Rabu, 07 Januari 2015

SELAMAT JALAN KEVIN: MAKNA KEMATIAN

Pagi itu Kevin bergembira bersama teman-temannya di sekolah, TK Anak Sholeh Bekasi. Seperti biasa, ia minta dipeluk oleh Ibu Ninin gurunya. Ia memang paling sering minta dipelukin dan diciumin. Sering juga minta disuapin saat istirahat.

Kevin dibesarkan oleh seorang nenek yang bukan neneknya sejak usia lima bulan. Hidup Kevin memang penuh kesedihan dan derita. Lebih sedih dari yang terungkap dalam lagu ibu tiri. Lagu ibu tiri itu syairnya adalah ibu tiri hanya cinta pada ayahku saja. Syair yang lebih tepat bagi Kevin adalah ibu tiri hanya cinta pada ayah tiriku saja.

Sejak bayi Kevin telah ditinggal berkali-kali. Pertama, ayah kandungnya pergi begitu saja entah ke mana. Ibunya menikah lagi. Kevin punya ayah tiri. Tak berapa lama, ibunya yang pergi meninggalkan ayah tirinya, entah ke mana, Kevin ditinggalkan pada ayah tirinya. Ayah tirinya kemudian menikah lagi. Tidak berapa lama diasuh oleh ayah dan ibu tirinya, Kevin ditinggalkan begitu saja pada seorang nenek. Entah nenek siapa.

Kevin dibesarkan dengan susah payah, karena sang nenek juga sudah sangat renta. Untuk hidupnya sendiri saja sangat susah, ditambah Kevin pula. Itulah sebabnya untuk keperluan sehari-hari, Kevin dan si nenek lebih banyak hidup dari uluran tangan para tetangga. Kevin sungguh menjadi anak masyarakat.

Saat usia taman kanak-kanak Kevin diminta masuk ke TK Anak Shaleh. Segera saja ia menjadikan para guru sebagai ibunya. Kevin memang selalu pulang paling belakangan karena ia baru mau pulang jika guru-guru meninggalkan sekolah. Jadi Kevin sering membantu guru membereskan sekolah dan hadir dalam rapat guru yang biasanya dilakukan setelah jam belajar selesai. Biasanya ia meneruskan bermain atau belajar.

Kali ini pada sore hari ia ikut anak-anak yang lebih besar, anak-anak SD bermain sepeda. Rupanya mereka pergi ke danau tempat pemancingan. Jaraknya lebih dari satu kilometer dari kediaman Kevin. Mereka masuk ke danau untuk mencari ikan. Anak-anak ini sama sekali tidak tahu bahwa tidak semua bagian danau itu cetek airnya. Ternyata ada bagian yang dalam. Kevin tergelincir ke tempat yang dalamnya sekitar tujuh meter. Semua orang yang ada di situ panik dan ikut membantu menolong.

Tetapi ajal rupanya sudah mendahului. Kevin ditemukan terbenam dalam lumpur dan sudah tak bernyawa. Setelah berkali-kali ditinggalkan. Sekarang tubuh Kevin ditinggalkan oleh rohnya, dan Kevin meninggalkan semua orang yang menyayanginya. Selamat jalan Kevin, berbahagilah dalam asuhan Sang Pengasuh Semesta. Ia yang mengizinkan kehadiranmu dan Ia yang memanggilmu kembali.
Innalillahi Wainalilahi Rojiun

Kita tak pernah tahu, mengapa si A yang sehat walafiat dan masih muda meninggal, dan si F yang sakit-sakitan dan tua renta masih hidup.  Mengapa ada orang yang menjadi "bangkai kasur" bertahun-tahun, mati segan hidup tak mau. Mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, koma delapan tahun dulu baru meninggal. Kita juga tidak tahu mengapa ada yang meninggal karena jatuh bersama pesawat dan ada yang disebabkan longsor, gunung api meletus dan kesetrum listrik. Sungguh misteri, rahasia Illahi.

Karena kita tidak tahu dan tidak pernah akan tahu makna kematian, ada apa di balik kematian dan cara kematian itu nyamper, sebaiknya kita memaknai kematian secara positif saja. Bagi orang beriman, bagus juga jika dikaitkan dengan keyakinan iman sebagaimana yang diajarkan oleh agama.

Kepergian Kevin bisa dimaknai bahwa Tuhan sangat mencintainya dan mau memberikan kebahagiaan padanya. Karena bukankah Kevin sudah terlalu sering ditinggalkan dan diabaikan? Tuhan yang akan "mengasuh" Kevin dalam kehangatan dan cinta. Tuhan sangat peduli pada Kevin.

Mereka yang wafat dalam musibah jatuhnya pesawat atau karena longsor dan musibah lain, boleh jadi akan mendapatkan tempat yang membahagiakan di sisiNya karena biasanya sangat banyak orang yang mendoakannya. Bahkan orang yang tak mengenalnya dan tinggal di dekat Kutub Utara pun ikut mendoakan karena berita musibah biasanya mendunia.

Sementara bagi yang mengalami sakit dalam waktu lama sebelum wafat, kita maknai sebagai cara Tuhan untuk "membersihkannya" agar di alam sana, ia bisa mendapatkan tempat yang lebih layak sebagai hadiah bagi derita sakitnya.

Dalam banyak agama dan keyakinan bukankah banyak ajaran yang juga sangat positif tentang kematian? Dalam beragam keyakinan kuno dan sejumlah agama diyakini bila bocah meninggal, ia akan menjadi penyelamat orang tuanya di alam sana.

Memaknai kematian secara positif, paling kurang akan membantu kita  mengurangi rasa sedih dan derita karena ditinggalkan orang yang kita cintai. Kita tahu, kematian pasti meninggalkan luka yang nyeri perih dan mendalam. Cara ini semoga membuat kita lebih kuat menghadapinya.

Berfikir dan yakinlah disertai doa yang khusu' dan tulus bahwa orang yang meninggalkan kita itu, mendapatkan kebahagiaan di dunia sana. Coba kenang kembali selama hidup apa yang belum atau kurang kita berikan padanya. Mungkin selama bersamanya, kita terlalu sering memarahinya atau kurang memperhatikannya. Yakinilah bahwa di sana ia akan mendapatkan apa yang belum kita berikan itu, sembari tetap berdoa untuknya.

Bukankah seringkali terjadi, kita sunguh merasakan cinta pada seseorang justru saat dia sudah pergi. Ketika dia sudah pergi baru kita sadari seluruh kebaikannya yang kurang kita hargai selama masih bersamanya. Kesadaran itu sebaiknya dijadikan dasar untuk meyakinkan diri kita bahwa kebaikannya yang kita abaikan itu akan segera dibalas kebaikan yang lebih besar oleh Tuhan di sana.

MEMAKNAI KEMATIAN SECARA POSITIF MEMBUAT KITA KUAT MENGHADAPINYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd