuat Rumusan Masalah dari tulisan “Berlibur adalah Belajar”

    1) Apa sebabnya sistem pendidikan prasekolah dinilai masih kurang cocok dengan tumbuh kembang anak dan belum sesuai dengan ciri budaya Indonesia?

    2) Apa sebabnya pola berpikir masyarakat Indonesia belum bisa setara dengan masyarakat Swedia yang sudah sangat maju dan mengutamakan HAM?

    3) Mengapa penjara diindonesia tidak mengedepankan HAM terhadap tahanannya?

    4) Mengapa korupsi diindonesia termasuk korup terbesar dibanding Negara lain?

    5) Mengapa di Indonesia lebih mengedepankan kata-kata hak asasi manusia daripada wujud nyatanya?

    BalasHapus
  40. Shafira Muthia. P.IPS A 2012. 4915122525

    Rumusan Masalah
    1. Seberapa besar pengaruh perbedaan kebudayaan anak-anak pengungsi dan pencari suaka dalam penyelenggaraan pendidikan di negara Swedia?
    2. Adakah hubungan antara kebersihan toilet dengan korupsi di negara Skandinavia?
    3. Seberapa tinggi efektivitas belajar dengan cara berlibur?
    4. Adakah perbedaan dalam menjunjung Hak Asasi Manusia antara negara maju dan negara berkembang?
    5. Bagaimanakah hubungan antara sistem pendidikan, sistem kemasyarakatan dan tata kota dengan tingkat korupsi suatu negara?

    BalasHapus
  41. Laura Turena (4915122549)
    PIPS A 2012

    1. Bangaimana Sistem Pendidikan di Swedia yang sangat mempedulikan nilai dan norma dan psikologis anak itu sendiri ?
    2. Bangaimana Masyarakat Swedia bisa menciptakan keteraturan dan keseimbangan alam di lingkungannya ?
    3. Mengapa Orang Swedia sangat perhatian dengan Masalah HAM ? Faktor apa yang melatarbelakanginya?

    BalasHapus
  42. Laura Turena (4915122549)
    PIPS A 2012

    1. Bangaimana Sistem Pendidikan di Swedia yang sangat mempedulikan nilai dan norma dan psikologis anak itu sendiri ?
    2. Bangaimana Masyarakat Swedia bisa menciptakan keteraturan dan keseimbangan alam di lingkungannya ?
    3. Mengapa Orang Swedia sangat perhatian dengan Masalah HAM ? Faktor apa yang melatarbelakanginya?

    BalasHapus
  43. Maya Yulia Dwi Putri Maranatha
    4915122540
    Pendidikan IPS A 2012

    Setelah membaca tulisan bapak yang berjudul berlibur adalah belajar maka saya merumuskan beberapa masalah, yakni :
    1. Mengapa Berlibur adalah salah satu Cara terbaik untuk belajar?
    2. Mengapa pendidikan di swedia harus tetap berakar pada kebudayaan negaranya?
    3. Apa yang menyebabkan penjara yang berada di Swedia menerapan hukuman bagi para narapidana, tetapi Hak Asasi narapidana tetap dilindungi?
    4. Bagaimana negara-negara-Skandinavia dapat membangun kesadaran masyarakatnya dalam menjaga kebersihan negaranya?
    5. Mengapa Tatakota Stockholm dapat membuat pengunjungya merasa dihargai ketika berada disana?

    BalasHapus
  44. Nama : Tri Wulandari
    NIM : 4915120340
    Kelas : Pendidikan IPS A 2012


    Merumuskan Masalah dari Tulisan “Berlibur adalah belajar”

    1. Bagaimana proses belajar berbasis pengalaman?
    2. Apa sajakah yang membedakan cara belajar di Indonesia dengan Negara Swedia dan Skandinavia?
    3. Mengapa kebersihan lingkungan mencirikan kepribadian sebuah Negara?
    4. Apakah tata ruang kota di Stockholm bisa diterapkan di Indonesia ?
    5. Bagaimana peran pemerintah Swedia dalam mengatur negaranya yang menjadikan surga bagi anak-anak?

    BalasHapus
  45. •Nama : Eko. Yulianto
    NIM : 4915122530
    Jurusan P.IPS Reg 2012


    Rumusan masalah yang ada dalam tulisan “berlibur adalah belajar”:
    -1) Mengapa sistem pendidikan Indonesia tidak berorientasi terhadap kebudayaan Indonesia itu sendiri?
    2) Mengapa penjara di Indonesia tidak mengedepankan rasa HAM terhadap tahananya?
    3) Mengapa di Indonesia taman bermain untuk anak-anak kurang?
    4) Mengapa tingkat korupsi di Indonesia masih sangat besar?

    BalasHapus
  46. Jihan Safira
    P.IPS A 2012

    (Pendekatan Kualitatif)
    1. Bagaimana Swedia mewujudnyatakan penghargaan dan penghormatannya terhadap hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari?
    2. Apa yang perlu diperbaiki dari sistempendidikan di Indonesia?
    3. Bagaimana perbedaan Swedia dan Indonesia dalam menegakan hak asasi anak-anak?
    4. Bagaimana perbedaan pendidikan di Indonesia dan di Swedia?
    5. Bagaimana cara Swedia menegakkan hak asasi para narapidana di penjara?

    BalasHapus
  47. Azizah Maharani
    4915122561
    P. IPS Reg 2012

    Menurut saya, terdapat 5 rumusan masalah dari tulisan “Berlibur adalah belajar”

    1. Apakah aplikasi PAUD bagi anak usia dini di Indonesia sudah pantas, mengingat anak yang berusia 5 tahun masih dalam tahap bermain?
    2. Mengapa penegakan HAM di Indonesia masih hanya berupa teori di Institusi-institusi pendidikan yang minim dalam prakteknya, sedangkan di Swedia sudah di aplikasikan kedalam kehidupan bermasyarakat?
    3. Apakah pelajaran SD di Indonesia yang padat sudah sesuai dengan kemampuan anak dalam menangkap pelajaran yang diajarkan oleh guru?
    4. Bagaimana pemerintah Indonesia mengubah nama Indonesia sebagai salah satu negara dengan korupsi tertinggi menjadi negara yang bersih dari korupsi?
    5. Bagaimana cara pemerintah mengubah tata ruang kota di Indonesia yang terbilang “semrawut” menjadi kota yang rapi, bersih, dan tertib seperti kota stockhlom yang berada di negara Swedia?


    BalasHapus
  48. NAMA : Arimbi Marsellia
    NIM : 4915120341

    Rumusan masalah
    1. Apakah ada perbedaan antara belajar secara langsung dalam artian mengalaminya sendiri dengan belajar hanya dengan lewat literatur seperti buku-buku ?
    2. Apakah banyaknya jumlah pelajaran yang diberikan kepada anak-anak di Indonesia akan mengganggu keadaan fisik dan psikis mereka ?
    3. Faktor apa yang membuat negara-negara di skandinavia terbebas dari yang namanya korupsi?
    4. Bagaimana cara memberikan penanaman budaya sendiri sedari kecil tanpa adanya efek primordialisme atau rasisme ?
    5. Bagaimana cara agar negara kita dapat menerapkan hal baik seperti yang tercermin di stockholm? Haruskah sebagian dari penduduk negara kita belajar kesana ?

    BalasHapus
  49. Nama : Zulia Trisna Sari
    NIM : 4915122539
    Jurusan : Pendidikan IPS Reg 2012


    Tugas Mandiri

    RUMUSAN MASALAH :

    1. Bagaimana cara menerapkan pendekatan dan praktik yang baik, untuk tumbuhkembang anak pada pendidikan anak usia dini (PAUD) dan apakah cara belajar dengan cara mengalami sendiri lebih baik dari cara belajar lainnya?
    2. Mengapa penghargaan dan penghormatan HAM di Indonesia masih berupa teori, sedangkan di negara makmur dan kaya raya, penghargaan dan penghormatan HAM sudah diujudnyatakan dalam praktik hidup sehari-hari, seperti di tempat pendidikan, di jalanan, di pusat perbelanjaan, di penampungan pengungsian, dan di penjara?
    3. Apakah konsep mata pelajaran SD yang padat dan banyak di Indonesia dapat mengganggu tumbuhkembang anak?
    4. Apakah yang menyebabkan pemerintah dan masyarakat Swedia memberikan perhatian sangat khusus bagi anak-anak dan bagaimana di Indonesia?
    5. Apakah kebersihan dalam segala hal terutama dalam tatakelola masyarakat dan negara merupakan strategi terbaik agar negara mereka menjadi makmur, kaya raya, dan tertata, dalam arti terbebas dari korupsi?

    BalasHapus
  50. Fani Nurdianti / 4915122538
    PIPS 2012 A

    Berikut rumusan masalah dari tulisan "berlibur adalah belajar"
    1) Bagaimana cara belajar melalui pengalaman hidup dapat memberikan pemahaman lebih kepada anak?
    2) Seberapa tinggi kebutuhan bermain pada anak-anak yang masih berada di jenjang PAUD dalam proses pembelajaran?
    3) Apakah terdapat pengaruh beban belajar siswa terhadap beban psikis mereka?
    4) Apakah terdapat pengaruh antara kualitas pengasuhan anak terhadap kemajuan suatu bangsa?
    5) Adakah hubungan antara tingkat kebersihan toilet dengan tingkat kebersihan korupsi suatu Negara?

    BalasHapus
  51. Assalamualaikum wr.wb
    Nama : Nururrizqi Yasyaaillah
    Nim : 4915120344
    jurusan : Pendidikan IPS Reguler 2012

    menurut saya, ada 5 rumusan masalah dalam tulisan bapak Nusa putra yang berjudul "berlibur adalah belajar".

    1.Apakah ada perbedaan belajar dari membaca buku dengan belajar dari pengalaman sendiri ?

    2.Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat Swedia dan negara-negara Skandinavia menumbuhkan rasa empati,saling menghargai dan menghormati hak asasi manusia di negara mereka?

    3. Apakah banyaknya jumlah mata pelajaran yang dikembangkan dalam kurikulum di Indonesia sangat berdampak pada psikis dan fisik anak-anak Indonesia?

    4. Bagaimana negara Swedia menumbuhkan dan membentuk anak sejak dini hingga mempersiapkan anak untuk hidup di masa depan?

    5. Adakah hubungan kebersihan toilet dengan korupsi terhadap negara Indonesia dengan negara Skandinavia?

    BalasHapus
  52. Nama : Yosi Afriani / 4915122518
    PIPA REG 2012

    RUMUSAN MASALAH :
    1) Apa perbedaan pendidikan di Swedia dengan pendidikan di Indonesia jika kita lihat dari segi kultur?
    2) Bagaimana cara memperbaiki penyelenggaraan pendidikan anak di Indonesia agar terlihat lebih menarik ?
    3) Bagaimana menyusun mekanisme cara belajar yang baik agar dapat menumbuhkembangkan ketarampilan anak ?
    4) Apa pelayanan yang mengagumkan di Swedia yang patut di adopsi dan dicontoh oleh Negara Indonesia ?
    5) Apa perbedaan HAM di Swedia dengan di Indonesia ?
    6) Mengapa pada jenjang Sekolah Dasar diharuskan banyak bermain dibandingkan menghitung konsep ?
    7) Mengapa pemberian mata pelajaran yang padat justru menghambat tumbuh kembangnya anak ?
    8) Bagaimana Negara Skandinavia dapat membentuk karakter belajar anak lebih baik ?
    9) Bagaimana seharusnya pendekatan yang harus dilakukan Negara Indonesia agar pendidikan di Indonesia lebih maju ?
    10) Kebijakan apa yang harus dilakukan pemerintah agar masyarakat dapat menanamkan hati dan fikiran yang bersih sehingga bebas dari korupsi ?

    BalasHapus
  53. Assalamualaikum Wr. Wb
    Nama : Aditya Dovio Erlangga
    NIM : 4915122531
    Prodi : Pendidikan IPS A 2012

    1. Apa yang melatar belakangi sistem tata ruang di negara skandinavia (Swedia) sangat baik ?
    2. Apa yang menjadi dasar pola kehidupan anak-anak sebagai salah satu penduduk yang berada di Swedia merasa bahwa di Swedia merupakan surga bagi anak-anak tersebut?
    3. Bagaimana kinerja sistem aplikasi pendidikan di Indonesia?
    4. Apa yang menjadi permasalahan aplikasi pendidikan Indonesia sehingga berbanding terbalik dengan aplikasi pendidikan di Swedia ?
    5. Bagaimana katerkaitan pendidikan di Swedia dengan faktor kehidupan lainnya seperti penegakkan HAM dinegara tersebut ?

    BalasHapus
  54. NAMA : NURKHASANAH
    NIM : 4915122553
    PENDIDIKAN IPS A 2012

    Rumusan masalah

    1) Bagaimana pengaruh musim terhadap pola pikir manusia ?
    2) Seberapa besar pengaruh pelaksanaan HAM di Swedia terhadap kesejahteraan individu Swedia ?
    3) Adakah perbandingan metode belajar PAUD sambil bermain di Swedia dan Indonesia ?
    4) Bagaimana perbandingan siswa yang belajar berakar pada budayanya sendiri dengan siswa yang belajar berakar pada budaya asing terhadap hasil belajar ?
    5) Bagaimana perbandingan kurikulum SD di Swedia dan Indonesia ?

    BalasHapus
  55. Erviani dwi putri
    4915122545
    Tugas individu

    Rumusan masalah
    1. Apakah belajar dengan cara mengalami sendiri akan lebih baik dari membaca ratusan buku ?
    2. Mengapa bagi Negara swedia pembentukan kebiasaan, perilaku, dan sikap yang baik, bermanfaat, dan bermakna dalam masyarakat lebih diutamakan.?
    3. Bagaimana hak asasi narapidana yang berbuat kejahatan dapat disamakan dengan manusia biasa, sedangkan mereka yang berbuat kejahatan pun telah mengambil hak asasi orang lain ?
    4. Mengapa penghargaan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia hanya berlaku dan dijunjung tinggi di Negara yang makmur dan kaya raya saja?
    5. Apakah cerminan kemakmuran suatu Negara dapat dinilai hanya melalui kebersihan serta tata kotannya saja?

    BalasHapus

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd