Pagi gulita, belum jam lima. Jalanan sepi. Hanya satu dua kendaraan lalu lalang. Lampu-lampu yang tersusun sangat teratur pada apartemen yang menjulang tampak indah. Puluhan apartemen jangkung berdiri kokoh di kawasan Kelapa Gading ini, semuanya mewah.
Aku jalan-jalan pagi sendiri. Ini hari-hari yang melelahkan. Minggu lalu hanya satu hari di rumah, selebihnya di Hotel Whiz. Minggu ini dari Kamis sampai dengan Minggu. Ini rutinitas yang sudah berlangsung nyaris dua tahun. Kejenuhan sudah terasa memadati ruang otak. Inilah konsekuensi tugas. Ikhlas dijalani.
Angin sepoi. Di pinggir jalan para penjaja sarapan pagi, penjual bubur ayam dan mi ayam berkemas memberesi gerobaknya. Sementara sejumlah tukang ojek motor tampak ngantuk duduk di motornya. Beberapa tiduran di samping motor beralaskan kardus mi instan. Ada tukang rokok bermain catur. Sebuah keluarga terdiri dari ayah ibu dan dua anak tertidur pulas di bawah pohon di pinggiran jalan tepat di depan Lotte. Dekat dengan mereka ada gerobak penuh berisi karton. Mereka adalah manusia gerobak. Tampaknya bagi mereka hari ini belum sepenuhnya dimulai.
Sabtu lalu bersama istriku dan anak sulungku jalan-jalan pagi sampai ke Mal Artha Gading. Pagi ini aku putuskan mengelilingi Mall of Indonesia atau MOI. Baru satu kali berkeliling, aku berdiri di depan gate 1. Aku jadi terkenang jalan-jalan sore di sejumlah negara Eropa bersama sejumlah teman. Sungguh, aku merasa bukan di Indonesia.
Seluruh bangunan, MOI dan gedung yang mengelilinginya sangat Eropa. Gaya bangunan, hiasan, dan patung-patungnya Eropa bagets. Nama-nama apartemen dan pertokoan dalam bahasa Inggris dan Cina. Bahasa Indonesia langka betul dalam hampir semua papan nama.
Apakah para pengembang kelas kakap yang membangun semua gedung moderen ini memang tidak mau dan tidak bisa menghargai keindonesiaan? Apakah arsitektur asli Indonesia yang ditampilkan dalam banyak rumah adat tidak layak menjadi inspirasi bagi mereka? Bukankah patung Bali, Batak, Irian, Jepara serta berbagai ornamen dari berbagai daerah layak menjadi bagian hiasan gedung-gedung ini?
Para pengembang kelas kakap adalah para konglomerat. Kebanyakan mereka hanya mengejar keuntungan. Seringkali mereka memang seenaknya, karena merasa punya banyak uang dan bisa berbuat apa saja. Mereka membangun fasilitas moderen dan meniru gaya Eropa, mungkin sebagai cara untuk menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat global yang berselera tinggi, mengikuti gaya Eropa. Meskipun Eropa dan barat pada umumnya justru mencari inspirasi dari timur, dan bangga dengan karya yang mendapat inspirasi dari timur.
Jika para pengembang kelas kakap itu mengabaikan semua yang berakar pada keindonesiaan, seharusnya pemerintah bisa memaksa mereka untuk menghargai keindonesiaan melalui peraturan. Jangan beri izin pengembang yang tidak menunjukkan ciri keindonesiaan pada bangunan yang akan mereka buat.
Jangan hanya menilai kelayakan gedung yang akan mereka bangun dengan pendekatan teknis. Harus ditambahkan unsur budaya dan seni yang berakar keindonesiaan. Dengan demikian para arsitek didorong untuk mengembangkan kreativitasnya mencaritemukan bentuk dan gaya bangunan yang memiliki ciri keindonesiaan. Sehingga siapa pun yang berada di sekitar gedung itu merasa bahwa ia sedang berdiri di tanah Indonesia. Bukan di tempat lain.
Tentu saja para arsitek itu tetap memiliki kebebasan untuk mengembangkan kreasinya. Ia bebas memilih akar keindonesiaan dari beragam sumber yang ada. Karena karya arsitek dan seni asli keindonesiaan itu sangat kaya. Namun harus dipastikan dalam bangunan itu, terutama tampakan luarnya, harus muncul menonjol corak keindonesiannya. Pastilah para arsitek bebas mengekspresikan corak keindonesiaan itu sesuai dengan rasa seni dan gaya penciptaannya.
Penting untuk memastikan bahwa budaya dan seni Indonesia hadir secara nyata dan menonjol dalam beragam karya cipta, terutama pada gedung-gedung jangkung yang menjadi pusat-pusat ekonomi dan pemukiman baru yang merupakan salah satu tampilan Indonesia moderen.
Bila para konglemerat sama sekali tidak peduli dengan keindonesiaan kecuali mengambil keuntungan sebanyak mungkin dari warga negara Indonesia, maka pemerintah harus menunjukkan sikap yang tegas. Pemerintah harus mendorong perlunya mengembangkan arsitektur Indonesia akar Indonesia. Bukan saja terhadap arsitektur gedung, juga lingkungan keseluruhannya.
Sikap ini bukanlah fanatisme dan nasionalisme sempit. Tetapi lebih merupakan cara untuk tunjuktegaskan bahwa keindonesiaan merupakann jati diri yang memang harus diejawantahkan atau diujudnyatakan dalam beragam karya dan tampilan. Bukan hanya sebagai asesori tempelan.
Harus ada rasa bangga pada akar keindonesiaan yang ditampilkan melalui karya-karya spektakuler dan elegan berkelas dunia. Dalam dunia fashion hal itu telah terjadi. Begitupun dalam banyak bidang lain.
Pemerintah harus menjadi teladan dengan terlebih dahulu menunjukkan dengan cara membangun gedung-gedung pemerintah bergaya arsitektur keindonesiaan. Keindonesiaan memang harus menjadi kenyataan, bukan sekadar konsep yang terus menerus dipidatokan.
KEINDONESIAAN ADALAH JATI DIRI YANG HARUS DIUJUDKAN DALAM KARYA NYATA.
Assalamu'alaikum wr. wb. Pak, saya khairun nikmal dari p.ips b 2014. Saya setuju dengan tulisan bapak yang menyatakan bahwa arsitektur-arsitektur di Indonesia khususnya DKI Jakarta belum mengarah ke gaya yang ke-indonesiaan, tetapi menurut saya bisa saja hal itu terjadi memang karena studi mereka yang berada di luar negeri. Mungkin juga mereka survey dan memang masyarakatnya yang lebih suka dengan kultur eropa. Itulah tugas penerus bangsa kedepan untuk lebih menonjolkan kultur Indonesia yang sangat kaya dan unik. Sekiranya begitulah menurut saya pak. Maaf jika tidak sependapat dengan bapak. Wassalamu'alaikum wr. wb.
BalasHapusNama : Joddy Hermawan
BalasHapusKelas : P.IPS B 2014
No Reg: 4915142810
Kesimpulan yang saya dapat dari tulisan bapak adalah banyaknya para konglomerat atau para pengusaha yang membangun gedung dengan budaya barat, dan melupakan segi segi keindonesiaannya .
Saya juga sependapat dengan bapak, bahwa seharusnya pemerintah harus mendorong arsitek dalam pembangunan gedung dengan bergaya kesenian asli indonesia, dan bukannya bergaya barat, padahal karya bergaya barat juga mendapat inspirasi dari budaya timur dan karyanya pun berhasil .
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara pemerintah menunjukan cara membangun gedung-gedung pemerintah bergaya arsitektur keindonesiaan ?
Ricky Kurnia
BalasHapusIPS B 2014
Mungkin bagi segelintir org kebudayaan barat/eropa itu sangat mewah dan kebudayaan bangsa Indonesia dianggap kuno karena masih mengandung unsur tradisionalnya. Tidak salah jika MOI mengadopsi Gaya bangunan eropa karena demi bisnis semata. itu hak dari pengembang bangunan tsb
Nama : Sandra Puspita Sari
BalasHapusNo.reg : 4915144094
Kelas : P.IPS B 2014
Assalamu'alaikum pak, saya ingin menyanggah sedikit. Mengenai bangunan dan arsitektur disekeliling MOI tidak dibuat bercorak seni Indonesia, jika kita lihat dari sisi positifnya arsitek dan pengembang MOI tersebut memakai gaya bangunan dan arsitektur Eropa karena mereka berfikir supaya masyarakat yang belum pernah atau bahkan tidak bisa pergi ke Eropa dapat mengetahui gambaran tentang Eropa dan mengetahui ciri khas bangunan dan arsitektur Eropa tanpa harus merogoh koceknya. Karena di Indonesia ini, seperti yang kita ketahui masih banyak masyarakat yang dalam segi ekonomi itu belum mencukupi. Terimakasih
Saya sangat setuju dengan tulisan bapak, masih banyak kebudayaan indonesia yang patut dipamerkan bukan malah bangga dengan gaya arsitektur Eropa. Dari hal ini secara tidak langsung arsitektur keindahan dari Indonesia memudar karna yang ada hanya gaya eropa. Kita tidak butuh pencitraan bangga terhadap Indonesia. Yang terjadi malah sebaliknya dari aksi nyata
BalasHapusAnnisaa Intan Safitri
BalasHapusP.ips A/ 4915141041
Saya setuju dgn argumen bpk, sebagai org asli indonesia seharusnya kita lebih cinta kebudayaan sendiri dgn menonjolkannya menciptakan bangunan berasiktektur keindonesiaan yg kental, selain itu kita jg seharusnya bisa memamerkan kpd org2 barat bahwa budaya dan berbagai tradisi banyak dr indonesia jgn malah kita mengikuti bangsa barat. Krn dgn menonjolkan sprti itu bangsa2 lain akan tau jati diri negara kita
Saya Eka Puji Haryani
BalasHapusP.IPS B 2014
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang begitu banyak dan unik di dunia, akan tetapi orang-orang Indonesia acuh tak acuh tentang hal itu. Banyak orang Indonesia yang meniru budaya Barat seperti tulisan Bapak di atas, banyak bagunan-bangunan di indonesia meniru gaya dari Eropa. Budaya kita yang beragam lambat laun akan hilang kalau kita tidak bisa melestarikannya. Padahal banyak negara lain ingin mempunyai kebudayaan seindah Indonesia. Sampai-sampai banyak kebudayaan kita yang diklaim oleh negara lain.
Ayo kita sebagai generasi penerus harus bangga dan cinta budaya Indonesia, sebab kalau cinta pasti akan menjaga kebudayan-kebudayaan yang ada.
Tidak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia ini sudah banyak yang tergeser budaya asli Indonesia dengan budaya barat. Kini budaya barat benar benar menguasai Indonesia. mulai dari fashion abg zaman sekarang, bangunan arsitektur, barang barang branded yang berasal dari luar negeri kini menguasai pasar Indonesia. padahal barang buatan Indonesia tidak kalah bagus dengan hasil dari luar negeri. dan pemerintah seharusnya mengembalikan keaslian Indonesia dan rasa cinta terhadap negara ini. ya bisa melalui acara acara pameran yang mengenalkan beragam budaya Indonesia. Dan jangan sampai anak cucu kita tidak mencintai negara nya nya sendiri.
BalasHapusFitri Rizka Maulia 4915141028, P.IPS A 2014.
BalasHapusIndonesia saat ini lebih bangga dengan kebudayaan kebarat-baratan dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri, sampai-sampai bangunan gedung tingkat tinggi saja seperti bangunan eropa. Meski saya secara pribadi belum pernah melihat secara langsung kondisi bangunan di sekitar MOI, saya tetap dapat membayangkan melalui pemaparan yang bapak tuliskan. Jika dibiarkan maka kebudayaan indonesia perlahan-lahan akan menghilang dan punah terkalahkan oleh budaya barat.
Assalamu’alaikum wr.wb
BalasHapusNama : Yuni Shofarani
Kelas : Pendidikan IPS B
Nomor Registrasi : 4915142798
Kekayan budaya dan seni di Indonesia sangat banyak, akan tetapi pada kenyataannya memang sangat menipis budaya di Indonesia menjadi suatu karya nyata baik dalam bentuk bangunan, makanan, kesenian tradisonal, dan lainnya. Bangunan-bangunan di Indonesia lebih dominan berbentuk kebudayaan luar , kita sebagai rakyat Indonesia boleh saja mengenal dunia lain, tetapi hendaknya kita sebagai rakyat Indonesia lebih menekankan budaya Indonesia di negeri sendiri agar negara kita ini negara Indonesia tidak kehilangan ciri khas nantinya, tidak kehilangan jati diri suatu bangsa, dan budaya Indonesia masih bisa diperkenalkan bagi penerus-penerus bangsa Indonesia. Kalau dari sekarang budaya Indonesia belum diperlihatkan secara baik, tetapi budaya luar yang diperkenalkan, bagaimana bisa memperkenalkan budaya kita ke anak, cucu, cicit kita nantinya? Mualilah berpikir dari hal kecil, agar Indonesia ini tidak kehilangan jati diri nantinya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Noviana Winarsih P.IPS B 2014
BalasHapusMenurut saya, apabila tidak ada unsur keindonesiaan yang tertera pada bangunan Mall of Indonesia sebaiknya beralih nama saja.
Setiap hari saya melintas bangunan ini jika hendak pergi kempus, terbesit pula pertanyaan "Mengapa pemerintah menyetujui penggunaan kata "Indonesia" pada bangunan tersebut? Padahal tidak nampak adanya unsur Indonesia yang terlihat "
Saya setuju dengan kalimat terakhir dalam artikel Bapak "KeIndonesiaan adalah jati diri yang harus diwujudkan dalam karya nyata"
Bukan hanya arsitektur gedung, tetapi juga lingkungan dan keseluruhannya.
Saya setuju dengan tulisan bapak, sebab di Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Namun seiring dengan perembangan zaman, kebudayaan di Indonesia semakin tertinggal. Tidak hanya yang muda, orang tuanya pun banyak yang beralih ke yang lebih modern. dilain sisi banyak yang bilang kebudayaan di indonesia ini kuno atau ketinggalan zaman tetapi banyak juga orang-orang luar negeri yang menyukai kebudayaan di Indonesia. Seharusnya kita orang Indonesia harus melestarikan kebudayaan kita, bukan orang luar yang melestarikannya.
BalasHapusEka Yuliyanti
P.IPS B 2014
4915142817
Reza Priyantama
BalasHapusP.IPS B 2014
4115144105
Selamat pagi pak, saya ingin mengomentari tulisan bapak yang satu ini. Saya bingung begitu membaca judul dan isinya sangat berlawanan, maksudnya saya kira dalam tulisan bapak ini menjelaskan manfaat jalan pagi atau sesuatu yang menarik yang bapak lihat selama jalan-jalan pagi di MOI.
Tetapi bapak lebih banyak menyinggung tentang arsitektur bangunan di sekitar MOI.
Tetapi dari tulisan bapak ini kita jadi tahu, bahwa ini adalah semacam penjajahan lewat bangunan yang berarsitektur kebarat-baratan padahal bangunan itu berdiri kokoh di tanah Indonesia. Akan lebih baik lagi jika arsitektur bangunan itu lebih keIndonesiaan lagi.
(Dian Halimatussa'diyah. P.IPS B 2014) Menurut saya, ya saya setuju dengan bapak, namanya saja sudah MALL OF INDONESIA, tpi mengapa tidak ada yang menggambarkan tentang INDONESIA, melainkan hampir mirip dengan EROPA. Banyak negara-negara lain yang memakai ciri khas dari Indonesia, tapi mengapa Indonesianya sendiri malah tidak memakainya melainkan mengikuti negara-negara lain. Kita harusnya bangga dengan Indonesia, bukan malah malu atau enggan memakai ciri khas Indonesia, karna dengan kita malu atau enggan memakainya, lama kelamaan kebudayan-kebudayaan dan ciri khas Indonesia akan pudar. Kita sebagai generasi muda harusnya dapat menjaga itu semua.
BalasHapussaya sependapat dengan bapa, bahwa memang diharuskan bahkan diwajibkan untuk membanggakan budaya indonesi. bangunan-bangunan itu memang harus dipadukan dengan hiasan daerah. bukan menjadi kuno tetapi lebih mencerminkan indonesia. jika semua yang ada di indonesia menggunakan gaya bangunan luar, maka perlahan budaya asli indonesia akan hilang, dan akan timbul istilah "dimana negeriku".
BalasHapusmemang saat ini di bangunan-bangunan modern saat ini tidak menonjolkan ciri khas ke indonesiaan itu sendiri. seharusnya menonjolkan ciri khas ke indonesiaan sekaligus melestarikan budaya indonesia -wildan wiratmoko
BalasHapusMenurut saya, mental rakyat indonesia sangatlah lemah. Begitu mudahnnya disusupi oleh budaya barat, para pengembang tersebut bukannya tidak bangga dengan budaya negeri sendiri, tetapi rakyat kitalah sendiri yang belakangan ini semakin "kebarat - baratan". Seharusnya, rakyat indonesia haruslah bangga dengan sendirinya. Jika rakyat sudah bangga dengan budaya negeri sendiri. Besar kemungkinannya akan banyak pengembang yang membuat mall dengan arsitektur khas negeri sendiri.
BalasHapusRijalul Fahmi
BalasHapus4915145529
P.IPS B 2014
Saja sependapat dengan bapa, betul sekali mal-mal apartemen dan gedung gedung dijakarta memang seakan-akan meninggalkan karya arsitektur nusantara, Indonesia punya banyak hal yang bisa di eksplor karya seni Indonesia sangat luar biasa, seharusnya Jakarta itu bisa mencontoh jogja dan bali, dijogja dan bali mereka bisa membangun kota-kotanya dengan bangunan-bangunan modern namun tidak meninggal kan budaya dan karya seni dari daerahnya, mereka bangga dengan karya seni daerah mereka dan meraka bisa mencampurnya dengan gaya eropa
Kalau menurut saya, untuk di kelapa gading ini seberanya pengembang hanya mengikuti selera pasar untuk membangun gedung-gedung tersebut karna mayoritas yang bertempat tinggal di daerah tersebut adalah orang etnis tionghoa dan warga Negara asing, namun alangkah indahnya kalau gedung gedung pencakar langit di Jakarta ada gaya etnik nusantara, alangkah bangganya masyarakat Indonesia bahkan Negara-negara luar bisa mengikuti gaya etnik nusantara
Benar sekali Pak, Saya heran kenapa di indonesia banyak sekali yang membanggakan kebudayaan barat. Padahal di Australia budaya indonesia merupakan budaya yang di minati. Saya pernah lihat acara tv Pas Mantap milik TRANS7 temanya 'Go To Melbourne' , di Australia ada mata kuliah Bahasa Indonesia tepatnya di University of Melbourne. Saya bangga jadi orang indonesia :)
BalasHapusTriyani Ambar Sari P.IPS B 2014
iya sangat di sayangkan di berbagai mall di indonesia lebih mengedepankan arsitektur asing, padahal indonesia kaya akan keseniannya. Sebagai penerus bangsa kita harus melestarikan kebudayaan dan kesenian indonesia
BalasHapusAmbari Enggar Satiti Shaleha
4915141021
P.IPS A 2014
Nama : Fakhri Rizqi Ekaputera
BalasHapusKelas : P.IPS 2014 B
No.reg : 4915144088
Saya setuju dengan tulisan bapak yang mengatakan bahwa para konglomerat hanya mencari keuntungan dalam urusan bisnis di mall seperti ini. Yang menarik adalah sudah ada kesalahan pada nama mall tersebut. Ya, Mall of Indonesia yang sudah semestinya menampilkan arsitektur yang menunjukan kebudayaan Indonesia justru diisi dengan arsitektur Eropa. Jadi, wajar bila anda mengatakan bahwa anda tidak seperti berada di Indonesia saat memasuki Mall of Indonesia. Arsitektur asli Indonesia harusnya lebih menunjukkan eksistensi, apalagi untuk mall yang banyak dikunjungi masyarakat.