Awan membungkus matahari. Langit mulai
menghitam, dan laut tampak bergerak dalam gulita. Ombaknya seperti anakonda
bergumul berkejaran dan menghempaskan diri di Tanah Lot. Pukulannya lemah
karena laut sedang surut. Tanah Lot tampak tinggi menjulang, ada cahaya lampu
berpendar pada dindingnya. Terdengar suara doa memenuhi langit senja. Sejumlah
orang, lelaki dan perempuan, berjalan pelan menaiki tangga menuju tempat ibadah
di puncak Tanah Lot. Di bagian bawah ratusan wisatawan bergerombol mencoba
mencari sudut pengambilan gambar dengan latar belakang Tanah Lot.
Tanah Lot terlihat kokoh berdiri. Suara
ombak semakin bergemuruh, angin bertambah kencang, dan hari makin gelap.
Dikegelapan senja, Tanah Lot kelihatan semakin unik. Bentuknya yang membesar ke
atas dan berdiri di dalam laut memberi kesan eksotis. Alam membentuknya bagai
seonggok batu berdiri tegak di dalam air.
Bagi orang moderen yang sepenuhnya
rasional-empiris, Tanah Lot adalah fenomena alam biasa seperti fenomena alam
lainnya. Tentang bentuk dan tempatnya bisa dijelaskan dengan penelitian.
Misalnya bentuk Tanah Lot yang membesar ke atas, tidak lebih merupakan efek dari pukulan ombak yang
terjadi terus menerus. Orang moderen yang rasional-empiris memang enggan
memasuki wilayah abu-abu yang tak dapat direngkuh oleh pemikiran rasional dan
pembuktian dengan pengindraan. Bagi mereka, Tanah Lot ya sekedar fenomena alam,
tidak lebih dan tidak kurang.
Sikap manusia moderen yang
rasional-empiris ditunjukkan dengan baik dalam Avatar James Cameron. Mereka
adalah fihak yang berusaha mengambil material berharga yang ada di bawah pohon
besar. Material itu merupakan bentukan alam berharga mahal dan bisa
mendatangkan keuntungan luar biasa. Mereka tidak peduli pada keyakinan penduduk
asli tentang Pohon Kehidupan. Didorong libido kerakusan kapitalisme, mereka
hancurkan Pohon Kehidupan demi material berharga itu. Mereka tak pernah
menyadari, Pohon Kehidupan itu bukan sekedar pohon, ada sesuatu di balik pohon
itu.
Begitulah kebanyakan orang Bali
menghayati Tanah Lot. Tanah Lot bukanlah sekedar tanah yang berdiri di laut.
Tanah Lot adalah tampakan luar dari sesuatu yang lebih spiritual. Tanah Lot
merupakan penampakan dari kekuatan yang Menciptakan dan Mempertahankan
keberadaannya. Tanah Lot merupakan cipta karya dari Kekuatan itu. Pastilah
Kekuatan itu tidak dapat direngkuh oleh pengindraan, tetapi dapat dirasakan
dengan sangat jelas oleh iman. Iman seringkali tak butuh pembuktian empiris
yang berakar pada pengindraan. Iman berakar pada denyut hati, melampaui
pemikiran rasional dan pembuktian empiris. Ini bukan soal ada bukti atau tidak,
tetapi soal percaya atau tidak.
Bagi orang beriman, apa yang tampak
bukanlah segalanya. Apa yang tampak hanyalah pertanda, bukan tanda pada dirinya
sendiri. Apa yang tampak memberi tanda pada Sumber dari segala penampakan,
semua keberadaan. Karena itulah sebagai pengakuan dan rasa syukur Tanah Lot
dijadikan pura, tempat menunjukkan bahwa manusia sekedar keberadaan yang
bergantung pada Sang Maha Penentu.
Rasa syukur tentu tidak cukup
ditunjukkan dengan ucapan. Rasa syukur itu harus diaktualisasikan dengan cara
yang konkrit. Menjadikan Tanah Lot sebagai pura adalah salah satu bentuknya.
Karena di pura setiap hari secara teratur Sang Penentu disambangi, dipuji, dan
dengan tulus sang hamba menundukkan diri. Bersamaan dengan itu sekaligus
ditegaskan jangan ganggu Tanah Lot. Tanah Lot sebagai sebuah pertanda
keberadaan Sang Ada mesti dipelihara. Namun, bila ada manusia, siapa pun dia
yang ingin menikmati keindahanya, silahkan saja.
Keberadaan Pura Luhur Tanah Lot pada
hakikatnya menjelategaskan sebuah konsep kunci dalam semua agama. MANUSIA HARUS
MENJAGA KESELARAS AN DAN HARMONI SEKALIGUS DENGAN SANG MAHA ADA, SESAMA MANUSIA
DAN ALAM SEMESTA.
Hanya dengan menjaga harmoni dan
keselaran itu hidup dapat dipertahankan, ditumbuhkembangkan dan diberi makna.
Hidup bermakna bagi orang beriman adalah hidup yang berarti bagi orang lain dan
semesta di bawah cahaya Sang Maha Ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd