Rabu, 21 Januari 2015

WATIMPRES DAN KAPAL BESAR INDONESIA

Presiden sudah melantik sembilan anggota Watimpres. Kesembilan anggota yang dilantik merupakan tokoh yang berpengalaman, memiliki reputasi dan prestasi di atas rata-rata. Pantas disebut sebagai orang-orang pilihan. Tampaknya mereka juga tidak hanya dipilih dalam kapasitas pribadi. Ada yang secara langsung atau tidak diwakilinya. Meski mungkin tidak secara formal, setidaknya secara aspirasi.

Semoga kesembilan anggota Watimpres dapat menjalankan tugas dan fungsi sebaik-baiknya mendukung presiden menjalankan tugas-tugasnya bagi kepentingan rakyat. Kehadiran mereka tentulah bukan hanya untuk memenuhi ketentuan undang-undang. Pastilah diharapkan lebih dari itu.

Pemilihan Watimpres sepenuhnya hak prerogatif presiden. Karena itu memang tidak boleh dicampuri. Sudah pasti presiden memiliki sejumlah pertimbangan dan alasan memilih mereka. Tidak ada kewajiban presiden memberi pertanggungjawaban atas pilihannya ini.

Namun, sebagai sebuah keputusan terbuka yang memiliki dimensi publik, tak salah kiranya jika dicermati dan dikomentari. Setidaknya sebagai upaya untuk membiasakan perlunya pandangan berbeda.

Pilihan presiden terhadap sembilan tokoh itu menunjukkan bahwa presiden memang mendahulukan orang dekat. Alasan yang sama pernah dikemukakan presiden saat memilih Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri yang kemudian menimbulkan masalah dan kehebohan.

Memilih orang dekat yang sudah dikenal dan dipercaya adalah wajar, logis dan sama sekali tidak salah. Apalagi pilihan itu terkait dengan jabatan strategis untuk membantu menjalankan tugas berat sebagai presiden. Didampingi dan dibantu oleh orang-orang yang telah sangat dikenal dan dipercaya pastilah memberikan rasa aman dan nyaman. Dengan demikian presiden bisa melaksanakan amanah rakyat dengan sebaik-baiknya.

Paling tidak hampir semua orang yang dipilih ini adalah orang-orang yang telah bekerja keras membantu presiden dalam kompetisi yang sangat kompetitif dan seru saat pemilihan presiden, ada aroma balas budi dalam pilihan ini.

Namun, presiden dan orang-orang di dalam lingkar kekuasaan yang memiliki akses untuk memberikan masukan dan pertimbangan pada presiden harusnya jangan lupa apa yang pernah dipidatokan presiden tentang kapal besar Indonesia.

Kala itu presiden mengajak semua kekuatan untuk bersatu dalam salam tiga jari. Presiden tegaskan tak ada lagi satu dan dua, yang ada adalah salam tiga jari, Persatuan Indonesia.

Alangkah elok dan indahnya bila Presiden Jokowi mewujudkan semangat salam tiga jari itu dalam memilih orang untuk jabatan-jabatan strategis dan penting. Tentu saja bukan dengan niat dan maksud bagi-bagi kekuasaan sebagaimana selama ini dipraktikkan. Sama sekali tidak dimaksudkan agar orang-orang yang jauh bahkan yang berseberangan tunduk takluk pada presiden. Sama sekali tidak.

Mengajak serta orang jauh dan berseberangan untuk ikut dalam kapal besar Indonesia pastilah lebih baik daripada membiarkan mereka dalam sampan-sampan dan biduk-biduk kecil yang berada di sekitar kapal besar itu.

Rasanya jika ini dillakukan bukan saja presiden telah membangun tradidi baru dalam demokrasi dan tatakelola negara. Juga akan menciptakan dinamika baru dalam politik dan demokrasi kita.

Rakyat akan merasakan bahwa mereka semua berada dalam kapal yang sama yaitu kapal besar Indonesia. Rakyat juga merasakan bahwa semangat gotong royong, semangat salam tiga jari bukan hanya penghias bibir dalam pidato.

Kita sama sekali tidak tahu, apakah cara-cara presiden memilih orang untuk jabatan-jabatan strategis ada kaitannya dengan ungkapan Megawati yang seringkali dilontarkannya saat pemilihan presiden. Waktu itu Megawati selalu katakan PDIP sudah puasa sepuluh tahun, dan akan berjuang keras untuk memenangkan pilpres. Apakah itu berarti setelah menang, artinya mencapai hari raya, mau menikmati berkah hari raya sendirian?

Semoga Presiden Jokowi yang tidak ikut puasa sepuluh tahun memiliki semangat yang kuat untuk berbagi dalam kapal besar Indonesia. Kapal besar Indonesia akan mampu menghadapi badai apapun jika memberi tempat bagi putra-putri terbaiknya, tak peduli apakah dia dekat atau jauh bahkan berseberangan dengan sang nahkoda kapal yaitu Presiden Jokowi.

INDONESIA HEBAT JIKA SEMUA PUTRA-PUTRI TERBAIK DIBERI KESEMPATAN UNTUK BERPARTISIPASI AKTIF DALAM MENGELOLA PEMERINTAHAN DAN NEGARA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd