Lelaki ini ganteng, sorot mata tajam
dan selalu melihat kejauhan, menatap langit dalam rentang panjang dan terus
berkomat-kamit. Di tangan kirinya ada Alkitab dan di tangan kanan sebuah
pensil. Terkadang, ia baca ayat-ayat dari Alkitab itu dengan suara yang mantap,
intonasi yang terukur, dan bacaan yang akurat, tetapi lebih sering ia membaca
tanpa suara dan manggut-manggut.
Suatu kali, di pagi yang sangat cerah, aku
pernah mendengar ucapannya yang jelas dan mantab, " Jesus datang ke dunia
dengan cinta, dan disalib karena cinta. Cinta Tuhan tak terbatas, melebihi
langit dan samudra. Tuhan adalah cinta". Ini yang menyebabkan aku pada
mulanya tak percaya saat orang-orang menyebut lelaki itu gila. Tadinya kukira
ia hanya kurang mengurusi dirinya, sehingga tampak agak lusuh dan sedikit bau
asem.
Duduk dan tidur di kaki lima pertokoan,
lelaki ini terus membaca Alkitab dan membuat catatan di buku tulis yang lusuh.
Tulisannya rapi dan indah. Entah apa yang dituliskannya. Membaca satu dua ayat,
kemudian dia menulis, membalik-balik halaman, membaca beberapa ayat lagi, dan
kembali menulis. Terkadang tampak ia terdiam setelah membaca sejumlah ayat.
Matanya melihat kejauhan, entah apa yang dilihatnya, biasanya dalam waktu lama,
bahkan sangat lama. Mungkin ia melihat fikirannya sendiri yang melayang-layang
dalam angan tak terbatas.
Ia tak perbah berbincang dengan siapa
pun. Mungkin ia merasa tidak perlu berbicara dengan sesama manusia. Setiap hari
ia sibuk berbincang dengan dirinya sendiri, dan dengan Tuhan. Mungkin ia
sungguh merasa ia sedang bermuka-muka dengan Tuhan. Oleh sebab itu ia dicap
gila.
Ada kalanya ia menangis sambil membaca
ayat-ayat tertentu, kemudian berdoa dengan suara yang gemetar. Dalam doanya, ia
minta Tuhan jangan meninggalkannya, ia sangat takut pada iblis yang bersemayam
dalam dirinya. Sepotong doanya yang pernah kudengar adalah, " Bapa, bakar
iblis dalam hatiku." Aku sungguh terpana, tak terasa aku menitikkan air
mata. Betapa tidak, lelaki ini gila, tapi doanya sangat luar biasa. Dalam
kegilaannya, ia menyadari ada iblis dalam hatinya, dan ia minta Tuhan
membakarnya.
Sungguh, aku tidak mengerti. Apakah
ungkapan yang dahsyat dan mendalam itu merupakan sisa kewarasan atau justru
esensi kegilaannya. Manusia sejati
sepenuhnya menyadari bahwa iblis bisa dan biasa menggelincirkannya. Bukankah
Adam, manusia yang pernah berbincang dengan Tuhan digelincirkan oleh iblis?
Sejatinya, manusia butuh Tuhan untuk melawan iblis, karena manusia sering kalah
melawan iblis. Lelaki gila ini menyadari keberadaan iblis dalam hatinya. Ya
Tuhan, ini sangat luar biasa. Sebab banyak orang yang merasa dirinya waras,
jarang menyadari fakta ini, bahwa ada iblis bersemayam di dalam hati. Dan yang
sungguh 'gila', lelaki gila ini memohon Tuhan menolongnya. Doa yang diucapkan
lelaki gila ini menegaskan dua hal sekaligus yaitu keterbatasan manusia, dan
ketergantungan manusia pada Tuhan. Puji Tuhan, ungkapan ini muncrat dari mulut
lelaki gila.
Pada batas ini, menjadi sulit membuat
demarkasi atau garis batas antara kegilaan dan kewarasan. Bukanlah keanehan
dalam situasi ini ditemukan fenomena kegilaan yang waras dan kewarasan yang
gila. Ada kewarasan dalam kegilaan, dan ada kegilaan dalam kewarasan.
Seringkali kita saksikan orang yang masuk dalam kategori waras, melakukan
kegilaan. Seorang pejabat yang menilep dana bantuan sosial atau dana pencetakan
kitab suci, bukankah bentuk kegilaan yang keterlaluan yang dilakukan oleh orang
yang dinyatakan waras?
Kegilaan memang bisa bermakna anomali,
saat manusia melanggar norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan yang normal dan
umum. Tetapi gila juga bisa bermakna kontroversi yaitu sulit difahami dan
mengandung banyak pertentangan. Dalam konteks ini, rasanya pas banget untuk
membincangkan Lady Gaga, ibu para monster.
Lady Gaga yang bernama asli
StefaniJoanne Angelina Germatotta adalah kontroversi, sejumlah orang
menyebutnya gila. Bagi Lady Gaga bernyanyi bukanlah sekedar hiburan, tetapi
merupakan pengejawantahan visi yang bersifat ideologis. Ada pesan, pendirian, sikap dan perlawanan
didalamnya. Karena itu ia tidak peduli apapun pendapat orang tentang dirinya.
Lady Gaga dinyatakan sebagai anti
Kristus dan juru bicara utama gerakan iluminatif. Lagu, gaya, cara berpakaian,
video klip, dan seluruh tampilannya di atas dan di luar panggung seakan
menegaskan itu. Lihatlah baju yang dia kenakan ketika manggung dan dalam
sejumlah video klip. Ia sangat suka menggunakan baju yang berhiaskan salib
terbalik, dan tanda salib selalu berada tepat di kemaluannya. Salib terbalik
adalah lambang anti Kristus dan pengikut iblis.
Semangat anti Kristus itu sangat kental
terlihat dalam lagunya yang berjudul Judas. Lady Gaga melihat dirinya seperti
Maria Magdalena yang selalu membersihkan kaki Yesus dengan rambutnya. Lady Gaga
mau tunjukkan ia percaya dan bersedia menjadi pelayan Yesus sebagaimana halnya
Maria Magdalena. Tetapi bersamaan dengan itu Lady Gaga sangat mencintai Judas.
Situasi ini sungguh sangat menarik. Yesus adalah lambang kesucian, kebenaran,
spiritualitas. Yesus adalah raja yang menaklukkan hati manusia dengan cinta.
Yesus mengorbankan dirinya untuk membebaskan manusia dari dosa dan iblis.
Sedangkan Judas adalah simbol kejahatan, pengkhianatan, dan duniawi. Judas selalu
berfikir tentang kerajaan dunia, kekuasaan dan penaklukan sebagaimana raja-raja
sebelumnya. Judas tampaknya tidak puas jika Yesus hanya menjadi raja tanpa
mahkota, raja bagi hati manusia. Barangkali itulah akar pengkhianatannya. Judas
memang berparadigma penguasa dunia yang seringkali mati rasa.
Lady Gaga memilih posisi yang
kontroversial, mengagumi dan percaya pada Yesus sekaligus mencintai Judas.
Sebenarnya, Lady Gaga bukan sedang berbicara tentang dirinya saja. Ia mau
bilang inilah kenyataan banyak manusia dalam semua agama. Bukankah tidak
sedikit dari kita yang secara verbal mengaku beriman dan rajin melaksanakan
ritual keagamaan, tetapi paradigma berfikir dan perilaku kesehariannya
bertentangan dengan esensi iman yang sesungguhnya? Ada orang yang hafal Al
Quran, Profesor Doktor ilmu agama lulusan tanah suci, tetapi menjadi narapidana
kasus korupsi. Ada pula yang berpendidikan pesantren sejak kecil, melanjutkan
studi ke tanah suci, menjadi presiden partai berlandaskan agama, sekarang jadi
tersangka kasus korupsi, masih ditambah lagi dugaan kejahatan kelamin. Ini
hanyalah contoh kecil apa yang ditunjukkan si Lady Gaga yang sering disebut
gila itu.
Lelaki gila dan Lady Gaga menggugah
kesadaran kita bahwa,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd