Jumat, 26 September 2014

MENTAL KULI

Jalanan sangat macet, sama sekali tak bergerak, merayap pun tak bisa dilakukan oleh kendaraan. Biasanya di tempat ini kendaraan padat merayap. Kini macet total. Para pengendara mulai membunyikan klakson. Sontak mendadak jadi ramai suara klakson mobil dan motor yang sangat beragam iramanya.

Ternyata macet disebabkan mobil yang memutar arah. Sejumlah mobil menerabas dari jalur sebelah kiri langsung ke kanan menuju putaran, sehingga mobil yang berada di jalur tengah yang hendak lurus tertahan. Sementara mobil di jalur kanan yang seharusnya bisa langsung memutar malah tak bisa jalan karena tertutup oleh mobil yang menerabas dari jalur kiri. Sungguh, kemacetan ini diperparah oleh rendahnya disiplin para pengemudi.

Di tengah kemacetan itu, beberapa pengemudi tampak marah dengan cara membunyikan klakson terus menerus. Rupanya ada mobil mewah yang juga menerabas dari jalur kiri langsung ke arah putaran. Mobilnya jalan tersendat-sendat karena pengemudinya sedang asyik menggunakan telepon genggam. Ia terlihat tertawa-tawa sambil berbicara melalui telepon genggamnya, akibatnya mobil yang dikendarainya melambat.

Sopir taksi yang kutumpangi tampak sangat emosi. Ia mengumpat, orang kaya mental kuli! Mobilnya mewah, orangnya tolol. Ia sengaja mendekatkan taksinya ke mobil mewah itu dan membunyikan klakson tanpa henti. Saat pengemudi mobil mewah itu melihat ke arahnya, sang sopir taksi mengangkat tangannya yang terkepal ke arah orang itu. Sang sopir sempat membuka jendela taksi, dan menjulurkan tangannya yang masih terkepal ke arah orang itu. Pengemudi mobil mewah itu kemudian memacu mobilnya.

Aku bertanya pada sang supir saat jalanan sudah mulai lancar, mengapa ia mengatakan mental kuli pada pengemudi mobil mewah itu?

Sang supir bercerita. Menjadi supir di Jakarta bikin stres. Harus banyak sabar. Kebanyakan orang kaya yang mengemudikan mobil mewah, kelakuannya sama saja dengan sopir angkot yang gak makan sekolahan. Mentalnya mental kuli. Kuli itu bekerja bener kalo dijaga atau ditunggui mandor. Mandor tidak ada, para kuli bekerja seenaknya. Para pengemudi itu disiplin kalau ada polisi. Polisi tidak ada mereka jadi seenaknya. Macet Jakarta makin parah karena itu. Udah tahu macet, malah pake telpon-telponan, kan gak bisa meratiin kiri kanannya lagi macet, tukas sang supir.

Sang supir menyatakan keheranannya mengapa orang-orang kaya yang mengemudikan mobil mewah itu tidak sedikit yang perilakunya sama persis dengan supir angkot yang kebanyakan kurang berpendidikan seperti dirinya yang hanya tamat SMP. Ia berpendapat jauh lebih bagus bila mobil mewah itu dikendalikan oleh supir, bukan pemiliknya.

Ia sudah 27 tahun jadi supir taksi di Jakarta. Karena itu sudah sangat mengerti beragam perilaku dan kebiasaan warga Jakarta di jalan raya. Sang supir taksi meyakini bahwa selama perilaku warga di jalan raya masih seperti ini, kita tak akan bisa maju. Kebanyakan kita tidak bisa berdisiplin di jalan raya. Masih sedikit orang yang patuh pada aturan dan rambu-rambu lintas. Mereka hanya patuh bila ada petugas, tegasnya.

Sang supir juga berpendapat bahwa sikap tidak disiplin warga sedikit banyak ditentukan oleh disiplin para aparat. Tidak sedikit petugas atau aparat yang justru mencontohkan ketidakdisiplinan. Banyak bentuk ketidakdisiplinan yang muncul di jalanan. Contoh yang paling banyak diketahui orang adalah mudahnya petugas diajak damai oleh penemudi yang melanggar aturan lalu lintas. Mungkin para petugas itu sering membaca spanduk yang isinya, damai itu indah.

Ada sejumlah tempat yang kadang-kadang kendaraan umum boleh parkir untuk menunggu penumpang, kadang bila  berhenti di situ, ditangkap dan didenda. Sebagai supir ia jadi bingung,mana aturan yang benar? Boleh atau tidak. Pusing jadinya bila kadang-kadang boleh, kadang-kadang tidak. Tetapi itulah fakta yang ia temukan setiap hari di jalan raya. Sikap petugas seperti bendera yang ditiup angin, tidak seperti tiang bendera yang berdirir tegak.

Jalan raya adalah cermin dari masyarakat suatu negara, bahkan sekaligus cermin dari negara. Bila jalanan semrawut, sama sekali tidak teratur. Itu adalah cermin buruknya tatakelola yang dilakukan oleh pemerintah. Juga menunjukkan ketidakmampuannya mengurusi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Bila jalan raya tidak meberi tempat pada pejalan kaki sebagai suatu contoh, itu bermakna manusia atau warga negara tidak sungguh-sungguh dihargai dan dihormati.

Bila krndaraan umum yang bobrok, yang sudah tak pantas beroperasi tetap bisa mengangkat penumpang. Itu bermakna pemerintah sama sekali tidak perduli pada keselamatan rakyat banyak. Karena itu apapun yang dijanjikan para pemimpin, apapun program yang ditawarkan atau yang dijalankannya terkait dengan kesejahteraan atau keberpihakan pada rakyat, salah satu ukuran terpentingnya adalah apakah pada tatakelola jalan raya.

Begitupun sikap rakyat. Apakah mereka warga negara yang berdisiplin dan perduli, yang menginginkan kemajuan bersama, dan sungguh mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan mereka. Perilkau mereka meruapakan salah satu ukuran yang penting dan menentukan.

Jika rakyat masih bermental kuli, berdisiplin dan mengikuti aturan tergantung dari apakah ada petugas atau tidak. Tidak bertolak dari kesadaran sendiri. Maka jangan harapkan akan ada kemajuan. Mental kuli itu adalah gambaran tentang betapa rendahnya kesadaran untuk perduli dan berbagi. Apa yang bisa diharapkan dari orang atau warga negara yang bermental kuli?

JALAN RAYA ADALAH CERMIN MASYARAKAT DAN NEGARA.

35 komentar:

  1. tulisan yang benar-benar mencerminkan sekali keadaan jalan, terutama di jakarta, masih banyak pengemudi yang tidak taat aturan, penegak aturan saja masih tidak menaati aturan, apalagi pengguna jalan itu sendiri?

    BalasHapus
  2. Nama saya Fardani Ghina Hayati
    Jurusan P.IPS B 2014

    Memang di Indonesia banyak orang-orang yang tidak sadar akan peraturan dan ketertiban. Banyak juga orang yang tidak memiliki moral dan etika.
    Seharusnya mereka diberikan penyuluhan dan himbauan bahwa peraturan itu dibuat untuk dipatuhi bukan untuk dilanggar dan tertib peraturan itu penting karna mematuhi peraturan bukan untuk orang lain namum untuk keselamatan diri sendiri.

    BalasHapus
  3. Nama : Yuni Shofarani
    Kelas : Pendidikan IPS B
    Nomor Registrasi : 4915142798
    “MENTAL KULI” menurut saya bagus, menjelaskan gambaran fakta yang terjadi di jalan raya manapun, kesadaran dan kedispilan masyarakat sangat minim terutama di ibu kota, kurangnya saling menghargai antar sesama jalan menyebabkan kemacetan dan banyak membuang waktu. Dari gambaran seseorang yang bermobil mewah yang berbicara melalui telepon genggam sudah terlihat betapa egonya orang tersebut, yang hanya memikirkan dirinya sendiri, sehingga lupa banyak orang yang dibelakangnya sedang berkeluh kesah terhadap apa yang dilakukannya, seharusya orang tersebut mempunyai kesadaran untuk mengendarai mobil dengan sebenar-benarnya, dan berusaha disiplin, karena dengan kelakuan orang tersebut, banyak orang yang terbuang waktunya. Disiplin bukan hanya karena ada petugas saja, disiplin dimulai dari keinginan kita untuk merubah kota ini dari kemacetan.
    Mari kita mulai kesadaran mengatasi kemacetan dari dalam diri kita terlebih dahulu! Dengan memulai dari diri kita, kita bisa hilangkan ciri khas ibu kota dengan kemacetan. Dan bisa menjadi gambaran yang baik bagi suatu negara.
    Pertanyaan : Bagaimana cara untuk mengembangkan sebuah tulisan?

    BalasHapus
  4. Nama : Dwi Putri Yulianti
    Kelas : P.IPS 2014 (B)

    Di Ibukota sekarang ini memang kehidupannya sangat keras. Banyak orang merasa paling segala-galanya. Seperti contoh tulisan diatas. Pengendara mobil itu sangatlah egois dan tidak memikirkan orang-orang disekitarnya. Mereka berperilaku seenak jidatnya saja.Kesemrawutan seperti itulah yang membuat ibukota negara kita terkenal tidak disiplin dan teratur. Begitupun pengendara, aparat atau petugas dan pemerintah yang mengakibatkan kesemrawutan.

    BalasHapus
  5. Nama saya Windarti
    Jurusan P.IPS B 2014

    Menurut saya kemacetan ini mjd momok yg mnakutkan. Permasalahan kemacetan adl masalah utama yg harus mndapat prioritas utk segera diselesaikan. Hal ini tentunya mengharapkan dukungan dari seluruh komponen masyarakat. Hal utama adalah karakter orang itu sendiri dan dibutuhkan kesadaran,pengertian,pemahaman,kepedulian,peran serta dari seluruh masyarakat utk selalu berfikir,berbuat atau berperilaku positif agar setiap upaya mengurai kemacetan yg dikeluarkan pemerintah selalu dilakukan dan ditaati serta yang paling penting masyarakat harus disiplin berlalu lintas dan tidak mlakukan hal" yg dpat myebabkan kemacetan.

    BalasHapus
  6. saya ilham mahardhika w. prodi p. ips. ya. memang di jakarta atau di sekitar perkotaan. sering terjadi kejadian berikut. macet yang sudah mendunia di muka bumi ini. sharusnya pemerintah memberi solusi kmacetan di perkotaan. ya trmasuk juga jakarta ini. dan membatasi pembangunan di perkotaan. seharusnya masyarakat juga ngerti dngan kesadaran dan pemikiran yang evektif tntang masalah di jalanan ini. dan semoga maayaakat dan pemerintah juga peka untuk memperkecil kmacetan di dunia perkotaan.

    BalasHapus
  7. Nama ade nur hasanah
    Jurusan p.Ips B
    No reg 4915142814

    Menurut saya lalu lintas di jakarta Ini memang sudah sangat buruk.kemacetan sudah tidak bisa di kendalikan karena mereka punya kepentingan masing masing. Hukum pun juga tidak terlalu tegas Sehingga banyak orang yang melanggar lalu lintas itu dan akhir nya yang di dapat kemacetan untuk semua orang. Dan hanya sedikit orang saja yang mematuhi peraturan lalu lintas.itu pun tidak memberi banyak efek untuk tidak kemacetan lagi. Menurut saya hukum harus benar benar tegas dan benar benar di tegakkan dan tidak boleh ada kompensasi untuk yang melanggar. Sanksi harus di berikan kepada yang melanggar lalu lintas , siapa pun itu dan tidak memandang jabatan kecuali presiden dan pemadam kebakaran. Dan itu harus di lakukan secara paksa. Setuju tidak setuju rakyat harus menerima. Karena kata guru saya .sesuatu yang di paksakan itu memang tidak di sukai banyak orang Tapi Ini akan membuat kebiasaan baru yang seterus nya mereka akan sadar sendiri tentang aturan lalu lintas dan menjalankan aturan itu tanpa adanya polisi lagi. Sekian yang hanya saya sampaikan .kurang lebih nya mohon maaf

    BalasHapus
  8. Nama : Kun Khaerina Hapsari
    Kelas : P.IPS A 2014
    NIP : 4915141047

    Menurut saya, moral masyarakat spt itu atau bahkan saat ini sangat rendah. Selain dari bacaan tersebut, saya pun pernah menjumpai pengemudi 'rendahan' spt itu. Bahkan hingga bertikai dengan pengemudi angkot. Saya pernah membaca disalah satu survei, bahwa ternyata kemacetan adalah salah satu penyebab terguncangnya jiwa atau dpt jg dikatakan gangguan kejiwaan. Bayangkan jika 10tahun kedepan, jika kendaraan membludak dan para pengemudinya memancing emosi jiwa, mungkin Rumah Sakit Jiwa bisa Penuh. Masalah kemacatan di ibukota spt ini harus segara dituntaskan. Bukan hanya oleh pemerintah, melainkan juga para pengemudi. Menurut saya, Kesabaran, Keteraturan, serta Ketidakegoisan adalah sikap yg harus dimiliki oleh para pengemudi.

    BalasHapus
  9. Nama: zakaria
    prodi: p.ips b 014

    mental kuli ini sangat menggambarkan dimana jakarta sangat macet di jalan raya. Dimana jalan raya yang sekarang banyak mobil mewah dan motor mudah kredit. Seharusnya pemerintah membuat peraturan yang lebih spesifik untuk memperjualbelikan mobil dan motor. Karena dengan penjualan motor murah dan mudah membuat orang semakin tertarik apalagi ada bonus-bonusnya. Begitu juga, mobil yang semakin lama semakin banyak di jalan raya. Jalan raya yang sekarang penuh dengan kendaraan yang bermacam-macam, tapi peraturan tetap dilanggar. Mobil lawan arah, motor naek trotoar, lampu merah di trobos, dan banyak lainnya. Maka dari itu janganlah egois di jalan raya.

    BalasHapus
  10. Nama : Kun Khaerina Hapsari
    Kelas : P. IPS A 2014
    NIP : 4915141047

    Menurut saya, pengemudi spt itu atau bahkan saat ini sangat rendah. Selain dari bacaan tersebut, saya pun pernah menjumpai kejadian itu bahkan hingga bertikai dgn supir angkot. Saya pernah melihat hasil salah satu survei, bahwa ternyata kemacetan adalah salah satu penyebab gangguan jiwa dgn tingkatan sangat tinggi. Masalah kemacetan harus segera di tuntaskan, ini semua bukan semata mata tugas pemerintah, melainkan juga tugas si Pengemudi. Menurut saya, Kesabaran, Kedisiplinan serta Ketidakegoisan adalah sikap yg harus dimiliki oleh seluruh pengemudi agar sistem Transportasi kita bisa lebih teratur.

    BalasHapus
  11. Miftahul Falah
    P.ips B
    4915142807

    Kemacetan bukan lah hal yang baru bagi para pengguna jalan di indonesia, khususnya di daerah ibukota jakarta. Penyakit kemacetan ini disebabkan oleh berbagai faktor : mulai dari tingginya volume kendaraan, ukuran jalan yang tidak sebanding serta banyaknya pengguna jalan yang berlalu lintas tidak sesuai dengan aturan. Postingan diatas menggambarkan kejadian yang sering terjadi di jalanan. Demi kesenangan pribadinya, ia abaikan kepentingan orang lain. Pengendara mobil mewah itu hanya pendidikan dan tittlenya saja yang tinggi, tapi moral dan etikanya bobrok. kalo dibanding-banding kan dengan sopir angkot yaa sama saja seperti orang yang tidak berpendidikan. Yang paling penting adalah Para pengguna jalan harus mematuhi dan menaati peraturan yang telah dibuat, dari golongan atas sampai bawah, untuk terciptanya berlalu lintas yang aman,nyaman dan tenang.

    BalasHapus
  12. Metal kuli sebutan menarik bagi para yang tidak tahu diri. Jalan raya berguna untuk berlalu lintas dan trotoar untuk para pejalan kaki. Akan tetapi, trotoar sering kali saya liat untuk dilalu oleh motor yang merasakan miliknya jalanan. Mobil-mobil mewah pun di keluarkan untuk menghiasi jakarta, meski harga yang mahal orang-orang berani membelinya. Lampu merah pun berganti warna hijau ketika pengendara terburu-buru, nah yang beginilah yang menjadi kemacaten timbul. Apalagi motor sekarang mudah di beli dengan kredit yang murah.
    apa gunanya lalu lintas dan polisi ada kalau pengendara masih seenaknya dijalan raya?
    A.zakaria p.ips b 014

    BalasHapus
  13. Nama : Adetya Lestari
    Jurusan P.IPS A 2014

    Menurut saya kedisiplinan itu sangat penting karena dalam melakukan hal suatu apapun kita bisa menjadi kebiasaan namun kedisiplinan di ibu kota jakarta sangat tidak teratur oleh sebab itu jalan raya yag terdapat dijakarta merupakan sebuah jalan kemacetan. Banyak kendaraan mewah yang berparkiran dengan sembarangan dan juga disela kemacetan mereka masih sempat - sempatnya telpon. Mereka tampangnya saja yang oke namun perilaku sikap mereka seperti orang yang tidak berpendidikan ,mental yang dimiliki mereka adalah mental kuli disiplin jika ada polisi, polisi tidak ada jadi seenaknya sendiri. Gimana jakarta mau terartur jika masyarakat seperti itu? , seharusnya pihak mereka dapat berfikir logis supaya jakarta bebas dari kemacetan meskipun tak sebebas dengan kota lainnya tapi setidaknya untuk mengurangi kemacetan dijakarta

    Peranyaan : Bagaimana cara mengatasi kemacetan dijakarta?
    Apakah kemacetan dijakarta disebabkan oleh kendaraan mewah? jelaskan

    BalasHapus
  14. Nama Hanifan Pratama Sonata
    Jurursan P.IPS B 2014

    Saya setuju dengan pendapat bapak dalam tulisan ini. Jalanan memang menjadi cerminan sebuah negara dan masyarakatnya. Sulitnya membuat orang indonesia menjadi disiplin. banyak kendala yang ada. Contohnya kesadaran dari setiap individu tersebut. setiap individu harus menyadari dan mematuhi peraturan yang berlaku, tidak hanya saat ada pihak yang berwenang dalam hal ini (red)polisi, tapi disetiap saat agar tercipta suasana dan atmosfir yang mendukung dalam berlalulintas. Jika hal ini tidak segera disadari oleh tiap individu di negara ini, mau dibawa kemana negara ini? dalam konteks pembangunan dan kemajuan. karakter masyarakat kita memang harus di ubah demi kemajuan bangsa kita ini.

    BalasHapus
  15. Nama Hanifan Pratama Sonata
    Jurursan P.IPS B 2014

    Saya setuju dengan pendapat bapak dalam tulisan ini. Jalanan memang menjadi cerminan sebuah negara dan masyarakatnya. Sulitnya membuat orang indonesia menjadi disiplin. banyak kendala yang ada. Contohnya kesadaran dari setiap individu tersebut. setiap individu harus menyadari dan mematuhi peraturan yang berlaku, tidak hanya saat ada pihak yang berwenang dalam hal ini (red)polisi, tapi disetiap saat agar tercipta suasana dan atmosfir yang mendukung dalam berlalulintas. Jika hal ini tidak segera disadari oleh tiap individu di negara ini, mau dibawa kemana negara ini? dalam konteks pembangunan dan kemajuan. karakter masyarakat kita memang harus di ubah demi kemajuan bangsa kita ini.

    BalasHapus
  16. Reza Priyantama
    P.IPS B 2014
    4915144105

    Tulisan bapak ini sangat menggambarkan keadaan lalu lintas di jalanan yang semrawut. Semua orang hanya mementingkan dirinya sendiri sehingga menyampingkan kepentingan orang lain. Seharusnya sesama pengendara di jalan harus saling menghargai satu sama lain agar semuanya berjalan lancar.

    Kutipan bapak yang paling bawah itu sangat bagus. "Jalan Raya adalah Cermin Masyarakat dan Negara", jika semua pengguna jalan raya tidak menaati peraturan,tidak saling menghargai sesama maka kesananya lagi akan membentuk sikap seperti itu karena masyarakatnya tidak disiplin sehingga semuanya akan berjalan dengan semrawut. Masyarakat tidak lagi taat pada peraturan dan hanya mementingkan diri sendiri.

    BalasHapus
  17. Nama Wafa Nurul Annisaa P.IPS B 2014

    Saya setuju dengan pendapat bapak, saya melihat hanya jalanan di kawasan jabodetabek saja yang bermenta kuli. Jika kita melihat ke jalan raya di luar jabodetabek seperti didaerah Jawa, para pengguna kendaraan sangat berdisiplin dan rapi. Setiap lampu berwarna merah, mereka berhenti tepat di garis putih, tak peduli ada tidaknya petugas. Kalaupun ada yang melanggar, petugas pasti memberikan sanksi yang sesuai dengan ketetapan. Beda dengan penduduk kawasan Jabodetabek, yang tidak berdisiplin tinggi. Lalu dari pemerintahnya sendiri, Mereka orang-orang besar yang harus menjadi contoh baik, malah memberikan contoh buruk..lalu dengan mudahnya mereka berteriak-teriak bahwa masyarakat berprilaku buruk dan kurang disiplin,tanpa bercermin dari apa yang dia lakukan..
    Jalan raya kita memang sudah banyak berantakan, tak ada orang yang mau mengalah, saling salah menyalahkan, saling mementingkan urusannya terlebih dahulu..akibatnya? Macet dimana-mana...
    Sungguh miris melihat orang sekarang yang tidak disiplin dan egosi, mereka tidak ingin perduli dengan orang lain, dengan urusan orang lain, tidak memberikan hak kepada orang lain, pada kasusnya adalah hak pejalan kaki yang di ambil tempat berjalannya yang justru digunakan untuk kendaraan-kendaraan bermotor melintas.Lalu, dari pemerintahnya sendiri Mereka orang-orang besar yang harus menjadi contoh baik, malah memberikan contoh buruk. Lalu dengan mudahnya mereka berteriak-teriak bahwa masyarakat berprilaku buruk dan kurang disiplin,tanpa bercermin dari apa yang dia lakukan..
    Jalan raya kita memang sudah banyak berantakan, tak ada orang yang mau mengalah, saling salah menyalahkan, saling mementingkan urusannya terlebih dahulu..akibatnya? Macet dimana-mana...
    Sungguh miris melihat orang sekarang yang tidak disiplin dan egosi, mereka tidak ingin perduli dengan orang lain, dengan urusan orang lain, tidak memberikan hak kepada orang lain, pada kasusnya adalah hak pejalan kaki yang di ambil tempat berjalannya yang justru digunakan untuk kendaraan-kendaraan bermotor melintas. Masih banyak "PR" yang harus diselesaikan oleh pemerintah khususnya ibukota mengenai kemacetan.

    BalasHapus
  18. Nama : Tri Arung Wirayudha
    Jurusan : P.IPS A 2014
    Tulisan yang sangat pantas menggambarkan fakta tentang ketidakpedulian masyarakat terhadap aturan lalu lintas, saya sendiri pun sering merasakan hal tersebut setiap hari. Masyarakat cenderung tertib/takut melanggar lalu lintas disaat ada pengawasan aparat (contoh simple nya misalkan bila ada razia). Perilaku aparat lalu lintas yang tidak patut semakin menambah kesemerawutan pengelolaan lalu lintas di negara ini.

    BalasHapus
  19. Shabrina Sekar Arum S P.IPS B 2014
    Saya rasa jika pemerintah saja tidak peduli dan juga tidak tertib dalam aturan, maka masyarakat pun tidak akan bisa melakukan lebih dari yang pemerintah lakukan. Karena cerminan negara yang baik dapat dilihat dari perilaku masyarakatnya. Cerminan masyarakat yang baik dapat dilihat dari aparat pemerintahnya.

    BalasHapus
  20. Shabrina Sekar Arum S P.IPS B 2014
    Saya rasa jika pemerintah saja tidak peduli dan juga tidak tertib dalam aturan, maka masyarakat pun tidak akan bisa melakukan lebih dari yang pemerintah lakukan. Karena cerminan negara yang baik dapat dilihat dari perilaku masyarakatnya. Cerminan masyarakat yang baik dapat dilihat dari aparat pemerintahnya.

    BalasHapus
  21. Zikri Sharu - P. IPS B 2014

    Saya setuju dengan tulisan bapak yang berjudul "MENTAL KULI", memang di era yang semakin modern ini justru norma-norma khususnya norma sosial mulai tergerus. Kini tak pandang mau dia orang kaya atau miskin, mau dia berpendidikan atau tidak, rasa disiplin dan peduli sudah hampir tidak ada. Kini banyak pelajar atau mahasiswa yang tawuran, bahkan yang sudah bergelar master atau profesor pun tak jarang yang mengambil hak yang bukan miliknya. Sekarang bukan hanya mental disiplin dan peduli saja yang ditanamkan dalam diri kita, namun mental taat beragama kepada Tuhan YME juga harus ditanamkan juga pada diri kita, agar kesejahteraan untuk masyarakat terus terjaga dengan baik.

    BalasHapus
  22. Assalamu'alaikum wr. wb. Saya Khairun Nikmal Baiti dari P.IPS B 2014. Saya sangat setuju dengan tulisan bapak yang menyatakan bahwa memang banyak orang-orang yang kaya dan memakan perguruan tinggi justru malah melanggar peraturan lalu lintas. Tetapi menurut saya hampir semua masyarakat melanggar lalu lintas. Itu semua karena memang tata kelola lalu lintasnya yang belum beres. Pertama, seperti lampu merah di Matraman, hanya menunggu antrean sampai depan lampu merah bisa satu jam, nunggu lampu merahnya bisa 30 menit lamanya. Menurut saya tidak efisien dan sangat membuang waktu meskipun tidak macet. Memang kalau tidak mau telat bisa berangkat pagi, tetapi waktu sangat terbuang banyak hanya di lampu merah. Yang kedua lintasan kereta sedikit yang menggunakan flyover atau underpass sehingga sangat membuang waktu untuk menunggu kereta yang akan melintas dan terkadang silang, kemudian masih banyak contoh tata kelola lalu lintas yang belum beres. Memang harus kesadaran dari semua pihak jika ini semua ingin berjalan dengan baik. Sekiranya begitulah menurut saya pak. Maaf jika tidak sependapat dengan bapak. Wassalamu'alaikum wr. wb.

    BalasHapus
  23. Saya setuju cerminan kedisiplinan berlalu lintas bisa dilihat dari contoh para wakil rakyat yang tidak mencontohkan hal baik di negara ini. Dari hal yang sangat sering terjadi dan ada di televisi, para pejabat banyak yang absen untuk menghadiri rapat, banyak juga yang tidur. Ini menunjukkan ketidakseriusan mereka mengabdi pada negeri ini. Hal serius seperti ini saja banyak pejabat tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, apalagi rakyatnya. Bisa di lihat dari tertib berlalu lintas, mereka banya yang tidak peduli dengan kepentingan bersama untuk taat pada rambu lalu lintas, mereka lebih mementingkan urusan sendiri. Kalau seperti ini terus bagaimana negara bisa maju dilihat dari kedisiplinannya?

    BalasHapus
  24. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  25. Kemacetan memang hal yang sudah tidak asing lagi bagi pengguna jalan, khusus nya di ibukota Jakarta. Saya sendiri merasakan, sebelumnya saya tinggal di Cikarang dan saat ini di Jakarta, setiap berangkat kuliah saya menggunakan kendaraan umum yaitu angkot, saya merasakan angkot yang saya tumpangi tidak mematuhi peraturan jalan, angkot itu langsung memutar balik dari arah kiri jalan yang menyebabkan kemacetan. itu merupakan hal yang menyebabkan kemacetan. Sebenarnya masih banyak lagi faktor yang menyebabkan kemacetan, yaitu parkir sembarang di pinggir jalan yang membuat jalan semakin menyempit dan membludaknya kendaraan pribadi. sebenarnya kemacetan bisa diatasi jika adanya rasa kesadaran diri pengguna jalan dan dibantu peran aparat polisi untuk mengatur jalan, agar tata jalan bisa terstruktur dengan baik .
    Sri Rahayu
    P.IPS A 2014
    4915141019

    BalasHapus
  26. Nama : Sandra Puspita Sari
    No. reg : 4915144094
    Kelas : P.IPS B 2014

    Assalamu'alaikum pak. Saya setuju dengan cerminan dari "MENTAL KULI" tersebut. Menurut saya untuk menciptakan negara yang baik dan tatakelola di dalamnya teratur itu sangat susah. Selain pemerintah yang harus mencari cara untuk mengatasi hal tersebut, maka juga harus ada kesadaran rakyat tersendiri. Harus ada timbal balik dan kerjasama yang bagus antara pemerintah dengan rakyat. Terimakasih

    BalasHapus
  27. Asyifa Laely
    P.ips B
    4915142821
    Macet adalah salah satu penyakit akut ibukota, jumlah kendaraan dan manusia yang meledak setiap harinya menjadi faktor utama kota ini terkenal dengan "kekerasannya". Kata mereka yang merantau kesini, "ingin mengubah nasib" tapi pada kenyataannya justru tak berbeda jauh dari kehidupan mereka sebelumnya, hal ini yang memicu orang-orang yang hidup di kota ini harus bersikap keras, karena memang tak mudah untuk hidup di sini, sehingga pada akhir kejahatan, pelecehan, kata-kata kasar, dan lain sebagainya marak di kota ini.
    Pemerintah mungkin udah melakukan berbagai macam pengaturan dan sistem untuk menangani berbagai macam masalah ini, namun kembali lagi kepada diri setiap orang, untuk itu dibutuhkan kerjasama antara masyarakat, aparat, pemerintah agar terjalin jakarta yang teratur, rapi, dan aman tentunya.

    BalasHapus
  28. Menurut saya , kesadaran akan peraturan lalu lintas dan kedisiplinan itu masih sangat kurang. Karena dia merasa mampu (si pemilik mobil mewah) jadi dia merasa bahwa dirinya bisa memiliki kekuasaan penuh karena dia mengendarai mobil mewah jadi seenaknya menyelip angkutan umum yang lain. Disinilah terlihat keegoisan seseorang yang merasa dirinya mampu (kalangan atas/kaya) dan dia berfikir segala sesuatu bisa di bayar dengan uang. Pastinya semua orang mempunyai kepentingan masing-masing untuk sampai di tempat tujuan tetapi janganlah egois ,haruslah tetap pada jalur yang sudah di tetapkan. Intinya kesadaran akan peraturan dan kedisiplinan apapun yang sudah di tetapkan harus di tingkatkan agar terciptanya ketertiban dan kenyamanan.
    (Siti Nur Rosdiana , P.IPS A 2014)

    BalasHapus
  29. Annisaa Intan Safitri
    P.ips A
    Seperti yg kita ketahui pak makin lama penduduk indonesia khususnya jakarta makin lama makin tidak bermoral dan berprilaku layaknya tdk mengenyam bangu sekolah. Sering kali saya melihat dijalan banyak yg klakson sana sini, macet dgn marah2, bahkan lawan arah. dalam kasus ini kita tdk bisa menyalahkan pemerintah karena kesalahan ada dimasyarakat itu sendiri

    BalasHapus
  30. Salwa salsabila
    p.ips B 4915144083
    kebanyak sekarang yang mempunyai kendaraan, saking banyaknya menjadi kemacetan yang ada dimana-mana, dan adanya faktor yang tidak mematui peraturan lalu lintas dan seenaknya memakai jalan raya, sudah seperti jalannya sendiri, seperti mobil-mobil pribadi yang seenaknya memaki jalanan buat dià sendiri dan tidak hanya mobil pribadi saja tapi angkutan umum juga seperti itu, tidak adanya mematuhi lalu lintas yang sudah ada aturannya.
    Mulailah dari diri kita sendiri yang mempunyai kendaraan kendaraan pribadi untuk mematuhi peraturan lalu lintas yang ada.

    BalasHapus
  31. Nama : Viddyaningsih
    Kelas : P.IPS A 2014

    Ass pak nusa . Dalam tulisan yang berjudul mental kuli ini memberikan sebuah kesadaran mengenai betapa buruknya karakter orang-orang Indonesia, hal ini tercermin dari tingkah laku mereka di jalan, tentunya hal-hal yang tak sepantasnya dilakukan oleh orang orang Indonesia yang terkenal dengan masyarakat ramah dikalangan masyarakat luar negri namun nyatanya tidak . Di jalanan banyak orang yang selalu emosi marah marah tak jelas, banhyak tak sabaran maka dari itu muncul sebuah fenomena kecelakaan yang banyak , fenomena tersebut malahan sudah menjadi budaya, oleh sebab itu kita seharusnya sadar bahwa karakter kita harus kita bina kembali . Tulisan ini dijelskan dengan bahasa yang dipahami dan sesuai fakta yang ada dilapangan .

    BalasHapus
  32. Nama : Firaas Azizah
    Kelas : P.Ips A
    Kode : 4915141031

    Assalamu’alaikum Wr.Wb
    Saya ingin bertanya kepada Bapak, Bagaimana solusi Bapak untuk mengatasi kemacetan di Jakarta jika saat ini Bapak menjadi Gubernur DKI Jakarta? Sebelum Jokowi terpilih, Mantan Gubernur DKI Jakarta Pak Fauzi Bowo pernah berjanji untuk memberikan solusi tentang kemacetan di Jakarta tetapi yang kita lihat, Pak Fauzi Bowo hanya berkoar tetapi tidak membuktikannya dengan tindakan.
    Saya sebagai mahasiswa pun juga sangat terganggu dengan kemacetan, telat beberapa menit ke kampus sudah bisa menjadi kesalahan besar buat saya karena jalanan sudah macet apalagi ketika siang hari, padahal jam pulang kantor sore hari tetapi siang hari pun sudah mengalami kemacetan karena banyak nya parkir liar di sembarangan tempat, yang kita tahu saat itu pemda DKI telah melakukan pembaharuan mengenai sistem parkit yang baru. Menurut Bapak apakah pantas Jakarta menggunakan sistem parkir tersebut yang sama seperti di kota Bandung? Apakah akan berdampak mengurangi kemacetan?
    Waalaikumsalam Wr.Wb


    BalasHapus
  33. menurut saya tulisn mntal kuli benar adanya dan terjadi di negara ini terutama jakarta , semakin hari jakarta semakin semraut yang dahulunya tidak pernah macet sekarang terjadi macet yg biasa orang bilang "macetnya biadab" entah apa yg di fikirkan masyarakat dia benci kemacetan amun makin bertambah koleksi kendaraanya begitu pula pemerintah dia membuat bus trans jakarta tetapi semakin hari semakin ada saja asalah bus trans jakarta benar apa yg di tulisan tersebut negara kita tidak akan maju jika keadaan jalan rayanya semakin hari makin bertambah permasalahanya

    BalasHapus
  34. Nama : Rovida Amalia Mazid
    P.IPS.A.2014

    saja setuju dengan tulisan bapa tersebut, bangsa indonesia ini sangat minim akan kedisiplinannya, padahal kdisiplinan mreka sebagai tolak ukur kenyamanan mreka untuk mreka bahkan untuk semua orang, memang sulit menghindari kemacetan yang ada dijakarta mungsin sudah banyak solusi untuk mengurangi kemacetan yang ada dijakarta ini tetapi lagi lagi hal itu selalu menjadi permasalahan bagi mereka, mungkin terlalu banyaknya jumlah kendaraan yang meningkat setiap tahunnya baik kendaraan bermotor maupun kendaraan bermobil, yang kebanyakan orang menggunakan kendaraan pribadinya dalam jumlah hanya 1 orang saja didalam kendaraannya (mobil) jadi menyebabkan penyempitan jalan raya sedangkan penduduk indonesia sangatlah tak tetkira jumlahnya dengan 1 orang 1 kendaraan yang menyebabkan meluapnya kendaraan yang ada, disisi lain masih bobroknya moral bangsa yang sadar akan pentingnya kedisiplinan saat berkendara demi keselamatan pengendara , seperti salah satunya tadi bermain handphone saat mengemudi yang menyebabkan kemacetan dijalan yang tak teratur dalam mengambil jalur jalan, pada akhirnya mreka yang terganggu perjalannya sangatlah emosi, disisi lain mungkin mereka lelah ataupun penat dg aktivitas kerja yang menyebabkan mreka emosi dengan kemacetan yang ada dijakarta.

    BalasHapus
  35. Nadea Uzmah
    P.IPS B 2014

    Yang saya pahami dari tulisan Bapak ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam tata krama berlalu lintas. Bukan hanya masyarakat menengah ke bawah tetapi masyarakat menengah ke atas juga masih kurang memiliki kesadaran dalam bertata krama berlalu lintas. Jika kesadaran masyarakat lebih ditingkatkan lagi mungkin kemacetan di jalan raya akan semakin berkurang. Cara meningkatkan kesadaran itu berawal dengan diri sendiri. mulailah dengan mengintrospeksi diri sendiri, dan saling mengingatkan ke sesama pengguna jalan. Saya pribadi juga pernah mengalami suatu kejadian saat saya sedang berjalan di trotoar. Seorang pengendara motor, karena macet ia nekad mengendarai motornya di trotoar jalan sehingga saya hampir terserempet. Hal ini tentu merugikan orang lain jika dibiarkan. Saya berharap semoga kedepannya kesadaran masyarakat indonesia lebih meningkat dalam hal apapun agar negara ini menjadi negara yang maju dan sejahtera.

    BalasHapus

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd