Senin, 22 September 2014

JANGAN TAKUT KATAKAN TIDAK

Partai Demokrat membuat iklan katakan tidak pada korupsi saat kampanye. Mereka memenangkan pemilu dan berkuasa. Sejumlah kader utama dan terpilih serta petinggi partai termasuk ketua umum yang tampil dalam iklan itu jadi tersangka kasus korupsi. Bahkan pada masa akhir kekuasaan, petinggi partai sekaligus menteri aktif yaitu Jero Wacik ditetapkan jadi tersangka juga. Kita tidak tahu apakah Jero merupakan orang terakhir yang ditetapkan jadi tersangka korupsi.

Mengatakan tidak bukanlah tindakan yang mudah, karena ada konsekuensi yang bersifat niscaya yang mengikutinya. Dalam Islam, pernyataan keislaman seseorang dimulai dengan mengucapkan kata tidak dalam ungkapan tidak ada Tuhan selain Allah.

Ucapan itu mengandung konsekuensi yang sangat berat. Seseorang yang telah mengucapkannya harus tidak tunduk, tidak patuh, tidak takut, tidak memprioritaskan, tidak menyembah, tidak mengikuti apa dan siapa pun selain Alllah. Allah adalah pusat dan orientasi hidupnya.
Bila diingkari, maka ia tergolong orang yang sesat. Ada konsekuensi yang harus ditanggungnya, bukan hanya di dunia, terlebih di akhirat.

Itulah sebabnya tidak mudah untuk mengatakan tidak. Ketidakmudahan itu bisa pada saat mengatakannya, tetapi lebih tidak mudah menghadapi konsekuensi atau resikonya.

Bila dicermati berbagai keterangan dan pengakuan terdakwa kasus korupsi seperti Wafid Muharam, Dedy Kusdinar, dan Rudi Rubiandini tampak sekali betapa tidak mudah mengatakan tidak itu. Mereka ada di bawah tekanan untuk melaksanakan apa yang diminta oleh atasannya.

Bila saat itu mereka berani bilang tidak, konsekuensinya bisa kehilangan jabatan. Namun, saat akhirnya mereka tidak berani katakan tidak dan mengikuti atau mengiyakan permintaan itu, ujungnya masuk penjara karena terbukti melakukan atau membantu melakukan tindakan korupsi yang dilakukan atasannya. Dalam pengadilan tindak pidana korupsi, atasan Dedy Kusdinar dan Wafid Muharam juga jadi terdakwa. Sementara atasan Rudi sudah jadi tersangka.

Kapan dan dimana pun, mengatakan tidak itu selalu membawa konsekuensi atau resiko yang bisa sangat tidak mengenakkan. Butuh keberanian untuk katakan tidak, butuh keberanian yang lebih besar untuk menerima resikonya. Karena itulah J. P. Sartre filsuf asal Perancis, pemenang Nobel Sastra, mengatakan keberanian mengatakan tidak atau penidakkan adalah tanda yang sangat tegas dari kebebasan manusia. Manusia bebas, berani mengatakan tidak pada apapun yang tidak bersesuaian dengan nurani dan prinsip hidupnya. Dan dia sadar akan resiko yang mesti dihadapinya.

Terdapat sejumlah problem yang sering dihadapi manusia saat harus berkata tidak. Pertama, tidak atau kurang memperhitungkan resiko jangka panjang sehingga tidak berani katakan tidak. Bila Wafid Muharam, Dedy Kusdinar, dan Rudi Rubiandini memperhitungkan akibat jangka panjang bahwa ia bisa dan harus menerima resiko atas tindakannya mengiyakan kehendak atasan, boleh jadi ia kehilangan jabatan, namun tidak masuk penjara. Kehilangan jabatan karena menidakkan permintaan pimpinan.

Kedua, tidak menyadari bahwa mengatakan tidak memiliki resiko yang tak terelakkan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Saat Bilal bin Rabbah berani menyatakan tidak pada tuhan-tuhan majikannya, maka ia menerima akibat jangka pendek berupa siksaan tak terperi. Rupanya resiko tidak berhenti sampai di situ. Bilal kemudian terus menerus diganggu meski ia sudah tidak lagi menjadi budak. Bilal tampaknya sadar, penidakkannya akan memiliki resiko terus menerus berjangka panjang. Ia secara berani menghadapinya. Tidak semua orang memiliki keberanian dan daya tahan untuk bertahan seperti Bilal.

Ketiga, tidak konsisten dengan perkataan tidak. Semua kaum muslimin telah dengan tegas menyatakan syahadat atau pengakuan tidak ada Tuhan selain Allah. Tetapi sebagian, mungkin sebagian besar, tidak konsisten dengan ucapannya ini. Terutama saat diperhadapkan pada resiko jangka pendek. Banyak orang lebih takut dan patuh pada atasan daripada takut dan patuh pada perintah Allah. Seringkali mereka tahu bahwa kebijakan atasannya tidak bersesuaian dengan prinsip dasar agamanya, namun karena menginginkan jabatan atau takut kehilangan jabatan, mereka ikuti saja dengan patuh keinginan atasannya itu. Biasanya mereka baru menyesal bila ada resiko.

Berbagai problem inilah yang menyebabkan kebanyakan orang takut mengatakan tidak, karena tidak berani menghadapi resiko yang tak terelakkan dari penidakkan itu.

Hidup manusia tidak pernah sederhana, datar-datar, dan lurus-lurus saja. Kerumitan, jalan berbelok dan berliku seringkali tak terelakkan. Situasi sulit selalu menghadang. Memperhadapkan kita pada pilihan-pilihan sulit untuk menidakkan dan mengiyakan. Mengiyakan lazimnya bisa mendatangkan keuntungan atau kesenangan langsung. Akibatnya mengiyakan menjadi terasa lebih mudah untuk dilakukan. Bahkan kadang tanpa disertai pemikiran mendalam atas resiko.

Sedangkan penidakkan selalu berhadapan dengan resiko langsung. Sehingga seringkali muncul ketakutan untuk mengatakan tidak. Boleh jadi rasa segan, sopan santun dan kepatutan, demi manjaga hubungan baik, tidak enak hati, demi menjaga kebersamaan, sebagai cara saling menghormati, dan tidak enak pada teman atau atasan membuat banyak orang tidak berani mengatakan tidak.

Kala resiko menghadang, apalagi bila resiko itu ditanggung sendiri, barulah muncul penyesalan mengapa dulu mau mengiyakan dan tidak berani katakan tidak. Rasa penyesalan memang biasa muncul belakangan saat resiko sudah menancapkan rasa sakitnya di tubuh dan menyesakkan hati.

BERANILAH KATAKAN TIDAK UNTUK TETAP BERADA DALAM KEBENARAN, MESKI SANGAT BERESIKO.

8 komentar:

  1. Iya kita harus berani mengatakan tidak bila tidak sesuai dengan keinginan kita, tapi kita juga harus berani menerima resikonya.

    Ambari Enggar Satiti Shaleha
    P.IPS A 2014.
    4915141021

    BalasHapus
  2. Menurut saya jika seseorang belum berani untuk mengatakan "tidak" sebaiknya jangan dilakukan. Karena memang benar dibalik kata itu terdapat makna yang bapak sebutkan diartikel bapak. Mengatakan tidak memang tidak mudah butuh kekuatan untuk mengatakan hal yang sebenarnya hanya sedikit jika diucap walaupun seperti itu kita harus berani mengatakan tidak untuk hal yang kurang baik. Berani mengatakan berani bertanggung jawab ( Siti Nur Rosdiana , P.IPS A 2014)

    BalasHapus
  3. Noviana Winarsih P.IPS B / 2014
    Menurut saya, tulisan Bapak yang satu ini memberi sebuah pengetahuan seperti kutipan di akhir tulisan yaitu "Beranilah katakan tidak untuk tetap berada dalam kebenaran, meski sangat beresiko".
    Didalam menegakkan kebenaran memanglah akan di jumpai berbagai macam resiko, namun itulah sebuah konsekuensi dari sebuah kebenaran. Terkadang tidak semua orang mengutamakan kebenaran, segelintir orang lebih mengutamakan kebohongan yang berbuah manis daripada kebenaran yang berbuah pahit. Itulah pula yang menyebabkan mereka terjerembab kedalam bui, ketidak beranian mengatakan tidak akan sesuatu yang tidak benar.
    Setelah membaca tulisan ini, saya mengetahui bahwa perlunya untuk menegakkan kebenaran didalam hal sesulit apapun dan lihatlah ke depan akan konsekuensi yang didapat atas tindakan yang menurut kita tidaklah benar.

    BalasHapus
  4. Noviana Winarsih P.IPS B / 2014
    Menurut saya, tulisan Bapak yang satu ini memberi sebuah pengetahuan seperti kutipan di akhir tulisan yaitu "Beranilah katakan tidak untuk tetap berada dalam kebenaran, meski sangat beresiko".
    Didalam menegakkan kebenaran memanglah akan di jumpai berbagai macam resiko, namun itulah sebuah konsekuensi dari sebuah kebenaran. Terkadang tidak semua orang mengutamakan kebenaran, segelintir orang lebih mengutamakan kebohongan yang berbuah manis daripada kebenaran yang berbuah pahit. Itulah pula yang menyebabkan mereka terjerembab kedalam bui, ketidak beranian mengatakan tidak akan sesuatu yang tidak benar.
    Setelah membaca tulisan ini, saya mengetahui bahwa perlunya untuk menegakkan kebenaran didalam hal sesulit apapun dan lihatlah ke depan akan konsekuensi yang didapat atas tindakan yang menurut kita tidaklah benar.

    BalasHapus
  5. Yumna Adzillah
    P.IPS B 2014
    4915144089

    Saya mengerti sekali bagaimana susahnya mengatakan tidak, karena kadang menolak sesuatu memang harus diikuti resiko. Yang paling terjadi pada Saya adalah ketika teman teman Saya mengajak pergi atau melakukan suatu hal yang padahal itu bukanlah hal yang buruk untuk dilakukan, tetapi Saya sudah terlebih dahulu mempunyai agenda dengan teman yang lain, keluarga, atau mempunyai kegiatan sendiri yang sudah direncanakan. Bagaimana menurut Bapak mengenai hal itu?
    Lalu, semuanya memang mau tidak mau kembali kepada diri kita sendiri. Prinsip memang memegang kendali besar disini, dan bagaimana diri kita sendiri berkomitmen untuk memageng psinsip itu.

    BalasHapus
  6. (Dian halimatussa'diyah P.IPS 2014) Menurut saya memang benar, tidak mudah untuk berkata tidak. Dengan maksud tidak setuju atau tidak selaras dengan diri kita, karena sebelumnya kita selalu berfikiran resiko yang akan kita dapatkan setelah kita berkata tidak. Tetapi kita harus punya pendirian jika memang itu 'tidak' katakan saja 'tidak' walaupun resikonya sangat besar, semua itu pasti beresiko. Berani berbuat berani bertanggung jawab.

    BalasHapus
  7. Assalamu'alaikum
    Nama saya Nadea Uzmah dari P.IPS B 2014

    Pertama-tama, saya meminta maaf karna keterlambatan saya untuk mengomentari tulisan Bapak.
    Menurut saya, memang sangat sulit mengatakan tidak apalagi banyak godaan. kadang jika datang godaan itu kita jadi lupa resiko yang akan kita dapatkan. Menurut saya, tulisan Bapak ini memotivasi para pembaca untuk berani mengatakan tidak dengan memberi contoh yaitu Wafid Muharam, Dedy Kusdinar, dan Rudi Rubiandini yang tidak berani mengatakan tidak karna takut tidak dinaikan jabatan tetapi mereka malah masuk penjara. Resiko yang mereka dapatkan lebih besar dari resiko yang mereka hindari.
    terkadang saya juga takut untuk mengatakan tidak saat saya tidak setuju dengan seseorang yang lebih tinggi umur atau kelasnya dari saya. Karna saya takut membuat mereka tersinggung. Tetapi dari tulisan Bapak ini saya sadar lebih baik menanggung resiko tersebut dari pada datang resiko yang lebih besar lagi. Wassalam

    BalasHapus
  8. Betul pak,kata tidak adalah suatu penolakan yang memiliki banyak resiko. Tetapi jika kita berani mengatakan tidak pada sesuatu hal yang negatif dampak positif tersebut akan terlihat pada jangka panjang. Walaupun resiko jangka pendeknya sangat berat.

    BalasHapus

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd