(Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Samsyul Ammar dan Prof. Dr. Ing. Ir. Hairul Abral)
Meski kebanyakan orang Indonesia bangga dengan makanan luar negeri yang dijual pada resto-resto bergengsi dan mahal. Meski berbagai acara kuliner dan pertarungan chef di televisi selalu mendahulukan makanan luar negeri. Tetapi makanan paling enak di dunia adalah rendang.
Rendang adalah sumbangan orang Sumatera Barat pada dunia yang mengharumkan nama Indonesia. Makanan adalah karya cipta manusia, hasil kreativitas luar biasa. Mengapa? Karena merupakan bukti bahwa manusia mampu mengatasi alam dengan cara mengolahnya menjadi sesuatu yang manusiawi dan bermanfaat.
Dalam rendang terpapar kehebatan orang Sumatera Barat mengolah dan memanfaatkan alam yang menunjukkan kecanggihan orang Sumatera Barat menjadikan "alam takambang jadi karya dan kreativitas" sebuah perkembangan dari prinsip "alam takambang jadi guru" yang populer di ranah Minang.
Para filsuf segala zaman percaya bahwa tanda kemanusiaan yang paling fundamental adalah saat manusia mampu mengubah alam menjadi sesuatu yang manusiawi. Ada cap atau tanda kemanusiaan dalam perubahan itu.
Allah menciptakan semesta alam. Di dalamnya ada pohon kelapa, pohon cabe, pohon kunyit dan beragam pohon lain, juga ada hewan termasuk sapi. Keseluruhannya tetaplah merupakan alam yang tak berubah melalui abad demi abad. Kemudian Allah menciptkan Adam. Dari Adam pohon manusia bercabang dan beranting, salah satu anak rantingnya adalah orang Sumatera Barat. Orang Sumatera Barat kemudian mengolah alam yang terpapar itu jadi rendang. Sapi kini menjadi potongan kecil yang rasanya berubah sama sekali, sampai akhirnya dunia mengakui bahwa rendang adalah makanan terenak di dunia. Di tempat lain, sapi diolah manusia jadi apa saja, termasuk steak, sop, sate dan beragam makanan lain. Tetapi tetaplah rendang diakui sebagai yang terenak. Rendang kemudian berkembang menjadi rendang ayam, dan rendang jengkol.
Walaupun bisa nikmati beragam rasa rendang di rumah makan dan restoran Padang di Jakarta, yang rendangnya diolah oleh orang Sumatera Barat. Namun, makan rendang di Padang adalah sesuatu yang berbeda dan sangat spesial. Makan rendang di ranah Minang pastilah sangat berbeda. Boleh jadi karena bahan pembuatnya sungguh asli. Ada cabe merah keriting yang bentuknya panjang dan tidak mulus seperti cabe merah di Jawa. Cabe kerting ini seperti mengiris lidah dan membuat usus jadi keriting. Rendang jadi terasa sangat nendang aroma dan rasanya.
Karena rendang menunujukkan keunggulan, maka saat makan rendang jadi ingat keunggulan orang Sumatera Barat terutama pada saat awal revolusi Indonesia. Rasanya jumlah pahlawan nasional dari Sumatera Barat mencapai 20% dari seluruh pahlawan nasional yang ada. Jika dibandingkan dengan penduduk Sumatera Barat yang tidak sebanyak orang Jawa, pastilah jumlah ini sangat spektakuler. Sungguh menunjukkan keunggulan.
Sumatera Barat adalah "pabrik intelektual terkemuka" yang memberikan kontribusi luar biasa pada saat revolusi kemerdekaan. Saat merumuskan dasar negara, selain ada Soekarno yang luar biasa, ada Muhamad Yamin yang tak kalah hebat.
Soekarno adalah presiden pertama Indonesia, dan Muhamad Hatta adalah wakil presiden. Jangan lupa Sutan Syahrir adalah perdana menteri pertama. Ada saat pada zaman revolusi, jagat politik Indonesia sungguh diramaikan oleh orang Minang atau Sumatera Barat dalam penentuan arah dan keberadaan negara yang baru merdeka Indonesia.
Mereka yang ada pada tampuk kuasa dan berhadapan karena perbedaan prinsip itu adalah Hatta, Syahrir, Tan Malaka, Amir Syarifuddin, dan Muhamad Natsir. Untuk waktu yang cukup lama, tokoh-tokoh Sumatera Barat ini menjadi penentu. Saat para pemimpin Indonesia mengalami gangguan di Jogjakarta, Pemerintah Darurat Republik Indonesia dipimpin Sjafrudin Prawiranegara. Ada pula Agus Salim yang berjuang di kancah internasional.
Dalam bidang sastra dan pemikiran kebudayaan ada pelopor Pujangga Baru Sutan Takdir Alisyahbana. Ada Marah Rusli yang terkenal dengan Siti Nurbaya. Angkatan 45 tampil dengan tokoh Khairil Anwar dan Asrul Sani yang juga putra Simatera Barat. Ada tokoh wanita Rasuna Said. Perfilman Indonesia sangat dipengaruhi oleh Usmar Ismail. Pemikiran keagaman ditandai oleh kehadiran Buya HAMKA.
Tentu saja masih sangat banyak nama lain. Putra-putri terbaik asal Sumatera Barat sungguh ikut menentukan corak dan arah Indonesia dan keindonesiaan.
Namu setelah nama-nama itu pergi bersama perkisaran waktu, belum pernah lagi muncul tokoh sekaliber mereka, dalam jumlah yang banyak pula dan tetap ikut menentukan corak dan arah keindonesiaan. Mengapa?
Selama di Padang, aku menanyakannya pada banyak orang. Belum ditemukan jawaban yang memuaskan. Kebanyakan yang ditanya juga merasa heran, mengapa bisa seperti ini?
Sejak orde baru tokoh Sumatera Barat lebih menonjol sebagai pejabat publik, dalam kedudukan menteri. Ada beberapa yang menonjol dalam jagat pemikiran. Namun belum mencapai prestasi tokoh-tokoh sebelumnya.
Saat menikmati rendang yang sangat luar biasa di Padang, aku sungguh terganggu dengan pertanyaan ini. Apa yang telah berubah sehingga belum lagi seperti dulu?
KEUNGGULAN ADALAH HASIL KERJA KERAS DAN TRADISI.
pak setelah saya baca, menurut saya bapak itu menulis seperti curhat ya pak? semuanya ditulis disitu. jadi kayak nulis buku diary gitu pak?
BalasHapusNama : Taufik hidayatulloh
BalasHapusKelas : P.IPS
NIM : 4915145638
MAKAN RENDAN DI PADANG adalah sebuahyang novel yang bercerita tentang kuliner indonesia yang sangat enak dan novel ini memaparkan makanan rendang adalah makan yang paling enak didunia
jadi yang membaca novel ini bisa tau ternyata indonesia bisa go to internasional lewat kulinernya juga lohh,,
Asyifa Laely
BalasHapus4915142821
P.ips B 2014
Tulisannya membuat saya terbayang akan kelezatan rendang dan keindahan bukit tinggi yang mempesona, maksud sekaliber dari tulisan bapak apa? Terimakasih...
Nama : Tri Arung Wirayudha
BalasHapusNo. registrasi : 4915141048
Jurusan : Pendidikan IPS A 2014
Saya sangat menyukai dan sangat setuju dengan tulisan Bapak bahwa ranah Minang telah memberi warna tersendiri dalam kehidupan bangsa Indonesia. Indonesia patut berbangga memiliki ranah Minang yang telah mengangkat citra bangsa Indonesia, mulai dari kuliner rendang yang menjadi masakan terenak sejagat, sampai kehadiran para tokoh asal ranah Minang yang berperan besar mewarnai sejarah republik ini seperti Mohamad Hatta, Haji Agus Salim, Sutan Syahrir, H. R. Rasuna Said serta tokoh-tokoh lainnya.
Nama: Fakhri Rizqi Ekaputera
BalasHapusKelas; P.IPS 2014 B
No Reg.: 4915144088
Tulisan bapak yang berjudul "MAKAN RENDANG DI PADANG" membuat saya ingin makan rendang di Padang. Karena saya sudah lupa bagaimana rasa yang terdapat pada rendang yang asli dari Minang. Bicara soal pahlawan atau tokoh dari Padang, saya termasuk yang bingung kenapa tidak ada lagi orang Padang yang menyamai tokoh yang anda sebutkan di atas. Sudah seharusnya Padang kembali berjaya, seperti Rendang mereka yang mendunia.