Rabu, 09 Maret 2016

MANUSIA ITU UNIK

(Doa Bagi Abah, wafat 27.3.2015)

Tidak ada manusia yang sama persis. Pun anak kembar identik. Sekecik apapun pasti ada perbedaannya. Perbedaan itu bukan hanya terdapat pada sidik jarinya. Tetapi pada banyak bagian tubuhnya sampai pada tingkat atom.  Sudah dipastikan melalui penelitian bahwa setiap manusia memiliki kode gen yang berbeda.

Setiap anak yang berasal dari ibu dan ayah yang sama ternyata mendapatkan bawaan gen yang tidak sama dari ibu dan ayah. Itulah sebabnya ada anak yang secara fisik mirip ibunya, namun sejumlah sikapnya lebih dekat pada ayahnya. Akan menjadi mengherankan bila sikapnya dekat dengan ibunya namun secara fisik mirip tetangga. Jika yang pertama bisa disebut peristiwa biologis, yang belakangan pasti merupakan peristiwa sosiologis.

Keberbedaan itu membuat setiap manusia unik. Meski mungkin ada sejumlah kesamaan, namun yang paling menonjol adalah keberbedaan. Berdasarkan fakta ini, upaya-upaya penyeragaman terhadap manusia harus ditolak karena bertentangan dengan kodrat manusia yang berbeda dan unik.

Keunikan manusia itu aku temukan paling nyata pada abah atau ayahku. Sudah hampir setahun ia wafat. Ia wafat pada tanggal dan hari yang sama dengan Olga Syahputra. Abahku wafat sekitar pukul sepuluh pagi, dan Olga wafat saat kami sedang menguburkan ayahku setelah Ashar.

Ayahku pernah menjadi tentara, tetapi tidak terlalu lama pada zaman revolusi. Ia lebih memilih menjadi orang sipil. Ia sangat malas berolah raga meski sangat mengilai nonton sepak bola. Sampai akhir hayatnya di kamarnya ada poster Barcelona, Arsenal, Manchester United dan Messi. Is menonton semua siarang langsung sepak bola, pun kompetisi dalam negeri. Akibatnya ia sangat sering begadang.

Ia perokok berat. Ia menghisap beragam rokok, dan juga melinting rokok sendiri dari bermacam-macam merek tembakau, serta doyan banget cerutu. Tabungan dan penghasilannya paling banyak digunakan membeli tembakau, cerutu dan macam-macam jenis kopi. Karena ia campuran Aceh-Pacitan, lahir dan besar di Aceh ia sangat tergantung pada kopi Aceh dan kopi Luwak. Ia meminum kopi tiga kali sehari dengan gelas besar. Kopinya sangat kental. Bila begadang nonton bola, pastilah jatah rokok dan kopinya bertambah-tambah.
Ia paling suka makan durian dan mangga. Buah lain ia makan sekadarnya. Bila menikmati durian benar-benar sangat banyak. Aku sampai ngap melihatnya menikmati durian.

Seperti kebanyakan orang Aceh, ia penggemar berat daging kambing. Sampai umur delapan puluh delapan, menjelang wafatnya ia masih minta sate dan kare kambing. Ia sama sekali tidak percaya bahwa daging kambing bisa mengakibatkan darah tinggi dan penyakit lainnya. Tegas ia katakan, jika daging kambing itu benar-benar memiliki efek yang buruk, pastilah sudah banyak orang Aceh, Madura, dan Arab yang mati karenanya. Buktinya tidak.

Abahku sangat pandai memasak. Namun, bila ia memasak gulai atau kare, sungguh santannya kental sekali. Lebih kental dari santan untuk kolak. Jika santannya kurang kental, ia enggan menikmatinya.

Ia memakan dengan lahap semua jeroan. Ia penggemar soto babat yang berisi paru-paru dan jeroan lain.  Bila memasak tauco harus ada terong, udang dan cumi. Bila makan di restoran padang pasti ia memakan gulai otak sapi dan rendang. Ia sama sekali tidak perduli dengan semua akibat buruk dari makanan-makanan yang mengandung kolesterol tinggi.

Gaya hidup abahu masuk kategori sangat buruk jika menggunakan pendapat dan teori para pakar kesehatan. Makanan dan minuman sama sekali tidak terjaga dan tidak pernah olahraga. Justru di sinilah keunikannya.

Abahku pertama sekali dirawat di rumah sakit saat umurnya mendekati tujuh puluh tahun karena ada gangguan lambung. Ia hanya mau menginap dua malam karena dokter tidak dapat memberi kepastian apa penyakitnya. Akhirnya ia berobat ke shinse, diberi jamu dan sembuh. Shinse katakan tingkat keasaman lambungnya sangat tinggi karena terlalu banyak ngopi.

Ayahku sangat jarang sakit. Jika sakit paling-paling flu dan pusing-pusing. Ia aktif bekerja sebagai pengusaha kerajinan dari berbagai daerah sampai usia delapan puluh tiga. Ia berhenti karena kupaksa. Setelah itu ia berkebun.

Sampai wafatnya pada usia delapan puluh delapan tahun ia tidak pikun, tidak menderita penyakit berat seperti jantung, gangguan paru atau ginjal. Boleh jadi karena fakta itu ia terlihat sangat percaya diri dengan gaya hidupnya itu.
Saat pamanku, adik ibuku, yang hidupnya sangat teratur, rajin olah raga, tidak merokok dan menjaga makanan wafat pada usia enam puluh, abahku di depan para pelayat berkomentar. Coba kalo dia merokok, mungkin umurnya lebih panjang. Boleh jadi maksudnya berseloroh atau bercanda. Tetapi bersamaan dengan itu, ia sedang membenarkan gaya hidupnya.

Sebenarnya ayah abahku yaitu atokku lebih dahsyat lagi. Sampai wafat ia tidak pernah dirawat di rumah sakit. Tidak pernah sakit yang tergolong berat. Pada usia sekitar sembilan puluh lima tahun ia kena katarak. Dokter tidak berani memgambil tindakan. Ia wafat saat usianya melampaui seratus tahun, tidak mengalami sakit sama sekali. Atokku tidak pikun. Jika bertemu ia sangat semangat berbincang tentang Maradona. Ia wafat setelah shalat subuh, masih di sajadah.

Ia perokok berat, senang kambing dan jeroan, tidak pernah olah raga dan penggila udang gala atau lobster dan durian. Ia penyirih atau makan sirih, setiap hari menguyah kunyit dan jahe mentah. Mandi jam empat pagi dan pukul empat sore apapun keadaannya. Ia sama sekali tidak percaya pada obat buatan pabrik. Ia seratus persen herbalis.

Di dalam tubuh abahku pastilah ada gen yang berasal dari ayahnya. Ditubuhku pasti ada sumbangan gen abahku, dan entah seberapa sedikit boleh jadi ada gen dari atokku. Tetapi aku tidak mengikuti gaya hidup mereka.

Sebab aku sepenuhnya sadar, aku dan mereka sangat berbeda meski ada hubungan gen. Aku tidak merokok sama sekali, tidak begitu suka daging, dan durian. Aku penggemar makanan laut, sayur dan buah. Sejak kecil aku rajin berolah raga sampai sekarang.

Alhamdullillah dalam usia lima puluh dua aku belum pernah dirawat di rumah sakit. Aku belum pernah mengalami sakit yang terhitung berat dan degeneratif. Beberapa waktu lalu aku terpeleset di tempat udhu di masjid kampus, tulang dengkulku dislokasi. Sekarang sudah baikan.

Mengapa aku tidak memilih gaya hidup terutama pola makan, merokok dan suka begadang nonton bola seperti mereka? Karena aku meyakini, apa yang baik dan tidak menyebabkan mereka sakit seperti menjadi perokok berat dan penggemar daging kambing, belum tentu cocok denganku. Setiap orang berbeda dan unik walau memiliki hubungan gen.

Prinsip dasarnya setiap orang harus mengembangkan gaya hidup sehat. Tetapi rasanya gaya hidup sehat itu tidak harus seragam. Sebab apa yang baik atau buruk bagiku, belum tentu baik dan buruk bagi orang lain. Mungkin bagiku merokok dan makin daging kambing apalagi sangat berlebihan seperti abah dan atokku bisa memberi efek buruk yang luar biasa. Nyatanya tidak begitu bagi abah dan atokku.

Dulu aku pernah keracunan daging yang terlalu lama di simpan dalam kulkas saat makan sop di sebuah restoran di Sukabumi. Dokter secara teratur memberiku berbagai obat terutama antibiotik. Rupanya antibiotik kurang cocok untukku. Gigiku pada rusak karena antibiotik itu, namun penyakitnya tidak juga sembuh.

Akhirnya aku sembuh setelah berobat ke shinse. Obanya sangat sederhana, mudah didapat dan relatif murah yaitu setiap hari menguyah bawang putih dan melanjutkannya dengan minum air putih hangat. Pagi lima, siang lima dan malam lima biji bawang putih. Tidak harus bawang putih tunggal yang lebih mahal. Aku benar-benar sembuh. Tetapi obat itu belum tentu cocok untuk orang lain dengan penyakit yang sama.

Di beberapa negara Eropa, setiap orang sudah terbiasa memeriksakan diri untuk mengetahui kode gennya yang pasti berbeda dari orang lain termasuk saudara kandungnya. Dari kode gen itu akan diketahui misalnya apakah merokok berbahaya baginya, apakah ia cocok makan ayam, jika menikah dengan pasangan seperti apa sebaiknya. Bisa jadi wanita bergolongan darah tertentu kurang cocok baginya karena akan menimbulkan masalah pada keturunannya. Bisa diprediksi jika ia menikah dengan wanita dengan kode gen tertentu boleh jadi ia tidak akan dapatkan keturunan.

Tampaknya ilmu dan teknologi, khusunya teknologi kedokteran, telah sangat membantu manusia memahami lebih dalam dan rinci keunikan manusia berdasarkan kode gen. Paling kurang banyak penyakit langka yang diderita oleh sedikit orang seperti jika tertawa pingsan, dan penuaan sangat cepat yang dialami seorang anak wanita, serta berbagai penyakit langka seperti yang menimpa manusia akar, bisa dijelaskan dan coba dicarikan solusinya.

Tentu saja fakta keunikan manusia ini cepat atau lambat akan memdorong revolusi setidaknya pada bidang pengobatan. Orang yang menderita penyakit yang sama seperti jantung koroner, mungkin pengobatannya tidak lagi bisa sama persis. Keunikan si penderita harus sangat diperhatikan agar tidak terjadi salah pengobatan atau pengobatan yang kurang tepat.

Boleh saja dirumuskan gaya dan pola hidup sehat. Namun harus sepenuhnya disadari gaya dan pola itu belum tentu berlaku dan memberi efek yang sama pada semua orang. Harus dibuat rumusan yang beragam memerhatikan keunikan setiap orang.

SETIAP ORANG SEBAIKNYA MENJALANKAN GAYA HIDUP YANG SESUAI DENGAN KENYATAAN DIRINYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd