Sabtu, 11 Januari 2014

MANUSIA KEMBANG API

(catatan bagi pemilihan rektor UNJ)

Manusia penuh kejutan. Bagai samodra, bagai belantara. Kaya akan misteri. Slalu tak terduga.

Tidak pernah mudah mendapatkan prestasi terbaik atau memperoleh jabatan yang terhormat dan bergengsi.  Seyogyanya dibutuhkan perjuangan yang panjang, kerja keras dan keuletan untuk sampai pada titik itu. Dengan demikian ada rentang waktu yang harus dilewati dengan sabar, dan ada proses pematangan yang mesti dijalani dengan semangat dan fokus. Moralitas yang teruji harus menjadi ruh yang menggerakkannya. Oleh sebab itu tidak pernah mudah mendapatkan yang terbaik. Prestasi dan jabatan terhormat tidak bisa diperoleh secara instan atau mendadak.

Terdapat beragam tipe manusia yang mengembangkan berbagai cara untuk sampai pada prestasi terbaik dan jabatan terhormat. Ada yang dengan sabar bekerja keras dengan ulet dan tekun, mengusahakan prestasi demi prestasi dan membuka kesempatan bagi orang untuk menilai apa yang telah dilakukannya. Mereka menjalani tahap demi tahap secara konsisten, dan menjaga moralitas yang pantas diteladani. Bila akhirnya mereka sampai pada prestasi terbaik atau jabatan terhormat, mereka merupakan orang-orang pilihan. Terbaik di antara yang terbaik. Bukan terbaik di antara yang buruk. Orang seperti ini, bahkan masih sangat dihormati meski sudah mati.

Ada juga yang sangat terbiasa menghalalkan segala cara. Slalu mendapatkan jabatan dengan memfitnah orang, menyogok orang lain dengan uang, jabatan, dan kesempatan, melakukan kebohongan publik dan berpura-pura menjadi orang baik. Orang seperti ini biasanya memiliki pengikut atau pendukung yang fanatik, karena selalu menjajnjikan dan memberikan berbagai keuntungan bagi orang yang mendukungnya. Orang dengan tipe dajjali ini tidak merasa malu untuk menghabisi orang lain dengan fitnah, berbicara bohong dengan siapa pun, dan terus menerus membuka aib orang, tapi akan sangat marah pada siapa pun yang mencoba mengingatkan kekurangannya. Biasanya orang seperti ini merasa paling hebat, dan suka memakai topeng menggunakan atribut-atribut moral dan agama. Orang seperti inilah yang oleh Nabi disebut sebagai bentuk kajahatan yang mampu menata dan mengorganisasi diri sehingga slalu mengalahkan kebaikan yang tidak dikelola dengan baik.

Kebanyakan mereka adalah juga pekerja keras, malah mungkin sangat keras. Tetapi kerja keras mereka dilandasi oleh niat untuk mendapatkan keuntungan pribai atau kelompok sebesar-besarnya. Keuntungan itulah yang dijadikan modal dan daya tarik untuk terus menghimpun kekuatan. Jangan heran, bila orang dengan tipe ini memiliki banyak pengikut fanatik. Biasanya para pengikutnya juga setipe dengan dia, yaitu orang-oang yang mengambil keuntungan pribadi dan kelompok dari jabatan-jabatan publik. Inilah kumpulan orang-orang materialis hedonis yang menjadikan kekayaan dan gengsi duniawi sebagai orientasi hidup.

Mereka selalu memamerkan harta benda berupa mobil mewah, rumah mewah, perjalanan ke luar negeri, dan berbagai atribut materialis keduniaan. Mereka benar-benar bangga dengan apa yang dimiliki, dan tidak pernah mempersoalkan bagaimana cara memperolehnya. Mereka inilah penganut pandangan hidup, kamu adalah apa yang kamu miliki. Itulah sebabnya mereka berlomba-lomba memiliki segalanya. Karena dengan cara itulah mereka menunjukkan kelas dan gengsi sosialnya.

Tidak usah bingung bila melihat mereka tidak perduli pada nilai-nilai moralitas, kualitas, dan hati nurani. Apapun itu, bahkan jika melanggar moral, etika, kenormalan, akal sehat, dan hati nurani, akan tetap dikerjakan, bila itu akan menyampaikan mereka pada tujuan. Tujuan menghalalkan segala cara. Karena itu, tidak usah kaget bila mereka tidak punya rasa malu, omongannya tidak bisa dipegang, dan bisa hidup tenang dengan semua cara dan barang yang haram.

Orang denag tipe ini tentulah ada di mana-mana. Di pemukiman, di kantor pemerintah dan swasta, di birokrasi sipil dan militer, di lembaga swadaya masyarakat dan di intitusi penegakan hukum, di lembaga keagaman dan di perguruan tinggi. Ya di mana saja dan kapan saja. Itulah sebanya kerusakan yang diakibatkan oleh orang-orang iini terjadi di mana-mana.

Orang-orang dengan tipe ini biasanya gampang sekali memperoleh kemenangan dalam setiap pertarungan untuk memperoleh jabatan. Seperti jabatan ketua umum partai politik, bupati, walikota, gubernur, bahkan presiden, ketua prodi, dekan, direktur pascasarjana, bahkan rektor. Karena resep utamanya adalah halalkan segala cara.

Namun, dalam dunia manusia tak ada kebaikan dan kejahatan yang bisa diperoleh secara gratis. Artinya kebaikan berbuah kebaikan, dan kejahatan berbuah kejahatan. Itulah sebabnya manusia-manusia yang menghalalkan segala cara seringkali menjadi manusia kembang api. Cepat sekali melesat sampai ke puncak, meledak dan membuat kejutan dengan ledakan dan kembang api yang mempesona. Kemudian dalam sekejap hilang lenyap, tak berbekas, kecuali puing-puing yang terbakar. Benar-benar hancur tak berbekas. Kembang api itu memang mahal, menimbulkan kejutan dan kegembiraan sekejap, kemudian hilang lenyap, tak berbekas.

KEMAJUAN KEMANUSIAAN DAN PERADABAN, TIDAK DAPAT DIHARAPKAN DARI MANUSIA KEMBANG API.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd