Senin, 24 November 2014

PEMAHAMAN EMPATIS: SHALAT JUMAT DI KATEDRAL

Kesadisan yang kelewat batas. Itulah yang dilakukan oleh ISIS. Kelompok yang menyatakan diri sebagai negara Islam, tetapi mengeksekusi mati orang secara sangat kejam dan dipertontonkan ke seluruh dunia memanfaatkan teknologi. Sungguh mengerikan, pembantaian manusia dipertontonkan sambil meneriakkan Allahu Akbar. Inikah Islam? Apa bedanya dengan negara bejat Israel?

Peristiwa ini memberi kita kesadaran bahwa tidak semua kelompok yang mengatasnamakan agama adalah mewakili penganut agama tersebut. Juga tidak menggambarkan ajaran agama dimaksud. Kejadian ini juga memberi kita kesadaran, tidak semua orang yang menggunakan nama agama, menjadikan agama dimaksud sebagai sumber kebenaran, tetapi lebih sebagai pembenaran atas semua kejahatan yang dilakukannya. Hati-hatilah dengan siapa pun yang membawa-bawa nama agama!

Dalam keprihatinan atas sikap ekstrem yang dipertontonkan ISIS, sejumlah orang Islam melakukan shalat Jumat di Katedral. Pastilah kejadian ini menarik perhatian. Kompas memberitakannya,

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Para pemimpin gereja dan kelompok-kelompok Muslim yang bermitra dengan mereka berharap shalat Jumat ini menebarkan pesan perdamaian dan menentang penggunaan agama yang ekstrem untuk membenarkan kebencian dan perselisihan.

Untuk kali pertama, shalat Jumat diadakan di Katedral Nasional Washington, salah satu gereja terkenal di AS. Karpet-karpet sajadah dibentangkan secara diagonal agar jemaah menghadap kiblat tanpa melihat salib atau simbol-simbol Kristen, Jumat (14/11/2014).
Pendeta Gina Campbell menyambut jemaah, menyatakan bahwa Katedral Nasional Washington adalah "tempat ibadah bagi semua orang".

Dalam khotbahnya, Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika yang merupakan seorang Muslim, Ebrahim Rasool, memuji kebebasan beragama di AS serta mengecam ekstremisme, dan secara khusus menyinggung kelompok militan Islamis yang telah membantai warga Kristiani di Timur Tengah.(16 November 2014)

Pastilah, kejadian ini menimbulkan pro-kontra, kontroversi. Saat shalat Jumat dilakukan ada sejumlah orang yang menyatakan keberatannya. Munculnya sikap pro-kontra merupakan kewajaran dan mesti ditanggapi dengan bijak. Karena ini menyangkut keyakinan yang sangat dalam tertancap di lubuk hati.

Bagi kita yang hidup dan besar di Indonesia, dengan penduduk Muslim sebagai mayoritas, apa yang dilakukan ISIS mungkin tidak terasa menyudutkan dan menyulitkan. Bahkan ada kelompok yang secara terbuka atau setengah terbuka mendukung ISIS.

Mari bayangkan posisi kaum Muslim di negara seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Kaum Muslim adalah minoritas, dan semangat takut dan anti Islam masih sangat kuat. Dengan demikian pembantaian yang dilakukan ISIS terhadap warga negara Amerika Serikat dan Eropa pastilah sangat menyulitkan dan menyudukkan kaum Muslim di sana.

Harus ada tindakan nyata untuk menunjuktegaskan bahwa Islam itu toleran, menghargai agama lain dan sungguh-sungguh bisa bekerjasama dalam ketulusan. Shalat Jumat di Katedral Nasional itu rasanya harus dipahami dalam konteks itu.

Bila ada pihak-pihak yang tidak setuju bahkan menolak, juga harus kita hargai. Apa pun alasan ketidaksetujuan dan penolakannya. Sebab beribadah di rumah ibadah agama lain memang belum lazim dilakukan. Karena itu ketidakmengertian dan kesalahpahaman menjadi sangat terbuka untuk terjadi. Bukankah sesuatu yang baru atau dianggap baru memang selalu mengandung kontroversi.

Dalam konteks yang lebih luas marilah refleksikan sejenak bagaimana sebagian besar kita dibesarkan dalam keyakinan agama masing-masing. Bukankah seringkali kita dididik dalam pulau ego yang terpencil, jauh terpisah darj pulau ego yang lain. Kita diyakinkan dengan berbagai cara bahwa agama yang kita anut merupakan agama yang palung benar atau satu-satunya yang benar. Adapun keyakinan atau agama lain adalah pulau ego yang lain. Bukan saja tidak memiliki kaitan dan hubungan dengan kita, juga pulau berbahaya yang pantas untuk diserbu kapan pun ada kesempatan. Minimal jangan pernah dikunjungi.

Kebanyakan kita tumbuh kembang dengan semangat hanya percaya dengan penduduk dari pulau ego yang sama, dan menaruh curiga pada penduduk dari pulau ego yang lain. Sehingga, secuil apa pun pemicu bisa membuat kita untuk saling serang dan bunuh dengan penduduk dari pulau ego yang lain. Itulah sejarah panjang agama-agama. Semangat itulah yang melahirkan adanya perang sabil atau perang salib.

Akibatnya agama lain dan rumah ibadah agama lain menjadi sesuatu yang asing, bahkan bagi sebagian orang terasa mengganggu dan perlu terus dipersoalkan. Paling tidak sampai hari ini, di beberapa tempat di negeri ini persoalan rumah ibadah masih menjadi persoalan yang belum selesai.

Jangan lupa, bagaimana rumah ibadah jadi sasaran serangan. Baik pada peristiwa bon Natal maupun serangan terhadap kaum Ahmadiyah dan Syiah. Rumah ibadah dirasakan sebagai pertanda paling nyata dari keberadaan agama.

Itulah sebabnya ketidaksetujuan dan penolakan terhadap shalat Jumat di Katedral Nasional selalu menyebutkan alasan ketidakbiasaan dan ketidakpantasan menggunakan rumah ibadah agama lain. Meskipun argementasi itu boleh jadi hanya puncak gunung es. Ada yang lebih dalam dari itu. Masih berakarnya sikap curiga dan tidak percaya.

Biasanya argumentasi yang digunakan untuk membuat batas tegas antara agama adalah Surat Al Kafirun ayat 6 yang bermakna, Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku. Bukankah ayat ini sudah sangat tegas memberi batas?

Benar. Sangat tegas. Tetapi mari kita lihat lagi dengan seksama, ayat itu tidak berbunyi, untukku agamaku dan untukmulah agamamu. Yang pertama disebut adalah untukmulah agamamu. Cara ungkap seperti ini menunjukkan penghormatan atau penghargaan pada pihak lain. Karena itu diucapkan lebih dulu.

Artinya setiap kita memang harus meyakini agama kita. Tetapi itu tidak berarti harus memusuhi agama lain. Justru, karena meyakini agama kita, kita menghormati agama lain. Di sinilah perlu dan pentingnya pemahaman empatis.

Bagaimana pemahaman empatis dirasakan dalam penghayatan agama? Setiap kita meyakini agama yang dianut. Kita bahkan bersedia berkorban dan jika diperlukan mati untuk dan demi agama yang diyakini. Sadarilah, penghayatan yang sama juga dimiliki penganut agama lain. Bayangkan jika keyakinan ini dibenturkan atau diprovokasi untuk saling berhadapan, apa yang akan terjadi?

Mestinya, kesadaran itu membuat kita semakin meyakini agama sendiri dan sekaligus menghormati agama lain dengan ketulusan. Tanpa ketulusan dan saling menghargai tak bakalan ada toleransi sejati. Yang ada hanyalah ritual toleransi dalam pidato dan upacara, serta basa-basi untuk saling menyenangkan hati yang besifat sangat sekejap.

Lantas, apa makna empatis yang bisa didapat saat beribadah dalam rumah ibadah agama lain. Paling kurang kita bisa bertemu dan berbincang untuk terus membangun tali persaudaraan antara sesama manusia, membangun dan memperkuat saling pengertian, merasakan suasana lain karena ada banyak atribut dan simbol yang tidak pernah kita jumpai pada rumah ibadah kita, dan meyakini bahwa Dia Yang Disembah, di rumah ibadah mana pun adalah Dia Yang Maha Kuasa dan Memahami.

PEMAHAMAN EMPATIS ADALAH AKAR SALING PENGERTIAN DAN TOLERANSI SEJATI.

9 komentar:

  1. Rijalul Fahmi (4915145529)
    P.IPS B 2014
    Menurut wikipedia empatis atau empati adalah respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain, dan dapat didefinisaikan sebagai keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan.

    Sholat jumaat di katedral ini contoh dari empatinya umat kristiani terhadap umat muslim yang minoritas di amerika. Walaupun banyak pro kontra yang beralasan bahwa ketidakpatasan umat islam sholat digereja toh islam mewajibkan kita sholat ditempat manapun, kita hanya terbiasa berfikir singkat apa yang kita lihat seperti itu, lantas kita beropini bahwa itu tidak pantas karna ada simbol-simbol kristen didalam, seharusnya kita berfikir lebih panjanga karna apaartinya sebuah simbol ketika kita beribadah adalah hubungan kita terhadap tuhan bukan terhadap simbol-simbol, kalau menurut saya Inilah bukti kerukunan beragama, mereka membantu menyediakan tempat untuk umat islam beribadah, karna memang diamerika itu sendiri jumlah masjid sangatlah sedikit.

    mereka yang mayoritas beragama kristen lebih emaptis dan toleran terhadap umat islam itu sendiri. Ini yang seharusnya kita contoh, bukan mencontoh dalam hal meminjamkan masjid untuk tempat beribadah agama lain, melaikan membebaskan agama lain untuk beribah sesuai ketentuan mereka, jangan sampai terjadi perusakan gereja, klenteng atau tempat ibadah agama lain, bahkan samapai pelarangan beribabah dan perang antar agama.

    Agama mayoritas di Indonesia adalah islam, dan saya sendiri adalah muslim, dalam agama saya kita diajarkan untuk saling menghargai antar sesama (agama lain) dan membebaskan meraka dalam menjalankan ibadahnya. Kita pun hidup berdampinga dengan agama lain, kriten, khatolik, budha, hindu, kongucu, kita harus saling menghargai satu sama lain, saling membantu antar umat beragama agar terciptanya kerukunan antar kita, buktikan bahwa islam bukan agama yang intoleran, diskriminatif dan ekstrem. Jadikanlah kejadian di amerika itu contoh positif agar kita saling menghargai antara agama dan menghargai perbedaan.

    BalasHapus
  2. saya setuju dengan pak nusa, bahwa tempat ibadah tidak menjadi penghalang untuk beribadah. karena kita tahu bahwa Tuhan ada dimana-mana. oleh karena itu , di tempat apapun kita bisa beribadah tergantung pada niat dalam hati.
    kita hidup berdampingan dengan agama yang lainnya, hal itu seharusnya membuat kita sadar akan pentingnya toleransi. karena toleransi itulah sebagai landasan dalam menghormati perbedaan agama.

    BalasHapus
  3. Nama: hesti mardiana
    Kelas: p.ips A 2014
    No registrasi: 4915141039
    Memang mayoritas agama di indonesia adalah agama islam. Namun tidak dapat di pungkiri tidak hanya agama islam saja,agama lain seperti hindu,budha,kristen juga ada di indonesia tetapai hanya minoritas saja. Dengan adanya perbedaan itulah yang mengharuskan kita untuk saling toleransi antar agama. Dengan toleransi itulah kita dapat saling menghargai dan saling menyatu.
    Agama islam memnag mengajarkan kita untuk melakukan ibadah kapan saja dan dimana saja. Seperti kasus sholat jum.at di Katedral Nasional itu seharusnya tidak terjadi karena masih banyak tempat yang bisa di gunakan untuk ibadah selain di gereja.
    Kita memang di perbolehkan untuk mengunjungi tempat peribadahan agama lain,namun itu bukan untuk kita juga melakukan ibadah di sana, itu hanya untuk saling berbincang dan menjaga silaturahmi sebagai wujud toleransi kita terhadap agama lain.

    BalasHapus
  4. Tempat beribadah merupakan salah satu symbol dari sebuah agama. Islam dengan Masjidnya, Kristen, Protestan, Katholik dengan Gerejanya, Hindu dengan Puranya, Buddha dengan Viharanya serta Konghucu dengan Klentengnya. Itu sudah jelas setiap agama memiliki tempat beribadah yang berbeda-beda.

    Walaupun Pendeta Gina Champbell mengatakan bahwa Katedral tersebut menjadi tempat beribadah bagi semua umat tetapi sangat aneh kelihatannya jika Shalat Jum’at yang biasa dilaksanakan di Masjid, ini malah dilaksanakan di dalam Gereja. Orang-orang yang melaksanakan Shalat Jum’at di dalam Gereja itu memang mempunyai misi menebarkan pesan perdamaian dan menentang penggunaan agama secara ekstrem untuk membenarkan kebencian dan perselisihan. Alangkah baiknya misi menebarkan perdamaian itu dilakukan dengan cara lain bukan dengan cara Shalat Jum’at di dalam Gereja.

    Bagi orang awam pasti mereka sangat kontra dengan kejadian itu dan bagaimana pula jika orang Nasrani melakukan hal yang serupa yaitu mereka melakukan peribadatannya di dalam Masjid. Itu terlihat sangat tidak wajar bukan?. Memang beberapa Ulama mengeluarkan fatwa tentang Shalat di dalam Gereja, beberapa memperbolehkannya karena Gereja itu hanya sebuah bangunan asalkan di dalamnya tidak terdapat patung dan lukisan-lukisan makhluk hidup, lalu beberapa Ulama memakruhkan Shalat di dalam Gereja karena Gereja itu ada patung dan lukisan-lukisan makhluk hidupnya, dan beberapa Ulama sangat megharamkannya.

    Saya pernah membaca sebuah artikel yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad pernah Melaksanakan Shalat di dalam Kakbah yang pada saat itu disekitaran dan di dalam Kakbah masih banyak terdapat patung/berhala. Itu bisa dijadikan alasan bagi kelompok orang yang pro terhadap kejadian Shalat di dalam Katedral tersebut. Memang setiap kejadian yang tidak biasa terjadi akan menimbulkan pro dan kontra dan juga setiap peristiwa yang terjadi itu selalu membawa hikmah tersendiri. Seperti bapak ungkapkan kita akan melihat suasana yang berbeda dari biasanya kita bisa melihat simbol yang tak kita pernah lihat di tempat ibadah kita.

    Reza Priyantama
    P.IPS B 2014

    BalasHapus
  5. Indonesia merupakan bangsa yang multiagama. Beragam agama yang dianut oleh bangsa Indonesia menjadi sumbangsih betapa bangsa ini begitu berwarna. Namun, agama seringkali menjadi isu sensitif dan menimbulkan gesekan-gesekan, entah karena kesalahpahaman memahami ajaran setiap agama ataupun rasa fanatisme agama yang kuat. Bahkan, dari gesekan-gesekan tersebut muncul konflik antar agama yang membawa korban jiwa. Sungguh sebuah isu yang pantas menjadi perhatian kita semua, bukan hanya sebuah isu pinggiran yang hanya sepintas lalu saja.
    Beberapa waktu yang lalu, kita dihebohkan oleh tayangan video di situs Youtube mengenai “kristenisasi terselubung” saat Car Free Day di kawasan Sudirman-Thamrin. Kegiatan yang diklaim sebagai aksi sosial untuk mendukung pemerintahan baru Indonesia tersebut menimbulkan reaksi dari golongan umat Islam maupun umat Kristen, terutama di ranah sosial media. Di bagian komentar dalam video tersebut, saya melihat barisan komentar yang seolah mencerminkan fanatisme agama. Kedua belah pihak saling berbalas tanggapan bahkan sampai ada ejekan dan caci-makian. Tentu hal ini sangat mencederai semangat toleransi antarumat beragama.
    Belum lagi mengenai permasalahan rumah ibadah. Kehadiran rumah ibadah agama lain lagi-lagi menimbulkan ego dan fanatisme bahkan kebencian karena kehadiran pengikut agama lain di lingkungan kita. Memang antara agama ada batas yang tegas seperti yang tercantum dalam Al Quran Surat Al-Kafirun ayat terakhir, yang artinya untukmu agamamu untukku agamaku. Tetapi, kebanyakan orang menafsirkan ayat tersebut untuk memusuhi bahkan memerangi pengikut agama lain. Justru ayat tersebut menganjurkan kita untuk memiliki rasa toleransi terhadap pengikut agama lain. Disinilah peran penting pemahaman empatis dalam kehidupan beragama.

    Tri Arung Wirayudha
    4915141048
    P.IPS A 2014

    BalasHapus
  6. ISIS (Islamic State Of Iraq and Suriah) telah bertransformasi menjadi IS (Islamic State). mereka bukan organisasi tetapi merupakan sebuah negara yang statusnya tidak diakui oleh negara manapun. dengan Ektrimnya Abu Bakr AL-Baghdadi mengaku bahwa ialah Imam Mahdi yang akan membawa umat Islam menuju keselamatan. KENTUT, mana ada seorang imam dengan se enak jidat menggorok, membunuh, menembaki orang-orang tak berdosa. apa dasar bahwa kita umat Islam harus tunduk kepadanya?. dan apapula ia membangun ISIS? apa tujuannya? mengapa ISIS lahir ? Jika kita jeli, dan jika anda memperhatikan ruang waktu negara IRAQ dari tahun 90an.maka akan terlihat jelas sebuah jawaban, mengapa gerakan setan itu lahir?. yap jawabanya adalah karena perang berkepanjangan.
    ingat Sadam Husein ? seorang diktator jahat (bisajadi) ia membom sebuah desa yang mayoritas syiah dengan senjata kimia yang menyebabkan ratusan orang meninggal. memang sangat keji dan saya tidak setuju dengan perbuatan setan nya tersebut lagipula rakyatnya juga benci dengan dirinya. namun apabila ia masih hidup sekarang dan masih memimpin IRAQ mungkin rakyat IRAQ akan lebih cinta kepadanya, namun setelah kedatangan Amerika yang dibawah perintah George Walker Bush JR untuk menginvasi IRAQ yang katanya punya senjata pemusnah massal (Mass of weapon Destruction), dan dalih pemboman menara kembar (WTC). dengan membabi buta Amerika telah mem bom IRAQ yang menyebabkan jutaan orang meninggal dan ribuan anak menjadi yatim.

    jadi yang jahat Om Sadam apa Om Bush ? ya tentu om Bush. Amerika datang dengan dalih perdamaian padahal ingin merampas minyak Iraq yang sangat kaya dengan mengorbankan jutaan nyawa. rakyat Amerika pun kesal karena sanak keluarga mereka dikirim ke IRAQ (sama Seperti perang Vietnam) saya tidak benci dengan rakyat Amerika ,sama sekali tidak. saya sangat benci dengan Pemerintahan munafik Amerika. setelah perang berakhir(padahal tidak pernah berakhir) menimbulkan masalah baru. muncul gerakan baru dan teroris lahir dimana-mana ini akibat keputus asaan rakyat IRAQ . akhirnya sebuah gerakan ekstrem dan menjadi teroris terkuat lahir yaitu ISIS yang akan menjadi bumerang Amerika dan sahabat NATO nya


    ACHMAD SUNANDAR
    P.IPS B 2014

    BalasHapus
  7. ISIS (Islamic State Of Iraq and Suriah) telah bertransformasi menjadi IS (Islamic State). mereka bukan organisasi tetapi merupakan sebuah negara yang statusnya tidak diakui oleh negara manapun. dengan Ektrimnya Abu Bakr AL-Baghdadi mengaku bahwa ialah Imam Mahdi yang akan membawa umat Islam menuju keselamatan. KENTUT, mana ada seorang imam dengan se enak jidat menggorok, membunuh, menembaki orang-orang tak berdosa. apa dasar bahwa kita umat Islam harus tunduk kepadanya?. dan apapula ia membangun ISIS? apa tujuannya? mengapa ISIS lahir ? Jika kita jeli, dan jika anda memperhatikan ruang waktu negara IRAQ dari tahun 90an.maka akan terlihat jelas sebuah jawaban, mengapa gerakan setan itu lahir?. yap jawabanya adalah karena perang berkepanjangan.
    ingat Sadam Husein ? seorang diktator jahat (bisajadi) ia membom sebuah desa yang mayoritas syiah dengan senjata kimia yang menyebabkan ratusan orang meninggal. memang sangat keji dan saya tidak setuju dengan perbuatan setan nya tersebut lagipula rakyatnya juga benci dengan dirinya. namun apabila ia masih hidup sekarang dan masih memimpin IRAQ mungkin rakyat IRAQ akan lebih cinta kepadanya, namun setelah kedatangan Amerika yang dibawah perintah George Walker Bush JR untuk menginvasi IRAQ yang katanya punya senjata pemusnah massal (Mass of weapon Destruction), dan dalih pemboman menara kembar (WTC). dengan membabi buta Amerika telah mem bom IRAQ yang menyebabkan jutaan orang meninggal dan ribuan anak menjadi yatim.

    jadi yang jahat Om Sadam apa Om Bush ? ya tentu om Bush. Amerika datang dengan dalih perdamaian padahal ingin merampas minyak Iraq yang sangat kaya dengan mengorbankan jutaan nyawa. rakyat Amerika pun kesal karena sanak keluarga mereka dikirim ke IRAQ (sama Seperti perang Vietnam) saya tidak benci dengan rakyat Amerika ,sama sekali tidak. saya sangat benci dengan Pemerintahan munafik Amerika. setelah perang berakhir(padahal tidak pernah berakhir) menimbulkan masalah baru. muncul gerakan baru dan teroris lahir dimana-mana ini akibat keputus asaan rakyat IRAQ . akhirnya sebuah gerakan ekstrem dan menjadi teroris terkuat lahir yaitu ISIS yang akan menjadi bumerang Amerika dan sahabat NATO nya


    ACHMAD SUNANDAR
    P.IPS B 2014

    BalasHapus
  8. Amelya Sylvia
    P.IPS A 2014

    Menurut pendapat saya, tulisan di atas sudah bagus dan memberi pelajaran. Namun, saya memiliki tanggapan tersendiri. Pada dasar nya setiap agama memang boleh berdoa dan beribadah dimana saja. Akan tetapi, pada dasarnya setiap agama itu sudah memiliki rumah (tempat ibadah nya masing-masing). Bukan bermaksud supaya rasis, namun beribadahlah pada tempat nya masing-masing.
    Terimakasih

    BalasHapus
  9. Riefka Fauziah Azhari
    P.Ips A 2014
    4915141045
    Pengertian dan toleransi terhadap agama lain memang sangat penting dan seharusnya kita saling menghargai satu sama lain.
    Tidak seperti kelompok ISIS yang mengaku sebagai kelompok islam seperti yang dikatakan oleh bapak "mengeksekusi mati orang secara sangat kejam dan dipertontonkan ke seluruh dunia memanfaatkan teknologi".
    Tentu orang yang bukan islam akan merasa atau berpandangan bahwa orang-orang yang menganut agama islam pastilah berperilaku seperti itu, padahal agama islam tidak mengajarkannya. Karena itulah, jangan berpandangan bahwa setiap orang yang melakukan kesalahan dengan mengatas namakan agama bukan berarti ajaran agama itu buruk.
    Tetapi hanya segelintir manusia yang entah mencari sensasi atau hanya untuk menghancurkan agama yang bersangkutan agar agama tersebut terlihat buruk di mata agama lain. Kita harus menumbuhkan sikap saling toleransi yang tidak hanya dalam mulut, dengan menunjukan sikap yang baik dan saling menghargai. Terimakasih pak

    BalasHapus

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd