(Koes Plus)
Mendung masih menggantung. Langit gelap dan angin dingin. Banjir datang lagi mirip debt collector, berkali-kali dan menakutkan. Sungguh ini teror yang mengerikan. Banjir datang dan datang lagi saat kita belum sempat menarik nafas istirah dari keletihan membersihkan rumah dan hati yang nelangsa. Keadaan makin mencekam karena ada semacam 'perjanjian misterius' antara banjir dan listrik. Banjir muncul dan lampu mati.
Berada dalam gelap, di bawah hujan deras dan air yang terus meninggi memang sangat mengkhawatirkan. Tetapi kegelapan tampaknya merupakan cara terbaik untuk menghindari korban tersengat listrik. Bukankah air penghantar listrik yang cekatan dan cepat?
Kesusahan seakan terus bertambah karena kebanyakan kita sudah sangat dimanjakan oleh kehidupan moderen yang identik dengan listrik, kepraktisan, dan kemudahan. Air bersih menjadi langka. Sebab kita telah mengganti pompa-pompa tangan yang sebenaranya sangat menyehatkan, bisa membentuk otot tangan dan murah, dengan pompa air listrik.
Tidak sedikit pula yang terganggu karena tidak bisa mengisi ulang telepon genggam dan peralatan lain yang membutuhkan listrik. Sementara itu makanan, terutama yang mateng makin sulit dicari. Rumah makan dan penjual makanan lain tidak jualan karena mereka juga tidak bisa mengolah dan memasak makanan. Kebanyakan karena kekurangan air bersih dan penerangan.
Derita panjang dialami oleh para pengungsi yang baru saja pulang. Karena harus kembali lagi ke tenda-tenda yang serba tidak menyenangkan. Sebab kediaman mereka kembali direndam banjir. Keletihan dan derita panjang ini membuat hampir semua orang menjadi sensi dan mudah tersulut emosi.
Banjir masih menggenang di banyak tempat. Terjadi pula gempa bumi, angin puting beliung dan longsor. Di laut sejumlah kapal motor dan perahu tenggelam dihancurkan ombak. Jalan tol ambles, dan rel kereta dipenuhi air. Kemacetan panjang tak terelakkan, dan harga-harga kebutuhan pokok hidup terbang membubung tinggi.
Bencana seperti tak pernah berhenti di awal tahun ini. Datang silih berganti. Sejumlah orang mulai bicara bahwa semua ini terjadi karena kita terlalu banyak berbuat dosa dan membiarkan kemaksiatan meraja lela di mana-mana. Ada pula yang mencoba menghubungkannya dengan perilaku koruptif para pejabat negara. Katanya, bencana ini adalah cara untuk membersihkan negeri ini dari semua dosa dan kejahatan.
Seandainya pun, ada korelasi-korelasi itu, apakah pantes di tengah derita seperti ini omongan seperti itu diucapkan, apalagi dalam kotbah di rumah ibadah? Tidak sedikit pula orang-orang yang disebut tokoh masyarakat, pejuang reformasi, yang teriak-teriak meyalah-nyalahkan pejabat yang katanya gagal mengatasi banjir. Pastilah, kita harus saling mengingatkan, bahkan mengeritik demi perbaikan. Tetapi jangan pula sampai kehilangan akal sehat, rasionalitas. Dalam kaitannya dengan banjir Jakarta, kita bisa membuat pengandaian, doktere mana yang bisa sembuhkan pasien yang sudah menderita kanker stadium empat bertahun-tahun? Banjir di Jakarta dan sekitarnya adalah persoalan yang sistemik melibatkan banyak faktor. Solusinya membutuhkan keberanian sejumlah pimpinan wilayah dan pimpinan nasional untuk membuat keputusan dan terobosan yang brani dan tidak biasa. Banjir Jakarta tidak bisa diselesaikan oleh sejumlah kecil orang, meskipun orang-orang tersebut adalah Superman, Batman, Hulk, Gundala Putra Petir dan Gatot Kaca.
Kita sangat mahfum, derita dan kekhawatiran memang gampang memicu emosi. Di beberapa tempat terjadi keributan soal arus air. Ada penduduk yang sangat terpaksa menjebol tanggul kali. Ini dilakukan karena sejumlah besar pemukiman sudah benar-benar tenggelam. Ternyata ada sejumlah orang yang marah karena mereka tidak mau kediamannya kebagian air. Karena air itu sudah ditaqdirkan menyukai tempat yang rendah, maka penjebolan bendungan itu menyebabkan banyak wilayah rendah yang disinggahinya.
Dalam kondisi seperti ini mestinya kita berfikir tentang berbagi derita. Mengapa harus marah bila kediaman kita terkena banjir, jika itu untuk menyelamatkan orang lain agar tidak terlalu menderita karena banjir terlalu dalam? Ini hanya soal keadilan sosial dalam penderitaan. Terimalah dengan ikhlas dan gembira, seperti dulu ada pembagian tabung gas tiga kilogram.
Bencana kan seharusnya dimanfaatkan untuk menunjukkan sisi-sisi baik kemanusiaan untuk saling mengerti secara empatis, berbagi, dan saling tolong. Janganlah terlalu asyik dengan diri dan kesenangan sendiri, sehingga mau bebas dari bencana saat keluarga sebangsa terus menerus diterjang banjir.
Mari kita berfikir bahwa sekarang ini alam sedang menunjukkan kekuatan dan solidaritas di antara berbagai bagiannya. Karena itu bencana kali ini tampak sekaligus melibatkan air, angin, tanah, dan udara dalam bentuk banjir, longsor, erupsi, angin puting beliung, badai di laut, dan gempa bumi. Alam mungkin mau tunjukkan, bukan hanya buruh saja yang punya solidaritas menuntut kenaikan THR. Bukan hanya penguasa saja yang bisa unjuk kekuatan dengan memainkan harga gas elpiji. Alam juga bisa tunjukkan kekuatannya.
Boleh jadi ini cara alam mengingatkan bahwa kita telah bersalah padanya. Kita telah terlalu melukainya. Mengambil keuntungan dengan cara merusaknya, dan mengabaikan hukum-hukumnya yang pasti dan objektif.
Karena itu, kita pun harus tunjukkan solidaritas dengan sesama untuk berbagi, termasuk mau menerima dengan ikhlas kebagian banjir. Saling tolong, dan menyelamatkan.
Meskipun BMKG mengumumkan hujan ini belum akan berhenti. Kemungkinan bencana banjir dan bencana yang lain masih bisa terjadi, tetaplah percaya, matahari kan bersinar, mendung kan tertiup angin.
BENCANA TIDAK BOLEH MENGHANCURKAN SEMANGAT, OPTIMISME, KESABARAN, DAN KEIKHLASAN KITA.
Banjir sudah melumpuhkan seluruh kegiatan manusia. Menghentikan kegiatan untuk mencari pundi-pundi rupiah yang menyebabkan masalah baru. Contohnya banyak rumah makan yang tutup karena tidak bisa mengolah bahan mentah menjadi matang karena kekurangan air bersih. Negara juga dibuat rugi oleh banjir, karena banyak pegawai yang tidak masuk kerja karena alasan banjir. Banjir memang benar-benar luas dampaknya bagi kehidupan.
BalasHapusBanjir memperlihatkan kemarahan alam terhadap penduduknya. Masyarakat yang bersikap rakus untuk mengeruk kekayaan alam, seperti menebang pohon untuk tujuan komersil tanpa menanam kembali pohon yang sudah ditebangnya. Memang pantas banjir diturunkan, karena banjir bisa sebagai pelajaran agar tetap selalu menjaga alam. Jadilah sahabat alam jangan menjadi sahabat bencana alam.
Banjir juga ada hikmahnya. Seperti yang sudah dijelaskan dalam tulisan diatas banjir membuat orang lebih perhatian antar sesama. Saling menolong untuk menuju tempat pengungsian. Dalam suatu tempat pengungsian juga terlihat saling membutuhkan antar sesama. Tidur dalam satu tempat, mengatur tempat bersama. Terdapat juga penyumbang dana untuk korban banjir. Banjir memang besar hikmahnya, melatih kepekaan sosial antar sesama dan dapat menciptakan solidaritas. Yakinlah bahwa setiap cobaan pasti ada hikmahnya. (Zikri S.R-P.IPS B 2014)
FAKHRI RIZQI EKAPUTERA
BalasHapusP.IPS 2014 B
4915144088
Tulisan anda yang berjudul “MATAHARI KAN BERSINAR, MENDUNG KAN TERTUTUP ANGIN” membuat saya berpikir tentang kondisi penduduk yang terkena musibah atau bencana alam. Musibah yang mereka alami tidak kecil. Banjir, gempa bumi, dan bencana alam lainnya adalah hal besar yang sulit dihindari para penduduk.
Bencana alam yang dialami penduduk tersebut harusnya menjadikan kita seseorang yang mau peduli akan sesama manusia. Karena kita tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri yang takut jika terjadi bencana. Kita harus saling membantu sesama manusia.
Kemudian kita harus mengambil hikmah dari bencana yang terjadi. Karena dengan mengambil hikmah tersebut kita bisa meminimalisir kondisi buruk jika terjadi bencana di waktu yang akan dating. Hikmah itu juga bisa dijadikan semangat bahwa bencana yang terjadi tidak membuat semua hancur.
Bencana alam di Jakarta terutama banjir memang sudah sangat memprihatinkan. Titik-titik lokasi banjir di Jakarta sangat banyak dan beberapa tempat rasanya sudah sangat susah di perbaiki. Umumnya permasalahan disebabkan resapan air yang sudah sangat sempit karena pembangunan yang tidak memperhatikan daerah resapan dan juga mental masyarakat yang terima enak.Terutama masyarakat kelas bawah, umumnya dari mereka tidak membayar biaya kebersihan lingkungan. Selain itu, karena mereka tak sanggup membayar mereka jugalah sebagai pelaku utama pembuang sampah sembarangan.
BalasHapusBencana alam di Jakarta juga tanggung jawab pemerintah Jakarta. Pemerintah di Jakarta seharusnya lebih tanggung jawab dan lebih cepat dalam pengatasan banjir di Jakarta. Pemerintah seharusnya membangun posko-posko cepat tanggap banjir di rt-rt titik banjir. Dan disitu disiapkan para relawan-relawan yang siap membantu masyarakat.Jadi ketika banjir tiba penanggulangan cepat diatasi.
Selain dari bencana alam banjir yang buruk dan lambatnya respon pemerintah, seharusnya masyarakat tidak buta teknologi. Masyarakat harus menghindari kontak listrik dan air yang berbahaya bagi mereka sendiri. Perlu juga ada pendidikan teknologi yang dididik di sekolah-sekolah agar selain masyarakat tidak buta teknologi dan juga menambah wawasan masyarakat.
Bonifacius Josua Naposo Damanik
Pendidikan IPS
4915142812
Menurut saya dari nyanyian koes plus ini berperan untuk masyarakat berfikir bahwa alam tidak hanya untuk di manfaatkan saja, akan tetapi bisa menjadi bencana besar. Dari bencana yang terjadi tidak hanya sedikit yang merasa kehilangan. Kehilangan itu pun tidak hanya harta, jiwa dan raga melainkan menghilang satu persatu keluarga. Dengan begitu jangan terlalu merusak alam dengan hal yang tak bagus seperti mengebom gunung untuk mencari nafkah. Mencari nafkah tidak seperti bisa, maka dari itu berpikirlah yang ke depan.
BalasHapusAlam tidak tidur. Alam seperti manusia juga, dimana ada orang berkata tidak sopan alam akan mengoncang untuk memperingati manusia itu. Alam punya perasaan juga dimana alam sedang senang ia akan selalu memberikan keindahan. Dengan begitu manusia jangan hanya memikirkan dunia saja, lingkungan sekitar harus mendapatkan perhatian juga. Meskipun tidak berlebihan seperti dunia yang di cari.
Adapun yang kita dapatkan dari lagu koes plus ialah menjaga alam dan melestarikan alam. Tetapi, cara-caranya tidak seperti omongan saja melainkan melakukan langsung. Hal ini seperti para penjabat pemerintah banyak omongan tetapi tidak turun ke lapangan langsung. Maka dari itu kita harus melihat, melakukan, menerapkan, dan memelihara.
Pemerintah harusnya memberikan bukti-bukti bukan hanya janji yang tak pernah terwujud. Rakyat senantiasa menantikan pemimpin dan pemerintahan yang selalu sigap dan mewujudkan kinerjanya.
Terapkan hidup bersama dengan tidak membedakan satu sama lain.
Chairul Saleh
BalasHapusP.IPS B 2014
Pada umunya manusia adalah makhluk yang egois,karena tidak mau menerima apa yang harusnya terjad atau tidak mau menerima kenyataani,salah satunya adalah,tidak mau dengan adannya banjir.Banjir itu sendiri merupakan air hujan yang sudah melebihi kapasitas sehingga air itu meluap ke segala tempat sehingga menyebabkan bencana banjir.Banjir itu sendiri dapat menyebabkan bebrapa masalah dan juga penderitaan kepada orang yang mengalaminya.
Masalah itu merupakan,kurangnya air bersih,kurangnya sandang dan pangan,dan juga penyakit yang dialami oleh merka.Dalam kondisi seperti ini sebaiknya kita yang tak terkena banjir harus bisa merasakan penderitaan apa yang mereka rasakan.Setidaknya membantu dengan berbagai macam cara,yaitu dengan menggalakan dana atau juga menyumbang pakaian,makanan dan juga obat-batan.Dalam kondisi seperti ini sebaiknya kita sebagai manusia haruslah berfikir untuk berbagi derita dengan mereka.
Dalam bencana yang dialami harusnya kita bisa memanfaatkan untuk saling berbagi dan mengerti secara empatis kepada mereka.Tapi untuk sebagian orang tidak mau perduli terhadap mereka yang sedang dilanda bencana,bahkan ada sebagian orang yang senang didalam penderitaan orang lain.Oleh karena itu marilah kita bersama menyalurkan tangan untuk mereka dan menunjukan rasa solidaritas dengan sesama untuk saling berbagi terhadap sesama.Bencana bukanlah akhir dari segalannya,namun adalah cobaan untuk kita umat manusia agar terus semangat dalam kondisi apapun,karna esok matahari kan bersinar kembali.
Nama : Dwi Putri Yulianti
BalasHapusKelas : P. IPS B 2014
Bencana merupakan salah satu alat manusia untuk bersyukur. Terkadang manusia tidak dapat mensyukuri apa yang sudah mereka miliki. Mereka hanya terpaku pada hal-hal yang mereka inginkan dan tidak pernah merasa puas.
Bencana yang sedang dialami oleh masyarakat Indonesia adalah peristiwa Gunung Sinabung. Bencana ini membuat masyarakat di sinabung tidak dapat beraktifitas seperti biasanya. Mereka yang berada di sinabung hanya mengharapkan bantuan dari masyarakat lainnya.
Dilihat dari permasalahan diatas seharusnya masyarakat di luar sana bisa membuka mata dan melihat kondisi di gunung sinabung. Seharusnya mereka menunjukan sisi empati mereka untuk saling tolong menolong saat saudara-saudara kita sedang mengalami bencana. Maka dari itu adanya bencana harus bisa disyukuri oleh manusia. Jika tidak ada bencana maka manusia tidak akan bisa mengukur seberapa kuat dia bertahan.
Siti Aisyah
BalasHapusPendidikan IPS B 2014
4915144110
Kita memang tidak pernah tau kapan bencana itu datang menghampiri kita, seperti bencana banjir yang datang secara tiba- tiba mungkin disaat orang- orang sedang terlelap tidur kemudian ketika bangun dari tidur air sudah mengenangi rumah mereka. Biasanya ketika bencana datang menghampiri kita ,kita selalu menyalahkan alam yang tak bersahabat dengan kita. Padahal sebenarnya itu bukanlah salah alam seutuhnya jika kita pikirkan apa yang terjadi di alam ini merupakan perbuatan yang kita lakukan seperti pepatah “apa yang kita tanam maka kita juga yang akan manuai hasil dari apa yang kita tanam”. Selain itu juga sering kita menyalahkan pemerintah yang tidak bisa mengatasi bencana tersebut.
Jika dilihat berdasarkan fakta di lapangan Sebenarnya setiap bencana yang terjadi disebabkan oleh kegiatan manusia yang tidak peduli pada lingkungan. Seperti kerusakkan alam yang disebabkan oleh keserakahan manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang didapatnya sampai alam juga harus terluka karena perbuatan kita. Mungkin alam hanya ingin menunjukan kepada kita apa yang sudah kita perbuat kepadanya dengan cara memunculkan berbagai macam bencana. Munculnya bencana tersebut bertujuan untuk membuat manusia sadar dengan apa yang dilakukannya.
Bencana memang selalu datang silih berganti dalam kehidupan ini, namun kita harus menerimanya dengan rasa sabar dan ikhlas. Kitapun harus yakin pasti ada hikmah dibalik semua bencana yang terjadi disekitar kita. Seharusnya kita bersama –sama dengan pemerintah menyukseskan program pemerintah dalam menanggulangi bencana dan kita juga sebagai masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan dimulai dari sekitar kita.
Artikel yang berjudul matahari kan bersinar ,mendung kan tertiup angin ini isinya sangat bagus namun ada beberapa kata dalam penulisannya yang salah ketik seperti moderen yang seharusnya modern. Selain itu kata mahfum seharusnya maklum.
Fardani Ghina Hayati
BalasHapusPIPS B 2014
Saya setuju dengan tulisan bapak Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.
Penyebab bencana alam dikarnakan tangan-tangan manusia yang tidak merawat alam. Yang mengekpoitasi alam, perusakan alam, hanya untuk kepentingan manusia. Manusia tidak pernah memikirkan apa dampak jika kita tidak menjaga alam. Wajarlah jika manusia menjadi terkena banyak musibah.
Melalui bencana alam itulah manusia diingatkan bahwa alam kita ini harus dijaga. Alam ini harus dirawat. Alam ini juga mengingatkan kita bahwa ada yang kehidupan lain selain kehidupan dunia. Mulai sekarang mulailah menjaga alam untuk kelangsugan hidup anak cucu kita.
Dian Halimatussa’diyah
BalasHapusP.IPS B 2014
491514410
Bencana alam itu seharusnya tidak perlu dipermasalahkan siapa yang mengakibatkan, namun bencana alam itu harusnya kita syukuri. Karena dengan adanya bencana alam itu tandanya tuhan sedang menguji kita seberapa kuat kita menghadapi caboaan dan ujian yang diberikan. Dengan itu pula kita bisa intropeksi diri sendiri bagaimana cara menanggulangi bencana itu.
Bencana alam juga dapat disebabkan karena ulah tangan manusia itu sendiri, masih banyak diantara kita yang sering membuang sampah pada selokan-selokan dan tempat yang bisa menyumbat resapan air yang lama kelamaan sampah tersebut akan menumpuk dan mengakibatkan banjir. Dengan adanya banjir dan bencana-bencana lain juga kita bisa lebih bersosialisasi dengan masyarakat, seperti gotong royong, berempati, saling berbagi.
Hadapilah bencana ini dengan rasa syukur, solidaritas antar sesama yang tinggi, jangan hanya ingin mementingkan dan menyelamatkan keluarga dan pribadi masing-masing. Ini sebuah teguran dari tuhan, mungkin dengan adanya bencana alam ini kita bisa lebih menjaga alam tidak merusak dan melukainya. Tuhan selalu memberikan cobaan kepada hambanya tidak lebih dari kemampuan hambanya itu sendiri.