Minggu, 09 Desember 2012

SPONGE BOB UJIAN



Sponge Bob ikut kursus menyetir di kelas Nyoya Puff. Tiba saatnya untuk mengikuti ujian tulis tentang mengemudi. Sponge Bob lulus. Sekarang tibalah waktunya untuk mengemudi dalam kehidupan nyata, di jalan raya. Hasilnya, Sponge Bob mengacaukan segalanya, dan menghancurkan hidup Nyonya Puff. Semuanya berantakan. Sponge Bob menabrak apa saja. Nyonya Puff masuk penjara.

Mungkin, tidak mudah untuk mengikuti ujian akademik. Karena itulah bimbingan tes tumbuh bagai hujan di musim jamur. Tetapi Sponge Bob berhasil. Namun, ternyata ia gagal total saat ujian dalam kenyataan, dalam hidup. Sponge Bob tentu tidak sendirian.

Seorang politikus, dari partai berlandaskan agama, melalui sms dan bbm memohon doa dari para kerabat, teman, dan pendukungnya. Besok pagi ia akan ujian terbuka menjadi doktor. Ini adalah ujian akademik terakhir dalam hidupnya. Sebab setelah ujian terbuka menjadi doktor, tak ada lagi ujian akademik. Ujian berlalu, dan dia dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Tidak jelas benar,siapa yang telah ia puaskan.

Beberapa hari kemudian, setelah lulus ujian akademis dan menjadi doktor, politikus itu ditangkap komisi anti korupsi, tentu sebagai tersangka kasus korupsi. Setelah proses hukum, ia divonis bersalah, dan melanjutkan hidup di penjara.

Sang politikus yang doktor, atau sang doktor yang politikus itu tentulah tidak sendirian. Ada puluhan, ratusan, ribuan, jutaan , bahkan puluhan juta orang seperti dia. Berhasil dalam ujian akademik, tetapi gagal dalam ujian kehidupan. Ujian akademik itu memang sangat dan serba terbatas. Ujian terbuka menjadi doktor itu cuma sekali. Sedangkan ujian kehidupan tak kenal henti, ya selama kita hidup. Ujian akademik tak pernah sesulit dan serumit ujian kehidupan. Dan institusi pendidikan kita pada semua tingkat, tampaknya memang tidak dipersiapkan untuk mengahadapi ujian hidup.

Jadi, tidak usah heran bila anak yang sangat pintar secara akademik, selalu mendapat rangking teratas saat sekolah atau kuliah, namun jadi pecundang yang menjijikkan dalam kehidupan. Bila jadi pejabat, ia pejabat yang korup dan arogan. Ia bisa menjadi sangat cerdas berkalkulasi, tetapi tak punya empati.

Karena itu, tak usahlah bangga jika berhasil dalam ujian akademis, sebab,
KEBERADAAN KITA SEBAGAI MANUSIA, DITENTUKAN UJIAN DALAM KEHIDUPAN NYATA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd