Minggu, 16 Desember 2012

NAME TAG SPONGE BOB



Sponge Bob panik begitu mengetahui name tagnya hilang. Ia tahu akibatnya, tuan Krab akan sangat marah. Sponge Bob bisa kehilangan pekerjaan.Ia mencoba mengingat-ngingat, kira-kira di mana name tagnya tertinggal atau jatuh. Ia kembali ke rumah dan mengulangi berbagai kegiatan untuk mencaritemukan di mana kira-kira name tagnya berada. Ia melakukan reka ulang kegiatannya dari bangun tidur sampai ia berjalanan menuju restoran. Dalam perjalanan itu ia bertemu Patrick. Ia kemudian meminta Patrick bersikap sama seperti bertemu sebelumnya sebagai bagian dari reka ulang itu. Patrick selalu salah memperagakannya. Sponge Bob memarahinya berkali-kali. Namun, ketika Sponge Bob belum juga menemukan titik terang di mana name tagnya, Patrick menyarankan agar mencarinya di tempat sampah. Sponge Bob pada mulanya agak enggan, sebab ia menganggap Patrick tidak cerdas dan selalu salah. Akhirnya ia ikuti saran Patrick.

Sponge Bob tampak kurang senang dan bersemangat mencari name tag di tempat sampah karena aroma busuk sampah. Tetapi Patrick mengingatkan bahwa aroma busuk sampah  itu adalah aroma petualangan, oleh sebab itu lakukan pencarian ini dengan semangat dan kegembiraan para petualang. Selanjutnya, berdua mereka menikmati dengan gembira petualangan di tempat sampah yang berbau busuk itu untuk mencaritemukan name tag yang hilang.

Saat sedang asyik mencari, Sponge Bob tidak sengaja memantati Patrick, Patrick berteriak gembira karena ia menemukan name tag Sponge Bob yang melekat di bagian belakang tubuhnya, menempel di bagian belakang pakaiannya, tepatnya di pantat. Ternyata Sponge Bob salah mengenakan pakaian. Ia memakainya secara terbalik, yang depan ke belakang dan sebaliknya, sehingga name tagnya pindah tempat. Mereka merayakan penemuan itu dengan gembira, tentu dalam aroma petualangan.

Sponge Bob melakukan kesalahan, ia mendapat kesulitan karena kesalahan itu. Ia yang berbuat salah, tapi tak henti-henti menyalahkan Patrick. Sponge Bob tak berbeda dengan kita, sang manusia.

Adakah di antara kita yang tak pernah berbuat salah? Kesalahan melekat pada kita, tertanam sangat dalam pada sumsum kemanusiaan kita. Filsuf besar Imanuel Kant sampai menulis dua buku yang sangat berpengaruh, yaitu Kritik terhadap Pikiran Murni, dan Krtik terhadap Pikiran Praktis, untuk menunjukkan secara tegas dan pasti kelemahan-kelemahan yang melekat dalam diri manusia. Lebih dari itu, semua kitab suci yang masih dapat dibaca hingga kini juga menjelastegaskan kelemahan hakiki manusia. Manusia adalah makhluk yang jatuh karena melakukan kesalahan. Kesalahan manusia menjadikan keberadaan neraka bermakna. Kesalahan manusia merupakann keniscayaan, fakta yang tak terbantahkan.

Lantas, apa persoalannya?

Seperti Sponge Bob, kita selalu dirisaukan dan dibuat panik oleh akibat dari kesalahan. Bukan oleh kesalahan. Seperti tak ada celah untuk mencari dan mempersoalkan kesalahan dan akar kesalahan itu sendiri. Mungkin, reaksi seperti inilah yang membuat kita tak henti-hentinya jatuh dan jatuh lagi dalam siklus kesalahan berulang-ulang. Itu yang membedakan kita dari keledai, sebab keledai tidak jatuh ke lubang yang sama dua kali. Mengapa? Karena keledai hanya menggunakan insting, sedangkan kita bisa lebih atau kurang dari itu. Keledai biasanya mati ketika masuk lubang pertama kali. Inilah alasan keledai tak mungkin masuk ke lubang yang sama itu dua kali. Manusia tidak seperti itu, tak heran manusia lebih unggul dari keledai. Tidak selalu karena kecerdasannya, tetapi karena daya tahannya terhadap kesalahan dan akibat-akibatnya.

Tak berbeda dari Sponge Bob, bila melakukan atau membuat kesalahan, ada dorongan kuat untuk melihat ke luar. Mencari kesalahan itu di luar diri, menuding orang lain sebagai penyebab kesalahan. Cara ini bukan saja menunjukkan kelemahan pribadi, karena menggunakan mekanisme pertahanan diri yang rapuh. Juga menunjukkan ketidakmampuan menerima kenyataan, suatu sikap yang seringkali malah menjerumuskan kita dalam rangkaian panjang kesalahan tak berujung. Percayalah, ada saat untuk jeda, berhenti sekejap dan membiarkan hati berani berkata, "Ya, Aku Salah!" Sikap ini adalah titik anjak untuk melakukan refleksi mendalam, tentang siapa aku, dan kesalahanku. Cara ini merupakan jalan bebas hambatan untuk menyadari, dan melampaui kesalahan secara sehat.

Sebagaimana Sponge Bob, kita suka meremehkan orang lain. Patrick adalah figur yang serba sangat. Sangat bodoh, sangat lebay, sangat sotoy, sangat gazebo, dan sangat lemot. Akibatnya dia sering dicemooh, diabaikan, diremehkan, dan tidak dianggap. Apapun yang dikatakannya dirasa gak mutu. Kita suka begitu, merasa diri lebih baik dan benar terus. Seringkali orang lain, apalagi yang telah diberi stigma atau cap yang negatif, kita biasa meremehkan dan merendahkannya, tidak dapat melihat secara jernih dan objektif apa yang dikatakannya. Sikap  ini akan semakin membenamkan kita dalam lumpur kesalahan. Bila sikap ini dipertahankan kita seperti berdiri di dalam lumpur penghisap. Inilah saat untuk menjalankan prinsip:jangan tengok yang bicara, namun simak yang dikatakannya.

Yang hilang name tag atau cuma name tag. Seberapa berharga dan penting name tag itu? Bukankah cuma sekedar tanda identitas di tempat kerja? Atau benda itu sungguh mewakili, menyimbolkan dan tanda keberadaan kita sebagai manusia? Apakah ia sangat menentukan keberadaan dan kelangsungan hidup kita? Mengapa tidak dibawa santai dan katakan, saya akan segera mencari gantinya. Atau sedikit filosofis dan bilang, jangankan name tag, saya pun akhirnya akan hilang, sirna bersama waktu, karena itu santai ajalah.

Sama kayak Sponge Bob, kita suka melebih-lebihkan, salah menilai, tidak proporsional, dan terlalu dramatik atau emosional. Sulit memang 'ngepasin rasa', menjaga akurasi dan presisi. Inilah yang acapkali membuat kita tergelincir dan terjerambab dalam jurang kesalahan.

Ya...kesalahan itu erat melekat dalam kemanusiaan kita.

MELAKUKAN KESALAHAN ADALAH MANUSIAWI, TENGGELAM DALAM KESALAHAN, TAK MAMPU MELAMPAUI KESALAHAN, MENGHANCURKAN KEMANUSIAAN KITA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd