Islam adalah agama perdamaian. Salah satu arti Islam adalah damai. Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Namun, kini Islam dikaitkan dengan terorisme dan kekejaman yang mengerikan. Al Qaeda adalah kelompok teroris yang secara terang-terangan menyatakan diri sebagai kelompok jihad yang hendak menghancurkan musuh-musuh Islam. Mereka menggunakan atribut-atribut keislaman dan pendukungnya selalu memegang Al Qur'an di tangan saat tampil menunjukkan diri siapa mereka.
Taliban juga menyatakan diri sebagai kelompok jihad Islam yang memperjuangkan tegaknya nilai-nilai Islam. Boko Haram juga sama, memproklamirkan diri sebagai kekuatan jihad yang sangat anti barat. Terakhir muncul ISIS yang selalu memamerkan kepada publik perbuatan sadis memenggal leher orang. ISIS bertujuan mendirikan negara Islam, caranya sangat sadis, sama sekali tidak Islami. Dalam dunia beradab ada tatacara memperlakukan tawanan. Bukan dibunuh seenaknya. Orang yang dibunuh bukan saja tentara yang berperang dengan mereka, tetapi siapa saja, termasuk para jurnalis.
Citra Islam akhirnya tercoreng. Islam bagi banyak orang dipersepsi sebagai kekuatan teror yang sadis dan anti perdamaian. Beberapa bukti kesadisan dan kekerasan kelompok itu tergambar dari sejumlah pemberitaan ini.
Peshawar, - Pembantaian yang dilakukan teroris Taliban di sebuah sekolah di Peshawar, Pakistan benar-benar mengusik rasa kemanusiaan. Bagaimana tidak, anak-anak tak berdosa tiba-tiba ditembaki membabi-buta oleh teroris-teroris Taliban yang menyerbu sekolah tersebut.
Juru bicara Taliban Pakistan Mohammed Khurrassani mengatakan, para militannya memanjat tembok sekolah Army Public School pada Selasa (16/12) sekitar pukul 10.00 untuk membunuh para siswa. (17.12.2014)
VIVAnews - Seorang ulama asal Iran, Man Haron Monis disebut Polisi Federal Australia (AFP) sebagai otak di balik penyanderaan di kafe Lindt Chocolate di area Martin Place, Sydney. Dari data yang diperoleh polisi, sebelumnya Monis pernah diberikan suaka politik oleh Pemerintah Australia.(15.12.2014)
Metrotvnews.com, Damaskus: Kekejaman yang dilakukan oleh kelompok Islamic State (ISIS) seperti tidak berujung. Kontroversi baru muncul ketika sebuah foto menunjukkan bayi yang akan dieksekusi ISIS.
Foto tersebut ditemukan dari sebuah telepon seluler yang diambil oleh prajurit Kurdi. Ponsel itu merupakan milik dari serang anggota ISIS yang tewas dalam pertempuran di Kobani.
Menurut keterangan pihak pasukan Kurdi, foto itu menunjukkan seorang bayi perempuan yang tengah ketakutan ketika melihat ada pisau di lehernya.
Bayi itu diyakini berasal dari keluarga kelompok Muslim Alevi, yang selama ini masih menjadi target serangan ISIS. Seorang sumber yang menerima foto itu dari pasukan YPH Kurdi, mengaku sedih setiap kali melihatnya.(20.10.2014)
Kekerasan, kekejaman, dan kebiadaban dalam bentuk pembunuhan dan saling bunuh bukanlah cerita baru dalam khasanah Islam. Orang-orang terbaik, para sahabat Nabi Muhammad yang terpilih menjadi pemimpin umat Islam awal setelah Nabi wafat, tewas dibunuh, bahkan oleh orang Islam sendiri.
Sejak awal, setelah Nabi wafat, umat Islam sudah terpecah belah. Pemicunya adalah kekuasaan. Setiap kelompok kemudian mencari pembenaran dari Al Qur'an untuk keyakinan dan tindakannya. Jadi, menggunakan Al Qur'an dan tuntunan Nabi sebagai pembenaran bagi tindakan yang salah dan secara substansial bertentangan dengan hakikat Islam sudah dilakukan sejak zaman awal Islam.
Apalagi Al Qur'an dengan syarat-syarat yang sangat ketat mengizinkan peperangan dan Nabi beberapa kali memimpin peperangan. Fakta ini sering digunakan oleh kelompok-kelompok garis keras dalam Islam sebagai pembenaran tindakan mereka, meski persyaratannya tidak terpenuhi. Kelompok-kelompk ini telah melakukan tafsir anarkis terhadap sumber-sumber utama ajaran Islam. Mereka memberi tafsir sesuai kepentingannya sendiri. Al Qu'an dikelupas, dirajangcincang, dipilih ayat-ayat tertentu, dilepas dari ayat lain dan substansi Ak Qur'an, kemudian dijadikan dalil pembenaran tindakannya yang biadab. Sesungguhnya mereka adalah teroris sangat biadab yang menggunakan ayat suci sebagai topeng. Iblis berbulu rohaniawan.
Coba kita kaji, apa alasan dan dasar pijak bagi kelompok Taliban membantai anak sekokah yang tidak terlibat apapun dan tidak bersalah? Anak-anak yang sedang ujian itu diberondong dengan sangat kejam. Bagian mana dari ajaran Islam yang membolehkan tindakan keji seperti itu? Begitupun ISIS, bagian mana dari doktrin Islam yang membolehkan tindakan keji, bahkan terhadap bayi?
Pelaku bom Bali pernah membuat tulisan membela tindakannya. Dalam tulisan itu ia tegas menyatakan bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah jihad. Ia tanpa segan mengutip banyak ayat dari Al Qur'an untuk membenarkan tindakan terorisnya. Sungguh ini bukan saja tragis, tetapi sangat keji dan menjijikkan. Melakukan teror, membunuh manusia secara keji, menyebutnya jihad dan menggunakan ajaran suci sebagai pembenaran.
Sejumlah orang menyatakan bahwa munculnya kelompok-kelompok keras yang melakukan teror dalam Islam merupakan reaksi tak terhindarkan dari ketidakadilan yang ditunjukkan barat dan Israel terhadap umat Islam, terutama di Timur Tengah. Fakta ketidakadilan itu memang ada dan tak terbantahkan. Lihat saja sikap barat terhadap program nuklir Iran. Iran diberi berbagai sanksi saat mengembangkan nuklir, sedangkan Israel dibiarkan, bahkan dibantu.
Kita sama menyaksikan bagaimana Libya dan Irak diluluhlantakkan oleh barat, dan sampai kini hancur berantakan oleh perang saudara sasama muslim. Suriah dihabisi. Kekuatan Islam yang menang secara demokratis di Mesir dihancurkan. Barat sungguh mendominasi dan memecah belah umat Islam di banyak tempat. Ini fakta yang tak terbantahkan.
Dalam konteks inilah tidak mengherankan bila Samuel P. Huntington menyebutnya benturan antarperadaban yakni barat lawan Islam. Islam merupakan lawan barat yang nyata, katanya.
Persoalannya adalah apakah dominasi dan ketidakadilan barat itu harus dilawan dengan terorisme? Apalagi terorisme itu kini malah diarahkan pada umat Islam sendiri? Umat Islam yang menjadi korban terorisme oleh kelompok Islam keras seperti yang kita saksikan di Pakistan. Apakah terorisme ini sesuai dengan ajaran Islam?
Umat Islam yang beradab, rasional dan sungguh-sungguh beriman harus menunjukkan perlawanan dengan berbagai cara terhadap terorisme yang mengatasnamakan Islam dan melakukan pembunuhan dengan sangat keji ini. Generasi muda Islam harus diarahkan untuk meningkatkan kualitas iman, ilmu dan kompetensinya dalam semua bidang kehidupan. Dengan demikian segala bentuk ketidakadilan terhadap Islam dan umatnya direspon dengan cara-cara yang beradab dan menonjolkan cara-cara Islami.
Seperti pada masa lalu! Islam menjadi pemicu, pendorong dan inspirasi bagi munculnya pencerahan sebagai lawan terhadap abad kegelapan Eropa. Itu dapat terjadi karena Islam melahirkan banyak tokoh dalam banyak bidang yang menjadi rujukan ilmu pengetahuan. Mestinya kita belajar dari masa lalu Islam yang gemilang.
Rasanya cara-cara yang mengandalkan otot, kekerasan, pengerahan masa dan melakukan penghujatan sudah sangat tidak memadai. Apalagi menggunakan terorisme yang keji. Kita mesti bekerja keras bagi kejayaan Islam dan kemajuan manusia.
ISLAM HARUS DIRASAKAN SEBAGAI RAHMAT BAGI SEMESTA ALAM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd