Rabu, 08 Oktober 2014

KEBINATANGAN MANUSIA


Manusia sering disebut sebagai hewan. Ada istilah homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi sesamanya. Untuk membantah pendapat itu lahirlah istilah homo homini socius, artinya manusia adalah kawan bagi sesamanya. Dalam bahasa Arab populer istilah hayawan natiq, hewan yang berfikir sebagai sebutan manusia. Berfikirlah yang membedakan manusia dari hewan.

Dalam teori evolusi yang sampai kini masih mejadi kontroversi, manusia dinyatakan berasal dari kera. Meskipun kita menolak teori evolusi, namun kita tak dapat membantah banyak manusia yang berperilaku seperti kera. Mungkin juga kita.

 Paul McLean merumuskan teori otak Triune atau three in one. Ia menjelaskan otak manusia memiliki tiga bagian otak yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan. Tiga bagian otak yang berbeda itu adalah otak reptil, sistem limbik yang merupakan otak emosi dan neokorteks sebagai otak berfikir.

Mengapa disebut otak reptil? Karena dimiliki reptil yang fungsinya beti alias beda-beda tipis dengan manusia. Artinya memang ada sisi kebinatangan dalam diri manusia yang justru terdapat di otaknya sebagai pusat kendali. Bagian otak berfikir disebut neokorteks karena ia neo atau baru, baru muncul pada manusia.

Selagi manusia dalam rahim ibu, pertumbuhan otak itu terjadi secara berkelanjutan. Didahului oleh otak reptil, diikuti otak emosi, barulah yang terakhir neokeorteks atau otak berfikir. Mengapa otak reptil lebih dulu tumbuh?

Karena ia berfungsi untuk menyelamatkan manusia menghadapi bahaya. Gerak refleks atau segera berlari jika ada bahaya memang berpusat dan diatur dalam otak reptil. Bukankah bergerak cepat telah menyelamatkan binatang dari pemangsa yang lebih kuat dan ganas? Hal itu terjadi juga pada kita. Saat tangan bergerak cepat tanpa fikir-fikir dulu begitu terkena api atau benda panas yang bisa mencelakakan kita. Tanpa otak reptil, mungkin sebagian besar manusia berumur lebih pendek dari umurnya yang sekarang. Otak reptillah yang membuat manusia segera lari bersembunyi saat mendengar auman harimau atau suara keras yang diikuti petir kilat yang menyambar. Otak reptil adalah pusat instingtual semua makhluk. Manusia memang membutuhkan insting untuk keperluan penyelamatan diri dari bahaya.

Namun, kadang otak reptil dan otak emosi dapat memerangkap manusia dengan cara yang mengerikan. Karena tumbuh lebih dulu, otak reptil dan otak emosi secara sendiri-sendiri atau bersama-sama bisa mengendalikan dan menjerumuskan manusia karena kemampuannya membajak neokorteks sebagai pusat berfikir.

Berbagai penelitian tentang otak sudah dapat mengungkap sebagian cara kerja atau mekanisme seluruh bagian otak tersebut. Dalam keadaan tertentu seperti saat kalap, saat terdesak oleh waktu, sedang terburu-buru atau dihanyutkan emosi negatif atau positif yang terlalu, otak reptil dan otak emosi tidak meneruskan informasi ke neokorteks. Inilah saat kita memaki orang tanpa ampun, inilah saat ketika seseorang mampu menusukkan belati tajam ke arah jantung orang lain, saat orang mampu mencabik-cabik orang lain dengan golok tanpa ampun. Saat seluruh bagian tubuhnya yang lain seperti tak berfungsi. Matanya jadi binar oleh marah, kupingnya tersumbat sehingga tak mendengar bahkan teriakan orang yang mencegahnya. Inilah saat kebinatangan manusia meraja, menguasai manusia. Inilah saat manusia bukan saja menjadi binatang, bahkan lebih buruk, lebih sesat dari binatang.

Al Quran dengan sangat jelas mendeskripsikannya,

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. al-A'râf: 179)

Jadi, manusia bukan saja bisa seperti binatang. Bahkan bisa lebih sesat. Saat kendali diri terkunci mati oleh otak reptil dan otak emosi. Inilah fakta tragis  manusia.

Kita sering membaca di koran atau melihat berita di televisi ada seorang ibu membuang bayinya sendiri yang susah payah dilahirkannya ke dalam tempat sampah dalam kantong kresek hitam. Rasanya kambing tidak pernah lakukan itu. Boleh jadi karena kambing tak punya duit untuk beli kantong kresek hitam.

Dalam tautan inilah kurban bisa diberi makna. Kita menyembelih binatang ternak. Secara fisik itulah yang terjadi. Seharusnya kita menghayati bahwa peristiwa kurban itu merupakan cara yang paling nyata  kita sedang menyembelih kebinatangan dalam diri dan kemanusiaan kita sendiri.

Mengapa cara berkurban terbaik adalah yang memotong binatang itu ialah yang berkurban, bukan tukang jagal. Bila kita yang lakukan, kita akan merasakan bagaimana ekspresi hewan yang disembelih, bagaimana ia menahan sakit, dan bagimana darah tertumpah, rasa hangat darah itu pasti mengenai tangan kita. Percayaalah memotong langsung itu akan memberi penghayatan yang berbeda. Ada getar dalam hati, diikuti rasa ngeri. Bayangkan saat memotong hewan itu, kita merasakan bahwa kita sedang menyembelih kebinatangan yang bercokol di hati dan diri sendiri.

Mengapa dalam ayat di atas disebutkan binatang ternak, dan yang dipotong sewaktu kurban adalah binatang ternak? Binatang ternak itu adalah binatang yang kerjanya makan saja. Sepanjang hidup makan. Makanan yang sudah ditelan dikeluarkan lagi untuk dikunyah terus. Mata terpejam mulut tetap mengunyah. Binatang ternak itu 3M, melek, merem, menguyah.

Binatang ternak orientasi utamanya adalah perut dan bawah perut. Itulah sebanya binatang ternak tampak tidak perduli pada dunia sekitarnya. Bahkan ia terus saja menguyah di tengah tumpukan kotorannya sendiri. Tidak seperti kucing atau anjing yang tidak mau hidup bersama kotorannya.

Bukankah tidak sedikit manusia yang oreintasinya cuma perut dan bawah perut? Dia tega lakukan apapun untuk keduanya. Pantaslah bila kebinatanggnya disembelih melalui kurban.

MANUSIA SEJATI HARUS MEMBEBASKAN DIRI DARI KEBINATANGANNYA.








44 komentar:

  1. Annisaa Intan S
    Pips A 4915141041
    saya suka dgn tulisan bapak karena dr falsafah bpk tentang kurban membuka pikiran saya mengenai betapa liarnya kita sbg manusia bahkan lebih2 dr binatang, serakah, bernafsu tinggi dansebagainya.

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum wr.wb.

    Nama: Khairun Nikmal Baiti
    Nim: 4915144082
    Prodi: P.IPS B 2014

    Menurut saya artikel ini sangat bagus karena tepat sekali dihari raya Idul Adha bukan hanya menyebelih hewan secara fisik tetapi juga menyembelih kehewanan didiri kita. Banyak orang khususnya orang islam belum menyadari hal ini, menurut saya hal ini seharusnya yang disebarluaskan para ulama agar lebih bermanfaat untuk umat islam tetapi para ulama seperti tidak mengerti pesan tersirat ini dari Allah SWT. Terima kasih pak atas pencerahannya.

    Wassalamu'alaikum wr.wb.

    BalasHapus
  3. Komentar saya terhadap tulisan bapak adalah, saya setuju dengan tulisan tersebut bahwa manusia sangat berbahaya jika otak reptilnya keluar. Lebih ganas dari apa yang dilakukan binatang. Jika emosi dan otak reptilnya bersatu, tidak ada celah untuk otak berpikir. Inilah yang sering terjadi oleh banyak orang. Perilaku yang tega seperti membunuh dengan keji membuat orang-orang heran, dan saling bertanya "kok ada ya orang setega itu?" Mereka yang bertanya-tanya menggunakan otak berpikirnya dan tidak emosi. Berbeda dengan yang membunuh, otak reptil dan emosinya saja yang digunakan.
    Emi Tri Ariani
    P.IPS A
    4915141033

    BalasHapus
  4. Asyifa Laely
    P.ips B 2014
    4915142821
    Ilmu yang begitu bermanfaat pak bagi saya khususnya, terkadang manusia terlalu sering melihat sesuatu hanya dari satu sudut pandang, yaitu negative sehingga apa yang dinilainya selalu buruk, padahal jika ditelisik lebih jauh selalu ada sisi positive dari hal apapun. Bahkan pisaupun juga memiliki dua sisi, ia bisa digunakan untuk membantu pekerjaan manusia atau justru digunakan untuk hal-hal yang buruk.
    Dari sekian banyak tulisan bapak, Tulisan bapak yang satu ini benar-benar membuat saya berpikir dan introspeksi bahwa segala sesuatu yang kita lihat buruk belum tentu hal itu buruk, bahkan Allah SWT berfirman, mungkin apa yg kita pandang baik, belum tentu menurut Allah itu baik, begitu pula sebaliknya. Dan banyak manfaat yang bisa diambil dari tulisan-tulisan bapak, lihatlah segala sesuatu dari sudut pandang positive karena terlalu munafik jika kita hanya memandang sesuatu dari satu sudut pandang negative.

    BalasHapus
  5. Nama : Firaas Azizah
    Kelas : P.Ips A
    Kode : 4915141031

    Assalamu’alaikum Wr.Wb
    Saya setuju dengan pendapat bapak, yang membuat manusia sama seperti hewan bukan karena asal manusia yang awalnya binatang tapi perilaku buruk manusia yang membuat ia seperti binatang. Kita bisa ambil contoh dari para koruptor yang memakan uang rakyat tanpa merasa bersalah ataupun menyesal. Bahkan ketika para koruptor bersanding di Pengadilan yang mereka lakukan terus-menerus membela dirinya bahwa ia tidak bersalah, padahal KPK udah memiliki bukti yang kuat bahwa ia tersangka koruptor. Salah satu penyebab yang membuat manusia seperti binatang adalah kekuasaan karena semakin tinggi kekuasaannya maka semakin pula ia mencari jalan untuk terus menaikkan derajatnya di mata manusia walaupun banyak dari manusia yang melegalkan cara haram agar dapat di hormati oleh manusia lainnya. Sekian komentar dari saya.
    Waalaikumsalam Wr.Wb

    BalasHapus
  6. Banyak kasus mengatasnamakan agama, dalam hal ini agama mayoritas Islam. Baru-baru ini kita mendengar ribut-ribut organisasi pembela islam yang seolah berlagak coboy kacangan memecah keheningan kota. Orasi-orasi tak bersubstansi, teriak-teriak maling, atau yang lebih parah sampai melempar kotoran sapi ke halaman gedung DPRD DKI Jakarta. Sebuah realitas muslim yang hancur, hampir hancur.
    Saya yakin dibalik semua kerusuhan yang mereka buat beberapa waktu lalu,terdapat kepentingan oknum. Mereka FPI, ditunggangi partai utama koalisi yang belum lama ini menjadi headline di semua media massa atas keberhasilannya menguasai dewan perwakilan. KMP, atau lebih tepatnya para politisi Gerindra. Kenapa saya berpikiran seperti itu? Karna hubungan antara Ahok-Gerindra yang sedang senggang dan memanas. Lagi pula, organisasi sebesar FPI tak mungkin bergerak memobilisasi masa sampai luar daerah hanya untuk menolak Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Jokowi. Tidak mungkin. Toh kalo kasusnya entengan paling-paling mereka dibayar nasi bungkus oleh Korlap FPI. Cara menilai sebuah demonstrasi itu dibayar atau ditunggangi oknum sebenarnya mudah, oknum-oknum yangmemiliki kepentingan tertentu biasanya terlihat ketika sudah ada gertakan dari pengamanan polisi seperti penembakan water canon yang menyebabkan kerumunan massa langsung bubar meninggalkan TKP. Atau terlihat ketika bentrokan benar-benar terjadi. Ada saja yang kabur, seperti Korlap FPI Novel.
    Dari sini terilhat cara pandang dan berfikir seorang manusia. Menghalalkan segala cara jelas merupakan sifat binatang. Membuat kerusuhan kacangan apalagi. Soal agama di politisasi? Harap maklum, mungkin demokrasi Indonesia hanya baru sampai situ.

    Manusia dan sifatnya. Sebuah refleksi hidup yang sebenarnya memiliki arti dan makna mendalam bagi semua manusia. Bahkan mungkin binatang sekali pun, apabila ia mengerti. Tapi, pada dasarnya manusia itu baik. Hanya saja, kebinatanganlah yang sering menguasai diri daripada kadar rasionalitas.
    TITA NURMALA – P.IPS B 2014

    BalasHapus
  7. Memang benar adanya bahwa kinerja otak manusia yang tidak bekerja dengan baik dapat mempengaruhi bagaimana manusia itu berperilaku. Akan tetapi saya tidak setuju jika manusia disandingkan maupun diberi label dengan kebinatangan nya. Karena memang manusia itu sangat jauh lebih baik tercipta daripada binatang.

    BalasHapus
  8. Manusia di beri akal,perasaan dll. Manusia mampu menjadi pengatur situasi mahluk hidup yang ada dibumi,sayangnya manusia tidak memaksimalkan apa yang di beri oleh tuhan. Anggapan bahwa kebinatangan manusia seperti manusia tidak memiliki akal sehat

    BalasHapus
  9. ilham mahardhika wibowo
    Pend.IPS /b
    ya benar pa yang dikatakan bapak nusa, di jaman sekarang seseorang hanya memikirkan masalah perut saja, hanya memikirkan egonya saja, tidak memikirkan masalah besar yang ada pada dirinya, salah satunya ini sifat kebinatangan nya,seseorang akan sadar dirinya salah setelah mengalami musibah oleh allah SWT, tidak intropeksi pada dirinya sendiri, maka dari itu butuh kesadaran bagi seseorang dalam hatinya tentang membebaskan diri dari kebinatanganna

    BalasHapus
  10. Ahmad zakaria p.ips b 2014
    Sebenarnya kebinatangan itu udh ada di dalam diri kita, seperti apa yang bapak jelaskan tadi masalah 3 otak yang menjadi satu kesatuan. Yang termasuk kebinatangan yaitu otak reptil dan otak emosi. Dimana setiap orang kalau sudah tidak terkendali dengan emosinya akan menghancurkan diri sendiri. Contoh dari seseorang kebinatangan, yaitu : alex sudah selesai memotongkan daging-daging kurban, dan amoy hanya menjadi ketua pelaksanaan kurban. Pada saat pembagian daging kurban amoy paling banyak mengambil dan ketika ia ambil si alex bilang ke amoy " dasar. Jadi ketua pelaksana aja ambil daging banyak, kami yang dari tai memotong daging hanya segini?. Dasar bajingan". Nah dari situlah kita liat seseorang serakah dengan jabatannya padahal kecapean seseorang yang di nilai.

    BalasHapus
  11. kita hidup pada zaman dimana anjing adalah sesuatu kata yang kasar. kadang perbuatan kita jauh lebih "kasar" dari pada anjing itu sendiri.

    rayiasyhada
    p.ips b

    BalasHapus
  12. Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Saya Nadea Uzmah dari P.IPS B 2014.
    Saya setuju dengan tulisan Bapak ini. Sesungguhnya Allah SWT. menciptakan manusia sebagai makhluk yang lebih sempurna dari makhluk lain bahkan malaikat yang tidak pernah melakukan perbuatan dosa. Lalu mengapa manusia disebut makhluk yang sempurna padahal manusia sangat sering melakukan perbuatan dosa? Disinilah kesempurnaan manusia. Malaikat mempunyai akal tetapi tidak mempunyai nafsu, binatang tidak mempunyai akal tetapi mempunyai nafsu, sedangkan manusia mempunyai akal dan nafsu. Nafsu itulah yang membuat manusia menjadi makhluk yang lebih sempurna dari makhluk lain. Manusia dituntut untuk menahan nafsunya karna itulah manusia diberikan akal. Tetapi bila manusia tidak bisa menahan nafsunya dan tidak memakai akal sehatnya maka manusia sama saja dengan binatang bahkan lebih rendah dari binatang. Binatang tidak mempunyai akal sehingga mereka tidak bisa menahan nafsu.

    BalasHapus
  13. Eka Puji Haryani
    4915142823
    P. IPS B 2014


    Sebearnya didalam Al-Qur'an sudah dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna dari makhluk-makhluk lainnya.
    Manusia dikatakan baik apabila iya menggunakan akalnya.
    Manusia yang seperti binatang itu adalah manusia yang lebih mengutamakan nafsu daripada otak.
    Jadi kita sebagai manusia yang sejati harus lebih menggunakan atau mengutamakan otak daripada nafsu belaka.

    BalasHapus
  14. Fasubkhanali
    P.IPS B 2014
    4915142808

    Sebagai manusia, kita memang sering kali melakukan tindakan yang mencerminkan binatang. Bahkan lebih hina daripada binatang. Sesuai dengan tulisan diatas. Manusia sering kali hanya mementingkan kepentingan perut dan bawahnya. Tak perduli apakah orang di sebelahnya itu sedang sekarat, sakit atau kelaparan. Yang terpenting perut dan bawahnya itu merasakan kepuasan. Sungguh ironi. Semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat seperti itu. Dan untuk kritik atau saran untuk tulisan diatas, mungkin akan lebih menarik bila ayat yang dicantumkan diatas juga disertai dengan tulisan Arabnya.

    Terima kasih.

    BalasHapus
  15. Komentar saya, dapat disimpulkan bahwa artikel ini menjelaskan betapa bermaknanya berkurban pada hari raya idul adha yang dilakukan oleh umat beragama islam. Berkurban merupakan penghapusan sifat kebinatangan umat manusia. Sifat kebinatangan itu misalnya seperti yang di contohkan diatas membuang bayi kedalam tempat sampah dan itu perbuatan yang sangat tidak disukai oleh Allah. Tidak hanya menghapus sifat kebinatangan manusia, berkurban merupakan upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Jadi , kita sebagai umat manusia yang beragama islam harus lebih memahami pentingnya berkurban. (Siti Nur Rosdiana , P.IPS A 2014)

    BalasHapus
  16. Assalamualaikum pak
    Saya Ma'mun Raka Arief
    P.IPS A'14

    Iya pak saya sangat setuju, tapi banyak juga pak yang selalu rajin berqurban tiap tahun tapi sifat kebinatangannya ga pernah ilang-ilang. Para koruptur misalnya, Astagfirullahaladzim.
    Terimakasih pak

    BalasHapus
  17. (Dian Halimatussa'diyah P.IPS B 2014) Dari menghilangan sifat kebinatangan yang ada pada diri kita ini kita juga jadi mengingat kisah nabi adam, tentang qobil dan habil yang memberikan hasil jerih payahnya sebagai bukti ketaatnya kepada Allah. Dan nabi ibrahim yang hendak menyembelih anaknya sendiri atas perintah allah, tapi di gantikan dengan domba. Dari situ jelas bahwa zaman nabi sudah dianjurkan untuk berkurban dengan hewan ternak semata karna allah ta'ala dan kita bisa berbagi dengan sesama muslim yang lebih membutuhkan.

    BalasHapus
  18. Saya setuju dengan pendapat bapak. Sebenarnya manusia itu gampang sekali tersulut emosi, padahal emosi sendiri dapat menjerumuskannya. Emosi itu bisa dicegah dengan lebih bersabar dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Memang manusia jika sedang emosi sama halnya dengan hewan, namun kita manusia lebih berharga dibanding hewan karena mempunyai kelebihan yaitu akal. Jika kita sebagai manusia tidak mau disamakan dengan hewan maka ubah lah sikap kita dengan akal yang kita punya dan jangan menirukan sikap hewan.

    Eka Yuliyanti
    P.IPS B 2014
    4915142817

    BalasHapus
  19. Saya setuju dengan pendapat bapak. Sebenarnya manusia itu gampang sekali tersulut emosi, padahal emosi sendiri dapat menjerumuskannya. Emosi itu bisa dicegah dengan lebih bersabar dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Memang manusia jika sedang emosi sama halnya dengan hewan, namun kita manusia lebih berharga dibanding hewan karena mempunyai kelebihan yaitu akal. Jika kita sebagai manusia tidak mau disamakan dengan hewan maka ubah lah sikap kita dengan akal yang kita punya dan jangan menirukan sikap hewan.

    Eka Yuliyanti
    P.IPS B 2014
    4915142817

    BalasHapus
  20. Assalamualaikum wr. wb


    Dari judulnya aja sudah mengerikan "kebinatangan manusia". Apalagi kita baca serius di cerita ini, pasti akan tersentuh hati kita. Semua orang pasti punya sifat kebinatangannya masing-masing. Selanjutnya dari manusia nya masing-masing yang mau berusaha keluar dari sifat kebinatangannya. Menurut saya cerita ini dan kesimpulannya sangat menyentuh kehati.

    Terimakasih.

    BalasHapus
  21. Manusia termasuk dalam kingdom Animalia dimana, kita satu kingdom dengan hewan namun yang membedakan kita memiliki akal yang bisa digunakan sehingga membedakan manusia dari makhluk lainya, akal merupakan sebuah alat untuk bertahan hidup yang hebat, dimana kambing hanya punya tanduk tapi manusia punya akal yang superior. namun sering sekali akal manusia digunakan untuk membunuh dan merusak manusia itu sendiri. banyak pertumpahan darah dimana-mana yang seharusnya tidak perlu karena manusia punya akal yang seharusnya membangun umat manusia itu sendiri. namun sifat alami Binatang manusia itu sendiri yang merusak manusia.

    BalasHapus
  22. Masih banyak sekali di jaman sekarang manusia yang tidak bisa mengendalikan diri karena otak reptil dan otak emosinya, bahkan mungkin kita salah satunya. Dari 3 bagian otak bila kita bisa mengendalikan dan menyeimbangkan ketiganya hidup pasti akan berjalan dengan baik dan kita akan terbebas dari sisi kebinatangan. Pungki Kusdwi P.IPS A 2014

    BalasHapus
  23. Teori evolusi Darwin yang mengatakan manusia awal mulanya ialah kera sudah dibuktikan salah oleh para ilmuan yang melakukan penelitian berulangkali. Namun, mengkurbankan binatang ternak memang secara tidak langsung memberikan gejolak yang berbeda-beda antara pengorban dengan penyembelih. Manusia memang memiliki otak reptil, emosi dan neo ditambah dengan hawa nafsu yang keduanya mempengaruhi tindakan seseorang. Jika hanya otak yang berjalan dan hawa nafsu tidak mendukungnya, maka tindakan tidak akan terjadi. Itulah yang membuat manusia sebagai makhluk yang sempurna. Manusia memiliki tantangan yang lebih berat yaitu mampu mengendalikan otak dan hawa nafsunya dengan baik. Wafa Nurul Annisaa-Pendidikan IPS B 2014

    BalasHapus
  24. Reza Priyantama
    P.IPS B 2014
    4115144105
    Manusia diberikan akal oleh sang pencipta agar menjadi makhluk sempurna dan derajatnya lebih tinggi diantara makhluk lainnya. Tetapi manusia juga bisa lebih rendah dari binatang, itulah yang dapat saya simpulkan dari tulisan bapak ini.
    Memang otak manusia sudah didesain sedemikian rupa oleh sang pencipta. Kita dianugerahi dengan otak reptile dan otak emosi untuk membantu kita terhindar dari suatu kejadian tetapi jika kita tidak bisa mengendalikannya,maka otak tersebut akan menjerumuskan kita ke hal-hal yang diluar nalar manusia.
    Ini semua terbukti, banyak kejadian pembunuhan dan kejadian-kejadian sadis yang hewan pun tak ada yang melakukannya, melainkan manusia yang melakukannya. Itu merupakan gambaran dari rendahnya manusia dari binatang.

    BalasHapus
  25. kebinatangan dalam diri manusia bisa juga dikurangi dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, seperti lebih banyak membaca Al- Qur'an dan berdzikir

    Arif Akbar
    4915144102
    PIPS B 2014

    BalasHapus
  26. assalamualaikum wr wb

    Rijalul Fahmi
    4915145529
    P.IPS B 2014

    memang manusia mempunyai sisi kebinatangan yang kadang-kadang sisi kebinatangan itu lebih besar dari sisi kemanusiaan, artikel bapa ini membuat kita bisa menilai diri kita,apakah kita masih memiliki sisi kebinatangan dalam diri kita, betul sekali kata bapa bahwa pemotongan hewan kurban memberikan pelajaran bagi kita untuk membunuh sisi kebinatangan dalam diri kita agar kita menjadi manusia seutuhnya, saya perbah belajar bahwa manusia itu bisa lebih baik dari malaikat dan bisa leih buruk dari binatang itu semua yang menentukan adalah amal perbuatannya saya bisa banyak belajar dari artikel ini bahwa kita harus bisa membunuh sisi kebinatangan kita agar kita tidak menjadi lebih buruk dari bintang

    wasalamualaikum wr wb

    BalasHapus
  27. saya setuju dengan tulisan ini manusia sejati harus membebaskan diri dari kebinatangannya, sesungguhnya manusia makhluk yang memiliki derajat paling tinggi diantara makhluk lainnya karena manusia diberikan akal dan nafsu dan sungguh tinggi derajat manusia apabila ia bisa memakai akalmya dan bisa mengendalikan hawa nafsunya
    YUNIARSIH
    P.IPS A 2014

    BalasHapus
  28. Bahasa lnya terlalu ilmiah pak. Jadi mungkin sebagian orang jadi malas membacanya. Tapi bermanfaat juga tulisan ini untuk renungan, betapa buruknya salah satu sisi kita selaku manusia, yang bisa lebih hina dari bunatang

    BalasHapus
  29. Anggun trihapsari
    4915142820
    P.IPS B / 2014


    Otak reptil memang sudah ada sejak kita lahir, dan mungkin benar bahwa kita membutuhkan itu. Dari penamaannya saja sudah 'otak reptil' yang berarti otaknya reptil. Otak yang memiliki sifat seperti reptil, was-was penuh kecurigaan dan asal menyambar. Mungkin inilah yang membuat manusia sering dikatakan mirip binatang, bisa juga lebih rendah dari binatang.

    Biasanya otak reptil aktif pada manusia yang memiliki perilaku dan emosi yang negatif. inilah yang harusnya kita bisa cegah agar jiwa fisik dan rohani terus memiliki energi positif agar otak reptil bisa dikontrol.

    BalasHapus
  30. edward kurnadi
    p ips b
    4915145637
    sesungguh nya allah menciptakan menusia sangat sempurna telah di beri akal dan juga nafsu tapi saat disitulah ketika manusia itu dibilang sempurna ketika akal mereka bisa mengendalikan nafsu dengan sebaik baiknya maka ia lebih baik dari malaikat dan sebaliknya jika nafsu yang mengendalikan akal mereka maka mereka lebih hina dari seekor binatang
    jadi manusia harus bisa mengendalikan dirinya agar tidak mengeluarkan sifat kebinatangannya

    BalasHapus
  31. Nama : Joddy Hermawan
    Kelas : P.IPS B 2014
    No Reg: 4915142810

    Tulisan yang ini menurut saya bagus, yang saya tanyakan apakah otak reptil itu benar benar ada atau sebutan saja ? yang tidak saya habis pikir, apa yang terjadi apabila otak reptil dan emosi bekerja saat bersamaan ? apakah bisa terjadi hal yang tidak tidak ?

    BalasHapus
  32. Nama : Sandra Puspita Sari
    Kelas : P.IPS B 2014
    No.reg : 4915144094

    Assalamu'alaikum pak. Saya ingin memberi komentar pada tulisan bapak.
    Saya setuju dengan bapak, bahwa manusia memiliki sifat kebinatangan. Sifat kebinatangan tersebut muncul ketika manusia emosi sehingga menimbulkan fikiran negatif. Fikiran negatif tersebut dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Seperti yang pernah kita lihat banyak orangtua yang tega membunuh anaknya sendiri, bahkan sebaliknya. Hal tersebut terjadi karena emosi yang sudah tidak dapat terkendalikan.
    Emosi yang seperti ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan seseorang. Kondisi kejiwaan seseorang dapat terguncang, bahkan dapat menyebabkan depresi.
    Jadi, kesimpulannya manusia harus dapat mengontrol emosi dengan baik. Dengan emosi yang stabil, maka manusia telah mengalahkan sifat kebinatangannya.

    BalasHapus
  33. Dalam pada itu, untuk menjaga sisi kebintangan manusia—ia harus cermat dalam mengarahkan hasratnya. Hanya saja, agak miris ketika melihat gejolak yang terjadi pada saat ini. Deretan kasus-kasus yang ada sekarang, cukup mengherankan buat saya. Padahal, satu hal yang saya yakini, mengapa Tuhan menganugerahi manusia dengan akal (pikiran), agar supaya hal-hal “kebinatangan” seperti itu tidak terjadi dan tidak dilakukan manusia. Akal (pikiran) itu berfungsi sebagai filter dan pengendali “sisi-sisi liar” manusia. Akan tetapi, tetap saja sisi-sisi liar manusia lebih dominan daripada fungsi akal (pikirannya).

    Moh.ramadhan
    P.IPS B 2014
    4915144099

    BalasHapus
  34. Miftahul Falah
    P. Ips B

    Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara ciptaan ALLAH SWT yang lainnya. Kesempurnaannya itu ada, karena manusia diberikan akal dan nafsu. Itulah yang membedakan manusia dengan mahkluk yang lainnya. Manusia di berikan akal untuk berpikir sebelum melakukan suatu perbuatan, sedangkan nafsu di berikan di saat manusia sedang melakukan suatu tindakan. Terkadang kedua kelebihan yang telah di berikan itu, dapat menjerumuskan manusia ke tempat yang paling hina melebihi binatang.
    Jadi Manusia bisa di katakan makhluk sempurna apabila akal dan nafsunya bisa berjalan dengan baik, dan bisa di katakan makhluk yang paling hina jika akalnya tidak berjalan dan hanya mengikuti hawa nafsu semata.

    BalasHapus
  35. Manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khilafah dimuka bumi. Jelas disini bahwa manusia dituntut untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat memimpin dirinya sendiri dan orang lain. Manusia adalah makhluk yang paling baik karena memiliki akal, sedangkan binatang tidak, lalu manusia memiliki nafsu sedangkan malaikat tidak. Inilah yang membuat manusia harus menggunakan akalnya untuk melakukan kegiatan apapun agar yang dilakukan nya tidak seperti kelakuan binatang yang tidak memiliki akal dan tidak tau malu.
    Sri Rahayu P.IPS A 2014

    BalasHapus
  36. Assalamu'alaikum, wr,wb, Pak Nusa.

    Setelah saya membaca keseluruhan dari artikel bapak. Sungguh saya merasa sangat mendapatkan pengetahuan baru, terlebih tentang pengetahuan biologis otak manusia yg belum pernah saya baca sebelumnya. Saya rasa bapak termasuk tokoh yang hebat, yg bisa menggabungkan pengetahuan ilmiah dengan beragam argumen bapak yang menarik didalam nya.

    Mengenai kebinatangan dalam diri manusia, saya setuju dengan pendapat bapak bahwa: MANUSIA SEJATI HARUS MEMBEBASKAN DIRI DARI KEBINATANGANNYA. karena sejatinya manusia itu memiliki sifat yg baik, namun terdapat beragam kesesatan yg mengelilingi nya hingga manusia itu bisa menunjukkan sikap kebinatangan yg juga ada dalam dirinya.
    Disinilah sebuah iman&kepercayaan dalam beragama yg dianut manusia itu menjadi benteng terbesar untuk diri nya dalam menjalani kehidupan ini.
    Semoga kita bisa menjadi manusia yg kembali fitrah yg mampu mengendalikan sikap terburuk, untuk menjalankan segala sikap terbaik yg ada dalam diri kita

    Sekian komentar saya, terimakasih.
    Wassalamua'laikum, wr,wb.

    Afda Fauziyah / 4915142818 / IPS A 2014

    BalasHapus
  37. Nama : Taufik hidayatulloh
    NIM : 4915145638
    kelas :P.IPS

    Salah satu hikmah mengapa Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba adalah bahwa Allah tidak mau manusia dijadikan Qurban. Allah menjadikan hewan sebagai qurban. Ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang sangat mulia di sisi-Nya. Maka sungguh aneh kalau di zaman sekarang ada orang yang dengan mudahnya mengorbankan sesama manusia demi mengejar kepentingan pribadinya. Dan tersirat pula pesan yang ingin memaklumkan manusia agar tidak lagi menginjak-injak manusia lain dan harkat kemanusiaannya.

    secara historis pun ada pelajaran penting yang bisa kita renungkan. pada masa Nabi Ibrahim a.s hidup, sekitar 4300 tahun lalu, menjadikan manusia sebagai sesaji adalah hal biasa. Di Mesir kuno, setiap tahunnya selalu dilaksanakan kontes kecantikan, dan yang terpilih akan ditenggelamkan di Sungai Nil sebagai persembahan kepada dewa. Di Mesopotamia (Irak) yang dijadikan sesaji adalah bayi. Di Aztek, yang dijadikan sesaji adalah para pemuka agama. Digantinya Ismail dengan seekor domba menandai lahirnya revolusi besar dalam sejarah peradaban manusia, yaitu dihapuskannya pengorbanan manusia. Manusia itu terlalu mahal untuk dikorbankan. Hikmahnya, manusia harus dihormati manusia, jangan mengorbankan manusia, bahagiakan manusia, dan bantu mereka yang membutuhkan bantuan.

    BalasHapus
  38. Nama : Rizky Marlina
    Nim : 4915141034
    Jurusan : P.IPS A
    Saya sangat setuju dengan tulisan Bapak, karena memang banyak manusia yang berkelakuan seperti binatang, contohnya seperti yang pernah saya dengar diberita ialah seorang pria yang tega membunuh keluargaa pacarnya karena ibunya tidak menyetujui hubungan mereka. Ayah yang tega memperkosa anaknya sendiri karna untuk nafsu belaka. Mungkin mereka lebih dari binatang. Tidak mungkin kalau mereka seorang manusia akan melakukan seperti itu. Karena seorang manusia akan menggunakan akal pikirannya, sedangkan binatang tidak menggunakan akal pikirannya.

    BalasHapus
  39. Benar apa yang bapak katakan, banyak manusia yang kelakuannya lebih keji dari binatang. Akal mereka terkalahkan oleh nafsu dan amarahnya.

    Haryani
    P.IPS A 2014
    4915141015

    BalasHapus
  40. Nama Ade Nur Hasanah
    P. IPS B 2014
    4915142814

    Saya baru mengetahui bahwa otak manusia terbagi 3 dari bapak yaitu otak reptil , otak emosi dan otak neokorteks. Apabila memang kita mempunyai otak reptil dan cenderung bisa berperilaku layaknya binatang atau bahkan lebih buruk dari binatang. Kita harus mengatur bagaimana otak reptil ini kita siasati untuk hal positif. Perlu nya informasi bahkan ceramah tentang pencerahan agar kita tidak lebih dari menggunakan otak reptil yang menjadikan diri kita agar tidak lebih buruk bahkan sama seperti binatang.
    Sekian dan terimakasih..

    BalasHapus
  41. Salwa salsabila p.ips B no reg 4915144083
    manusia diciptakan dengan sempurna, manusia diberi akal sangat berbeda dengan hewan tapi terkadang manusia itu mirip dengan hewan karna tidak di pergunakan akal manusianya, hewan itu tidak mempunyai akal jadi seenaknya hewan itu, kalo manusia harus bisa bersyukur karna manusia itu sudah diberikan tuhan akal jadi digunakanlah akal itu jangan sampai akal itu tidak digunakan malah mempunyai sifat seperti hewan. Manusia itu makhluk yang sempurna.

    BalasHapus
  42. Benar kata bapak terkadang manusia bersika layaknya seekor binatang. Mereka tidak dapat berfikir jernih karena kalah dengan hawa nafsu dan segela amarah mereka. Jadi mereka bisa bertindak layaknya bintang

    Ambari Enggar S S
    P.IPS A 2014
    4915141021

    BalasHapus
  43. Setiap manusia memiliki sifat kebinatangan.
    Kebanyakan manusia sadar atau tidak sadar seringkali terjebak oleh ego dan nafsunya sendiri, jika manusia tidak bisa mengendalikan ego dan nafsunya, sifat kebinatangannya akan muncul seperti terjadi penyelewengan, penyimpangan, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan,dll. karna nafsu itu tidak akan pernah merasa puas seolah-olah tidak ada hentinya dan merasa serba kekurangan.untuk itu perbanyak ibadah, jauhi hal-hal yang buruk agar tidak mudah terpengruh.

    - Windrti P.IPS B 2014

    BalasHapus
  44. Menurut saya pada era reformasi telah memberikan perubahan yang cukup besar bagi indonesia untuk menjadi negara yang demokrasi. Terbukti dari rakyat yang di beri kebebasan dan memilih pemimpin tanpa paksaan. Reformasi juga memberikan kesempatan dan peluang bagi rakyat untuk ikut serta secara aktif menentukan arah dan kebijakan melalui berbagai mekanisme legal. Memang reformasi telah merubah indonesia menjadi negara demokrasi dan mendapat acungan jempol dari dunia internasional. Namun, kita semua menyadari reformasi belum sepenuhnya memahami harapan. Lihat saja, sekarang negara indonesia berada pada kondisi genting akibat ulah orang-orang yang kalah dalam pemilihan presiden mereka bersikap tidak ikhlas menerima kekalahannya. Mereka pun merampas kedaulatan rakyat dengan menggembalikkan pemilihan langsung oleh rakyat menjadi pemilihan oleh segelincir yang elit. Seharusnya, rakyat tidak diam saja dengan kondisi ini mereka harus bersatu dan bersiap-siap melawan bangkitnya orde baru dan menggembalikan reformasi politik indonesia yang sesungguhnya.

    BalasHapus

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd