Kamis, 01 Mei 2014

NUNUN, SARI, BILLA, CACA, CICI, NADIN, SHELLA, PUPUT,...

Mereka adalah para perempuan karib dekatku. Sering kali aku berkumpul bersama jika sedang letih. Bercanda, bercengkrama dan berbagi makanan. Jika aku sedang olah raga mereka sering ikut meramaikan. Pasti sangat seru. Mereka yang tentukan lagu apa yang mesti diperdengarkan sebagai pengiring. Mereka sibuk berjoget dengan gaya yang heboh dan lucu. Mereka sering nyamper ke rumah ngajak jalan dan ngobrol. Biasanya mereka laporan macam-macam hal tentang diri masing-masing. Mengerjakan apa saja dan jalan-jalan ke mana saja.

Shella yang paling tua, ia kini kelas tiga, Puput kelas dua , Billa kelas satu. Semuanya masih SD. Nunun TK. Sari, Caca, dan Cici baru akan masuk TK. Mereka hanya sebagian dari sekitar lima belas anak yang sering bersamaku. Aku sudah lama bermain dengan mereka, sejak mereka bayi. Mereka memanggilku Pak Ucha.

Setiap kali aku pulang mereka berlarian mengejar. Biasanya minta permen. Aku selalu bawakan mereka permen, coklat, biskuit, donat, dan kue. Aku hafal siapa suka apa. Karena itu aku sering bawa macam-macam oleh-oleh untuk mereka.

Jika aku lama tak di rumah karena harus tugas keluar kota, mereka sering ke rumah bertanya pada anak atau istriku, Pak Ucha kemana seh? Sering juga mereka pergi ke rumah supirku dan bertanya Pak Ucha koq gak pulang-pulang.

Bila sudah sore dan belum mandi, para ibu masing-masing menyuruh mereka mandi dan bilang, ada Pak Ucha tu, ayo pada mandi. Mereka biasanya berlari ke rumahku. Bila tak melihat mobilku, mereka biasanya tetap bermain dan tak mau mandi. Dan bilang ke ibunya, Pak Ucha gak ada lage. Biasanya para ibu mulai mengejar mereka agar segera mandi. Bila  melihat ada mobil, biasanya mereka langsung mandi. Setelah mandi ramai-ramai datang ke rumah dan laporan kalo mereka sudah mandi. Aku kemudian membagikan permen.

Jika berkumpul dan makan cemilan bareng, mereka suka cerita bahwa Nunun pacaran ama Dhani. Nunun akan bilang bahwa Sari pacarnya si Opic. Sari laporan bahwa Billa pacaran ama Egi. Lucunya mereka sering bilang begini, Pak Ucha Egi lope ama Billa, sambil dua jari telunjuk dan dua jari jempol dipertemukan membentuk gambar hati. Rasanya ini mereka dapatkan dari sinetron.

Mereka sering ngobrol tentang sinetron di depanku. Aku sama sekali gak faham karena gak permah nonton. Mereka sering minta difoto dan minta fotonya dimasukin di internet. Katanya supaya jadi terkenal kaya Ayu Ting Ting. Walah, mereka tahu internet.

Pernah mereka nyamper aku sambil joget bareng-bareng dan nyanyi lagu Oplosan. Ada-ada saja. Mereka bisa menirukan joget Caesar dan gaya Soimah. Dulu waktu lagu Mbah Surip Tak Gendong lagi ngetop, mereka masih lebih kecil, tapi mereka bisa menyanyikannya  lirik lagu yang diucapkan dengan tidak sempurna. Tentu dengan meniru gaya Mbah Surip.

Aku sering mendapat laporan tentang apa yang terjadi di sekitar rumah. Aku memang sangat jarang di rumah. Mereka cerita dengan seru sambil bertengkar kecil dengan sesama teman saat bercerita tentang ibu ini berantem dengan ibu itu , suami istri ribut,  dan segala macam kejadian lainnya. Kacau juga ya, anak-anak koq pada ngerumpi. Aku biasa mendengarkan saja dan membiarkan mereka saling bantah untuk melengkapi cerita.

Kadang mereka mengajakku berkeliling,menunjukkan di rumah mana terjadi keributan sewaktu aku tidak di rumah. Bila aku menolak, Sari suka bilang ya Pak Ucha payah. Aku gak faham maksudnya. Apapun kejadian selama aku tidak di rumah pasti diceritakan.

Lucunya adalah saat  tidak ada mobil di rumahku. Saat sore aku keluar dan nyamper mereka. Mereka kaget. Dan segera lari ke rumahku untuk memastikan apakah mobil ada atau tidak. Bila tidak ada, mereka suka marah dan bilang, ih Pak Ucha boong ni. Koq Pak Ucha ada, kan mobilnya gak ada. Biasanya mereka ngomel-ngomel dan pergi mandi.

Nunun yang nama sebenarnya Nurul, tapi karena belum bisa bilang R dia menyebut dirinya Nunun, adalah provokator paling berani. Ia biasa membawa teman-temannya ke rumahku dan meminta makanan. Kadang-kadang aku sengaja bilang gak ada makanan. Dia langsung nanya lagi, permen? Gak ada, jawabku. Coklat? Gak punya. Anggun deh anggun aja, maksudnya anggur. Belum beli. E....donat. Gak ada. Pisang aja. Gak punya. Dia langsung teriak, sorakin Pak Ucha. Temen-temennya rame-rame teriak sambil jalan tinggalkan rumahku, Pak Ucha...pelit. Sari yang imut biasanya lebih ketus, ah Pak Ucha payah, udah gak temenan.

Biasanya aku pergi dua atau tiga hari. Kemarin aku pergi delapan hari mendampingi mahasiswa KKL ke Bromo. Rupanya mereka penasaran. Mereka sudah tanya ke putraku, Pak Ucha kemana dan kapan pulang. Putraku suka godain mereka dan bilang gak tahu tu. Nunun tanya pada emaknya, Pak Ucha kemana koq gak pulang-pulang. Emaknya bilang Pak Ucha udah pindah rumah. Walah, mereka jadi heboh, tapi tak percaya karena mobil dan istriku masih di rumah. Mereka menanyakan pada istriku kapan Pak Ucha pulang. Hari Minggu jawab istriku, mereka tampaknya seneng karena aku belum pindah. Hanya ibu mereka pada sewot. Sebab Bila disuruh mandi, mereka bilang gak mau. Jika ibunya katakan, nanti dilaporin Pak Ucha kamu belum mandi. Mereka dengan santai bilang, Pak Ucha gak ada tau, Pak Ucha gak pulang-pulang.

Waktu aku pulang, mereka pada  nyemper dan marah-marah. Mereka bilang Pak Ucha kemana aja, koq lama amat gak pulang-pulang. Nunun yang paling banyak omong. Dia lapor macem-macem, termasuk Billa udah gak pacaran ama Egi. Dia juga cerita Pak J mantan supirku masuk rumah sakit. Mereka berlomba cerita apa saja. Aku cuma mendengar dan memberi komentar. Lama kami ngobrol. Karena sudah sore, aku minta semua mereka pada mandi dulu. Beberapa saat kemudian, Nunun teriak-teriak laporan udah mandi. Aku keluar, walah kacau, yang dateng banyak banget. Permennya gak cukup. Aku cari makanan apa saja yang masih bisa dibagi. Untungnya masih ada buah-buahan. Setelah pembagian mereka meninggalkan rumahku.

ANAK-ANAK ADALAH MASA DEPAN NEGERI INI, MEREKA PANTAS MENDAPATKAN PERHATIAN DAN PENGASUHAN TERBAIK.

2 komentar:

  1. Hahaha cerita yang Bapak tuliskan dengan yang Bapak ceritakan langsung benar-benar lucu. Rasanya sulit dipercaya bahwa seorang dosen yang super sibuk dengan berbagai kegiatan segala macem masih sempat mengurusi anak-anak bahkan memperhatikan mereka. Bapak seperti seorang yang bekerja pada KPAI karena begitu perhatiannya pada mereka. rasanya ingin melihat langsung bagaimana mereka memperlakukan Bapak dan sebaliknya. terutama Nunun karena Bapak sering kali menceritakannya dikelas. Rasanya kisah hidup Bapak cocok untuk dijadikan penelitian. Penelitian kualitatif. Bagaimana seorang dosen juga yang bekerja di BAN-PT tetap meluangkan waktunya untuk anak-anak kecil seperti Nunundan kawanannya. Hahaha

    BalasHapus
  2. Sungguh saya tertawa saat membaca tulisan pak nusa. Dari mulai cerita dikelas sampai membaca di blog pak nusa saya tidak bosan karena membuat saya terbayang akan masa kecil saya. Cerita ini membuat saya ingin melihat foto mereka nunun, billa, dan kawan-kawannya. Betapa lucunya mereka. Dan dari tulisan ini juga memang sangat benar bahwa anak-anak bukan hanya pantas melainkan harus mendapatkan perhatian dan pengasuhan yang terbaik agar kelak menjadi orang yang baik dan tentunya membanggakan orang tua

    BalasHapus

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd