Jumat, 19 April 2013

PENYU ADALAH GURU PANJANG UMUR



Bali memang luar biasa. Kita bisa menikmati indahnya pasir putih di Kuta atau Jimbaran. Pantai-pantai di Bali termasuk yang terindah di dunia. Bukan hanya tamasya pantai. Perjalanan bisa diteruskan untuk menikmati yang lain. Dari Pantai Benoa dengan boat yang bergerak cepat diayunkan ombak, kita bisa menuju Pulau Penyu, tempat penangkaran dan pelestarian penyu. Banyak orang ke pulau ini untuk melihat dan berfoto dengan penyu, terutama turis manca negara.

Turis manca negara, dari manapun mereka datang pasti sangat terkesima melihat, memegang dan berfoto bersama penyu. Tidak sedikit yang bergaya berciuman dengan penyu untuk diabadikan dengan foto atau handycam. Ada suasana keakraban manusia dan penyu, meski hanya untuk pengambilan gambar. Itulah sebabnya keakraban ini hanya transaksi bisnis. Para turis senang dan pengelola dapat duit.

Sejatinya, manusia, hewan dan tumbuhan merupakan bagian integral dari alam semesta. Saling berbagi dan saling isi untuk bertahan dan berkembang biak. Manusia tak mungkin hidup tanpa tumbuhan, juga binatang. Karena itu dalam masyarakat tradisional, penghayatan hidup yang dikembangkan adalah keserasian dalam keselarasan antara manusia dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam semesta. Keselarasan itu harus diujudnyatakan dalam keseharian hidup, dalam beragam kegiatan.

Hewan bukan sekedar makanan. Hewan pun bisa memberi banyak pelajaran bagi manusia. Ingat kisah perseturuan Qabil dan Habil. Inilah untuk pertama kali manusia belajar dari hewan. Belajar bagaimana menguburkan mayat. Seekor burung adalah gurunya.

Penyu bisa memberi bayak pelajaran bagi kita. Fakta utama tentang penyu adalah kebertahanan dalam hidup. Penyu adalah jenis binantang purba. Sebelum  orang Batak yang memiliki marga Purba ada, penyu sudah eksis. Penyu dulu bertetangga dengan dinosaurus, sekarang penyu hidup sezaman dengan Dino Zoff, dan Dino Patti Jalal. Maknanya, penyu adalah hewan yang melintasi waktu. Seekor penyu bisa memiliki usia tiga ratus tahun. Artinya harapan hidup penyu sangat panjang. Harapan hidup manusia moderen tidak pernah sepanjang itu.

Mengapa penyu bisa bertahan hidup sangat panjang. Pertama, mereka vegetarian. Penyu tak pernah tertarik pada hamburger, pizza, dan fried chicken. Barangkali mereka sadar, semua itu jangan-jangan cuma sampah. Memberi sedikit kenikmatan lidah, tapi merusak organ dalam. Seperti karat merusak besi. Lambat tapi pasti. Kedua, penyu binatang yang sabar. Penyu menganut prinsip lambat-selamat.  Tentu penyu lebih dulu mempraktikkan ini, mendahului orang Jawa.

Manusia moderen memang sengaja memicu kecepatan. Kecepatan terbukti memberi lebih banyak keuntungan. Karena itu para ilmuwan di Jepang terus melakukan penelitian untuk makin meningkatkan kecepatan kereta api cepat, sehingga bisa menjadi kereta api secepat kilat. Tapi kita jangan pernah lupa, penambahan kecepatan memberi efek buruk bagi tubuh dan jiwa kita. Penyu bisa jadi mengerti itu.

Ketiga, penyu praktis dan efektif. Penyu tidak mau repot memisahkan tempat mencari makan dan tempat tinggal. Penyu membawa rumahnya ke mana saja ia pergi. Dengan demikian ia juga rutin berolah raga. Dalam hal kepraktisan dan efektifitas tampaknya manusia meniru penyu. Karena itu mereka sibuk membangun apartemen dan tempat fitnes.

Manusia bisa belajar dari penyu bila ingin sehat dan panjang umur. Belajar kecepatan dari puma dan heyna, belajar kelincahan terbang dari lalat dan capung, belajar sabar dan khusuk dari kucing.

MANUSIA MEMANG HARUS BELAJAR, KAPAN DAN DI MANA PUN, DENGAN APA DAN SIAPA PUN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd