Sabtu, 11 Januari 2014

HIDUP ITU INDAH

Hidup itu indah. Sangat indah. Percayalah.

Siapakah di antara kita yang tak pernah dirundung kecewa, diperihi luka, dilumat kegagalan, dihancurkan pengkhianatan, diluluhlantakkan fitnah, digerogoti permusuhan, direjam kesalahfahaman, dihinakan pengabaian, dan ditinggalkan? Adakah satu orang saja di antara kita yang tak pernah disesakkan tangisan, disandera penyakit, diracuni stress, dan terhenyak dalam kesepian? Apakah ada manusia yang isi hidupnya cuma kisah panjang penderitaan yang dibalut kesedihan tak terperi? Semua kita, tanpa terkecuali pastilah pernah merasakan indahnya senyuman, dan manisnya gelak tawa. Pernah nikmati gurihnya kebahagian.

Itulah hidup manusia. Hidup manusia sungguh kaya warna, dicoraki oleh banyak asesori emosi. Tak pernah lurus lempang, banyak kelokan, tanjakan dan turunan, jalan berbatu, berlumpur dan berduri. Apakah bisa kita hindari? Taqdir manusia adalah hidup dalam keberagaman nuansa, yang disesakpadati oleh anugerah, berkah, bencana, dan petaka silih berganti, tak kenal henti. Justru di situlah indahnya.

Tidak sedikit di antara kita yang pernah  merasakan sakitnya dimusuhi, disakiti, dan dicampakkan oleh orang lain. Kadang dengan alasan yang tak begitu jelas. Beberapa waktu kemudian, orang lain itu datang pada kita mohon pertolongan, seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa. Peristiwa kayak gini yang membuat hidup itu indah. Akan bertambah indah, bila dengan ikhlas orang tersebut kita tolong. Itu namanya air tuba dibalas cocacola.

Seorang karibku, tukan bajaj di Rawamangun bercerita. Suatu kali, pada pagi buta, baru saja berangkat, ia sudah dapat penumpang. Saat penumpang itu turun di tujuan, sudah menunggu penumpang lain yang mau naik. Ia alami ini berkali-kali. Ia sungguh sangat gembira. Di pangkalan tempat biasa nongkrong, ia memesan nasi uduk dengan ayam goreng, telur dadar dan tempe goreng, masih ditambah lagi sambalado telur. Selesai makan ia ngeledek teman-taman sesama tukang bajaj. Ia tempelkan uang kertas di keningnya sambil berjoget-joget. Ia fikir, hari ini akan mendapat penghasilan berlebih. Sebab di pagi buta saja, ketika teman-temannya belum mendapat penumpang atau  baru dapat satu penumpang, dia sudah dapat lebih banyak. Setelah makan ia duduk sambil kipas-kipas di bajajnya. Satu persatu teman-temannya pergi membawa penumpang, ada yang sudah balik lagi, tetapi dia belum juga dapat penumpang lagi. Saat ada penumpang yang sudah naik, mesin bajajnya tidak bisa hidup. Terpaksa penumpang itu pindah bajaj, ternyata hari itu ia sama sekali tidak mendapat penumpang lagi sampai malam. Penghasilannya pagi tadi bahkan tidak cukup untuk setoran. Ia sedih betul. Semalaman ia tidak bisa tidur memikirkan kejadian sepanjang siang tadi. Menjelang dini hari, ia mulai bisa tersenyum. Ia merasa mendapat pelajaran yang sangat bermakna atas kejadian tadi siang. Ia merasa betapa indahnya hidup.

Pada kali lain si abang bajaj ini sempet kesal. Nongkrong di pangkalan bajaj dan berkeliling, sampai sore ia baru mendapat dua penampang, jaraknya deket lagi. Ia mulai marah dan berfikir negatif, berburuk sangka pada nasib dikenantian. Namun ia ingat pengalaman mendapat banyak penumpang pada pagi hari dan tidak mendapat apapun sampai malam. Ia bersyukur atas apa yang telah didapatnya hari ini dan mulai berfikir dan membangun harapan positif. Bukankah masih ada waktu untuk terus berusaha? Selepas senja, ia terus menerus dapat penumpang, sampai-sampai tak sempat berhenti lama. Ia pulang pada jam seperti biasanya. Sungguh, penghasilannya sangat besar, melebihi hari-hari sebelumnya. Ia merasa hidup itu memang indah.

Bila sedang kurang beruntung atau tengah mendapat musibah, janganlah pernah berfikir bahwa kita adalah orang yang paling sial, bahwa kita sedang dihajar habis-habisan oleh nasib. Sepertinya kiamat sudah dekat dan akan beginilah terus hidup kita. Sebelum terkenal, hebat dan kaya raya, siapa itu Elvis Presley, Madonna, Lady Gaga, Sule, Azis Gagap, dan Bopak? Apakah mereka akan terus berada di puncak ketenaran?

Sebaliknya, jika sedang beruntung, memiliki jabatan dan rezeki yang bagus, janganlah pernah merasa bahwa akan beginilah terus hidup berlangsung. Akibatnya  jadi kurang hati-hati dan suka seenaknya. Ingatlah, Sukarno, Suharto, Anwar Sadat, Hosni Mubarak, Saddam Husein, Moamar Khadafi tidak pernah menyangka akan berakhir dengan tragis setelah lama menjadi penguasa dan memiliki segalanya. Inilah hidup manusia.

Orang-orang tua bilang, hidup itu bagai roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Bisa jadi, sekarang hidup lebih mirip cuaca ekstrim. Tidak terduga dan sangat cepat berubah. Tak ada lagi kepastian. Karena itu yang penting adalah tetap yakin hidup itu indah, bila disyukuri dan dinikmati, dimaknai dengan kerja dan karya yang positif dan baik.

Ibn Taimiyah ulama Mesir yang berani dan konsisten, oleh penguasa dijebloskan ke penjara karena keberaniannya tetap pada kebenaran dan melawan penguasa. Buku-buku terbaik yang ditulisnya justru lahir di penjara. Hal yang sama dialami Sukarno, Buya HAMKA, Pramoedya Ananta Toer, Tan Malaka, Antonio Gramsci dan banyak pemikir besar lainnya. Sementara itu H.A.R Tilaar bahkan menjadi lebih produktif dan menulis karya-karya monumental setelah beberpa kali dibekap stroke. Ya, betapa hidup itu indah.

APAPUN BISA TERJADI, TETAPI HIDUP ITU TETAP INDAH BILA DISYUKURI DAN DINIKMATI.

1 komentar:

  1. Nama : Dwi Putri Yulianti
    Kelas : P.IPS 2014 (B)

    Hidup itu indah ketika kita selalu berfikir positif. Bila apa yang kita fikirkan adalah hal negatif, kebahagiaan tidak akan datang dengan indah. Keberuntungan atau kesialan seseorang adalah jalan Allah SWT. Ketika kita sedang mendapatkan keberuntungan janganlah terlalu berlebihan dan sombong dan apabila kita sedang ditimpa kesialan maka syukurilah. Lebih baik syukuri apa yang sudah kita dapatkan karena bila di syukuri dan di nikmati hidup akan berujung dengan indah.

    BalasHapus

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd