Yogyakarta sungguh istimewa. Selalu saja ada kreatifitas yang memancing perhatian. Kali ini muncul becak anti korupsi. Para tukang becak menandai becaknya dengan slogan anti korupsi. Tentu bukan hanya membuat slogan, para tukang becak tersebut juga menunjukkan sikap jujur kepada para penumpang.
Cara ini bukan saja menarik perhatian, juga merupakan sebuah tamparan keras bagi mereka yang memiliki status sosial tinggi dan biasanya dari kalangan terpelajar, tetapi menjadi koruptor. Rakyat sudah semakin menunjukkan sikapnya terhadap korupsi. Korupsi adalah kejahatan yang dampaknya sangat luas, benar-benar menyengsarakan rakyat kecil secara nyata.
Korupsi merupakan kejahatan luar biasa, karena biasanya menyangkut uang yang berjumlah fantastis. Uang tersebut merupakan uang negara/rakyat untuk berbagai kepentingan publik. Sebagai akibatnya berbagai kepentingan publik seperti perbaikan jalan dan jembatan, pembangunan gedung sekolah dan puskesmas, bantuan untuk rakyat miskin, meski telah dirancang dengan baik, realisasinya banyak masalah karena korupsi. Rakyat kecil benar-benar sangat dirugikan dengan praktik-praktik korupsi yang sangat merajelela sekarang ini.
Bila kini rakyat kecil yaitu para tukang becak Yogya menunjukkan perhatian sangat serius sampai membuat becak anti korupsi, janganlah tindakan ini dianggap sekadar gagah-gagahan atau hanya mau cari sensasi dan perhatian. Apa yang dilakukan oleh para tukang becak Yogya menunjuktegaskan bahwa korupsi sudah sangat dirasakan akibat buruknya oleh rakyat kecil.
Mudah-mudahan para elit politik menangkap dan merespon dengan tepat apa yang dilakukan oleh rakyat kecil ini. Bukan bersikap sebaliknya. Karena belakangan ini sejumlah elit politik sedang melakukan berbagai upaya untuk melemahkan KPK. Pastilah apa yang dilakukan sejumlah elit politik itu bertentangan dengan semangat rakyat kecil untuk melawan korupsi secara total.
Bila sikap yang berkembang di kalangan elit politik bertentangan dengan apa yang sedang dirasakan dan ditunjukkan rakyat kecil, ini bermakna para elit sedang meniup-niup bara api yang siap membakar dan menghanguskan mereka. Di mana pun di dunia ini, pertentangan aspirasi rakyat dengan sikap para elit adalah pemicu revolusi sosial.
Memang sikap sejumlah elit yang secara tertutup atau terbuka, halus atau kasar melemahkan KPK, sangatlah tidak mengherankan. Sebab selama ini yang dicokok KPK adalah para elit. Apakah mereka di lembaga legislatif, dan eksekutif, bahkan yudikatif.
Mereka sangat berkepentingan untuk menyelamatkan diri dan para koleganya dari perang total terhadap korupsi. Sikap itu kita saksikan secara terbuka dalam kasus korupsi yang melibatkan para kader dan ketua umum Partai Demokrat, Presiden PKS, kader Golkar, PDIP dan PAN.
Para elit politik dan pejabat pada semua tataran seyogyanya sadar betul bahwa korupsi yang kini berlangsung sungguh telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan korban utamanya adalah rakyat kecil. Coba kita buat perhitungan dengan cermat, apa saja yang dapat dilakukan untuk membantu rakyat banyak dari uang yang terbukti dikorupsi oleh Djoko Susilo, kasus Hambalang, Century, Nazaruddin, Angelina Sondakh, Emir Moeis, kasus pengadaan Al Quran, dan duit yang diduga didapatkan oleh Atut, Wawan, Akil, Rudi Rubiandini, Hadi Poernomo, pengadaan e-KTP, dan sejumlah kasus korupsi lainnya. Sekarang setelah berbagai kasus korupsi dibongkar, kita berani menegaskan, bahwa salah satu penyebab utama penderitaan rakyat Indonesia adalah korupsi dan koruptor.
Dalam konteks itulah kita ingin memaknai tindakan tukan becak Yogya. Sebagai rakyat kecik yang sangat merasakan betapa sulitnya mengais rezeki, mereka menunjukkan bahwa ada rasa muak pada korupsi dan pelakunya yaitu sang koruptor. Mereka sedang membangun kesadaran diri sendiri dan orang lain bahwa korupsi harus diperangi sampai tuntas dengan semangat membara.
Kita sangat mengharapkan dan ikut berusaha agar semangat dan sikap yang ditunjukkan oleh para tukang becak Yogya menulari seluruh rakyat Indonesia lebih cepat dan lebih ganas dari virus flu burung. Dengan demikian para elit politik dan para pejabat menyadari bahwa hidup mereka sangat tidak aman jika melakukan tindak pidana korupsi.
Para pengamen jalanan sudah tunjukkan sikap anti korupsinya, anak-anak sekolah dan mahasiswa juga. Tidak ketinggalan para eksekutif muda dan sejumlah selebriti. Kita berharap dan harus ikut serta mengusahakan sikap dan semangat anti korupsi ini terus digemakan ke semua kalangan dan profesi. Kita harus tunjukkan dengan sikap nyata bahwa perilaku koruptif adalah musuh kita semua, dan koruptor adalah tikus got yang harus diperangi sampai lubang terdalam persembunyiaanya. Tak peduli seberapa banyak dan kuatnya mereka.
RAKYAT BERSATU PERANGI KORUPSI!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd