Manusia sering disebut sebagai hewan. Ada istilah homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi sesamanya. Untuk membantah pendapat itu lahirlah istilah homo homini socius, artinya manusia adalah kawan bagi sesamanya. Dalam bahasa Arab populer istilah hayawan natiq, hewan yang berfikir sebagai sebutan manusia. Berfikirlah yang membedakan manusia dari hewan.
Dalam teori
evolusi yang sampai kini masih mejadi kontroversi, manusia dinyatakan berasal
dari kera. Meskipun kita menolak teori evolusi, namun kita tak dapat membantah
banyak manusia yang berperilaku seperti kera. Mungkin juga kita.
Paul McLean merumuskan teori otak Triune atau
three in one. Ia menjelaskan otak manusia memiliki tiga bagian otak yang
berbeda tetapi merupakan satu kesatuan. Tiga bagian otak yang berbeda itu
adalah otak reptil, sistem limbik yang merupakan otak emosi dan neokorteks
sebagai otak berfikir.
Mengapa disebut
otak reptil? Karena dimiliki reptil yang fungsinya beti alias beda-beda tipis
dengan manusia. Artinya memang ada sisi kebinatangan dalam diri manusia yang
justru terdapat di otaknya sebagai pusat kendali. Bagian otak berfikir disebut
neokorteks karena ia neo atau baru, baru muncul pada manusia.
Selagi manusia
dalam rahim ibu, pertumbuhan otak itu terjadi secara berkelanjutan. Didahului
oleh otak reptil, diikuti otak emosi, barulah yang terakhir
neokeorteks atau otak berfikir. Mengapa otak reptil lebih dulu tumbuh?
Karena ia
berfungsi untuk menyelamatkan manusia menghadapi bahaya. Gerak refleks atau
segera berlari jika ada bahaya memang berpusat dan diatur dalam otak reptil.
Bukankah bergerak cepat telah menyelamatkan binatang dari pemangsa yang lebih
kuat dan ganas? Hal itu terjadi juga pada kita. Saat tangan bergerak cepat
tanpa fikir-fikir dulu begitu terkena api atau benda panas yang bisa
mencelakakan kita. Tanpa otak reptil, mungkin sebagian besar manusia berumur
lebih pendek dari umurnya yang sekarang. Otak reptillah yang membuat manusia
segera lari bersembunyi saat mendengar auman harimau atau suara keras yang
diikuti petir kilat yang menyambar. Otak reptil adalah pusat instingtual semua
makhluk. Manusia memang membutuhkan insting untuk keperluan penyelamatan diri
dari bahaya.
Namun, kadang otak
reptil dan otak emosi dapat memerangkap manusia dengan cara yang mengerikan.
Karena tumbuh lebih dulu, otak reptil dan otak emosi secara sendiri-sendiri
atau bersama-sama bisa mengendalikan dan menjerumuskan manusia karena
kemampuannya membajak neokorteks sebagai pusat berfikir.
Berbagai
penelitian tentang otak sudah dapat mengungkap sebagian cara kerja atau
mekanisme seluruh bagian otak tersebut. Dalam keadaan tertentu seperti saat
kalap, saat terdesak oleh waktu, sedang terburu-buru atau dihanyutkan emosi
negatif atau positif yang terlalu, otak reptil dan otak emosi tidak meneruskan
informasi ke neokorteks. Inilah saat kita memaki orang tanpa ampun, inilah saat
ketika seseorang mampu menusukkan belati tajam ke arah jantung orang lain, saat
orang mampu mencabik-cabik orang lain dengan golok tanpa ampun. Saat seluruh
bagian tubuhnya yang lain seperti tak berfungsi. Matanya jadi binar oleh marah,
kupingnya tersumbat sehingga tak mendengar bahkan teriakan orang yang
mencegahnya. Inilah saat kebinatangan manusia meraja, menguasai manusia. Inilah
saat manusia bukan saja menjadi binatang, bahkan lebih buruk, lebih sesat dari
binatang.
Al Quran dengan
sangat jelas mendeskripsikannya,
Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan
manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
bagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai. (QS. al-A'râf: 179)
Jadi, manusia
bukan saja bisa seperti binatang. Bahkan bisa lebih sesat. Saat kendali diri
terkunci mati oleh otak reptil dan otak emosi. Inilah fakta tragis manusia.
Kita sering membaca di koran atau melihat berita di televisi ada seorang ibu membuang bayinya sendiri
yang susah payah dilahirkannya ke dalam tempat sampah
dalam kantong kresek hitam. Rasanya kambing tidak pernah
lakukan itu. Boleh jadi karena kambing tak punya duit untuk beli kantong kresek
hitam.
Dalam tautan
inilah kurban bisa diberi makna. Kita menyembelih binatang ternak. Secara fisik
itulah yang terjadi. Seharusnya kita menghayati bahwa peristiwa
kurban itu merupakan cara yang paling nyata
kita sedang menyembelih kebinatangan dalam diri dan kemanusiaan kita
sendiri.
Mengapa cara
berkurban terbaik adalah yang memotong binatang itu ialah yang berkurban, bukan
tukang jagal. Bila kita yang lakukan, kita
akan merasakan bagaimana ekspresi hewan yang disembelih, bagaimana ia menahan
sakit, dan bagimana darah tertumpah, rasa
hangat darah itu pasti mengenai tangan kita. Percayaalah memotong langsung itu akan
memberi penghayatan yang berbeda. Ada getar dalam hati, diikuti rasa ngeri. Bayangkan saat memotong hewan itu, kita merasakan
bahwa kita sedang menyembelih kebinatangan yang bercokol di hati dan diri
sendiri.
Mengapa dalam ayat di atas disebutkan binatang ternak, dan yang
dipotong sewaktu kurban adalah binatang ternak? Binatang ternak itu adalah
binatang yang kerjanya makan saja. Sepanjang hidup makan. Makanan yang sudah
ditelan dikeluarkan lagi untuk dikunyah terus. Mata terpejam mulut tetap
mengunyah. Binatang ternak itu 3M, melek, merem, menguyah.
Binatang ternak
orientasi utamanya adalah perut dan bawah perut. Itulah
sebanya binatang ternak tampak tidak perduli pada dunia sekitarnya. Bahkan ia
terus saja menguyah di tengah tumpukan kotorannya sendiri. Tidak seperti kucing
atau anjing yang tidak mau hidup bersama kotorannya.
Bukankah tidak
sedikit manusia yang oreintasinya cuma perut dan
bawah perut? Dia tega lakukan apapun untuk keduanya. Pantaslah bila
kebinatanggnya disembelih melalui kurban.
MANUSIA SEJATI
HARUS MEMBEBASKAN DIRI DARI KEBINATANGANNYA.
Annisaa Intan S
BalasHapusPips A 4915141041
saya suka dgn tulisan bapak karena dr falsafah bpk tentang kurban membuka pikiran saya mengenai betapa liarnya kita sbg manusia bahkan lebih2 dr binatang, serakah, bernafsu tinggi dansebagainya.
Assalamu'alaikum wr.wb.
BalasHapusNama: Khairun Nikmal Baiti
Nim: 4915144082
Prodi: P.IPS B 2014
Menurut saya artikel ini sangat bagus karena tepat sekali dihari raya Idul Adha bukan hanya menyebelih hewan secara fisik tetapi juga menyembelih kehewanan didiri kita. Banyak orang khususnya orang islam belum menyadari hal ini, menurut saya hal ini seharusnya yang disebarluaskan para ulama agar lebih bermanfaat untuk umat islam tetapi para ulama seperti tidak mengerti pesan tersirat ini dari Allah SWT. Terima kasih pak atas pencerahannya.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Komentar saya terhadap tulisan bapak adalah, saya setuju dengan tulisan tersebut bahwa manusia sangat berbahaya jika otak reptilnya keluar. Lebih ganas dari apa yang dilakukan binatang. Jika emosi dan otak reptilnya bersatu, tidak ada celah untuk otak berpikir. Inilah yang sering terjadi oleh banyak orang. Perilaku yang tega seperti membunuh dengan keji membuat orang-orang heran, dan saling bertanya "kok ada ya orang setega itu?" Mereka yang bertanya-tanya menggunakan otak berpikirnya dan tidak emosi. Berbeda dengan yang membunuh, otak reptil dan emosinya saja yang digunakan.
BalasHapusEmi Tri Ariani
P.IPS A
4915141033
Asyifa Laely
BalasHapusP.ips B 2014
4915142821
Ilmu yang begitu bermanfaat pak bagi saya khususnya, terkadang manusia terlalu sering melihat sesuatu hanya dari satu sudut pandang, yaitu negative sehingga apa yang dinilainya selalu buruk, padahal jika ditelisik lebih jauh selalu ada sisi positive dari hal apapun. Bahkan pisaupun juga memiliki dua sisi, ia bisa digunakan untuk membantu pekerjaan manusia atau justru digunakan untuk hal-hal yang buruk.
Dari sekian banyak tulisan bapak, Tulisan bapak yang satu ini benar-benar membuat saya berpikir dan introspeksi bahwa segala sesuatu yang kita lihat buruk belum tentu hal itu buruk, bahkan Allah SWT berfirman, mungkin apa yg kita pandang baik, belum tentu menurut Allah itu baik, begitu pula sebaliknya. Dan banyak manfaat yang bisa diambil dari tulisan-tulisan bapak, lihatlah segala sesuatu dari sudut pandang positive karena terlalu munafik jika kita hanya memandang sesuatu dari satu sudut pandang negative.
Nama : Firaas Azizah
BalasHapusKelas : P.Ips A
Kode : 4915141031
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Saya setuju dengan pendapat bapak, yang membuat manusia sama seperti hewan bukan karena asal manusia yang awalnya binatang tapi perilaku buruk manusia yang membuat ia seperti binatang. Kita bisa ambil contoh dari para koruptor yang memakan uang rakyat tanpa merasa bersalah ataupun menyesal. Bahkan ketika para koruptor bersanding di Pengadilan yang mereka lakukan terus-menerus membela dirinya bahwa ia tidak bersalah, padahal KPK udah memiliki bukti yang kuat bahwa ia tersangka koruptor. Salah satu penyebab yang membuat manusia seperti binatang adalah kekuasaan karena semakin tinggi kekuasaannya maka semakin pula ia mencari jalan untuk terus menaikkan derajatnya di mata manusia walaupun banyak dari manusia yang melegalkan cara haram agar dapat di hormati oleh manusia lainnya. Sekian komentar dari saya.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Banyak kasus mengatasnamakan agama, dalam hal ini agama mayoritas Islam. Baru-baru ini kita mendengar ribut-ribut organisasi pembela islam yang seolah berlagak coboy kacangan memecah keheningan kota. Orasi-orasi tak bersubstansi, teriak-teriak maling, atau yang lebih parah sampai melempar kotoran sapi ke halaman gedung DPRD DKI Jakarta. Sebuah realitas muslim yang hancur, hampir hancur.
BalasHapusSaya yakin dibalik semua kerusuhan yang mereka buat beberapa waktu lalu,terdapat kepentingan oknum. Mereka FPI, ditunggangi partai utama koalisi yang belum lama ini menjadi headline di semua media massa atas keberhasilannya menguasai dewan perwakilan. KMP, atau lebih tepatnya para politisi Gerindra. Kenapa saya berpikiran seperti itu? Karna hubungan antara Ahok-Gerindra yang sedang senggang dan memanas. Lagi pula, organisasi sebesar FPI tak mungkin bergerak memobilisasi masa sampai luar daerah hanya untuk menolak Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Jokowi. Tidak mungkin. Toh kalo kasusnya entengan paling-paling mereka dibayar nasi bungkus oleh Korlap FPI. Cara menilai sebuah demonstrasi itu dibayar atau ditunggangi oknum sebenarnya mudah, oknum-oknum yangmemiliki kepentingan tertentu biasanya terlihat ketika sudah ada gertakan dari pengamanan polisi seperti penembakan water canon yang menyebabkan kerumunan massa langsung bubar meninggalkan TKP. Atau terlihat ketika bentrokan benar-benar terjadi. Ada saja yang kabur, seperti Korlap FPI Novel.
Dari sini terilhat cara pandang dan berfikir seorang manusia. Menghalalkan segala cara jelas merupakan sifat binatang. Membuat kerusuhan kacangan apalagi. Soal agama di politisasi? Harap maklum, mungkin demokrasi Indonesia hanya baru sampai situ.
Manusia dan sifatnya. Sebuah refleksi hidup yang sebenarnya memiliki arti dan makna mendalam bagi semua manusia. Bahkan mungkin binatang sekali pun, apabila ia mengerti. Tapi, pada dasarnya manusia itu baik. Hanya saja, kebinatanganlah yang sering menguasai diri daripada kadar rasionalitas.
TITA NURMALA – P.IPS B 2014
Memang benar adanya bahwa kinerja otak manusia yang tidak bekerja dengan baik dapat mempengaruhi bagaimana manusia itu berperilaku. Akan tetapi saya tidak setuju jika manusia disandingkan maupun diberi label dengan kebinatangan nya. Karena memang manusia itu sangat jauh lebih baik tercipta daripada binatang.
BalasHapusManusia di beri akal,perasaan dll. Manusia mampu menjadi pengatur situasi mahluk hidup yang ada dibumi,sayangnya manusia tidak memaksimalkan apa yang di beri oleh tuhan. Anggapan bahwa kebinatangan manusia seperti manusia tidak memiliki akal sehat
BalasHapusilham mahardhika wibowo
BalasHapusPend.IPS /b
ya benar pa yang dikatakan bapak nusa, di jaman sekarang seseorang hanya memikirkan masalah perut saja, hanya memikirkan egonya saja, tidak memikirkan masalah besar yang ada pada dirinya, salah satunya ini sifat kebinatangan nya,seseorang akan sadar dirinya salah setelah mengalami musibah oleh allah SWT, tidak intropeksi pada dirinya sendiri, maka dari itu butuh kesadaran bagi seseorang dalam hatinya tentang membebaskan diri dari kebinatanganna
Ahmad zakaria p.ips b 2014
BalasHapusSebenarnya kebinatangan itu udh ada di dalam diri kita, seperti apa yang bapak jelaskan tadi masalah 3 otak yang menjadi satu kesatuan. Yang termasuk kebinatangan yaitu otak reptil dan otak emosi. Dimana setiap orang kalau sudah tidak terkendali dengan emosinya akan menghancurkan diri sendiri. Contoh dari seseorang kebinatangan, yaitu : alex sudah selesai memotongkan daging-daging kurban, dan amoy hanya menjadi ketua pelaksanaan kurban. Pada saat pembagian daging kurban amoy paling banyak mengambil dan ketika ia ambil si alex bilang ke amoy " dasar. Jadi ketua pelaksana aja ambil daging banyak, kami yang dari tai memotong daging hanya segini?. Dasar bajingan". Nah dari situlah kita liat seseorang serakah dengan jabatannya padahal kecapean seseorang yang di nilai.
kita hidup pada zaman dimana anjing adalah sesuatu kata yang kasar. kadang perbuatan kita jauh lebih "kasar" dari pada anjing itu sendiri.
BalasHapusrayiasyhada
p.ips b
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
BalasHapusSaya Nadea Uzmah dari P.IPS B 2014.
Saya setuju dengan tulisan Bapak ini. Sesungguhnya Allah SWT. menciptakan manusia sebagai makhluk yang lebih sempurna dari makhluk lain bahkan malaikat yang tidak pernah melakukan perbuatan dosa. Lalu mengapa manusia disebut makhluk yang sempurna padahal manusia sangat sering melakukan perbuatan dosa? Disinilah kesempurnaan manusia. Malaikat mempunyai akal tetapi tidak mempunyai nafsu, binatang tidak mempunyai akal tetapi mempunyai nafsu, sedangkan manusia mempunyai akal dan nafsu. Nafsu itulah yang membuat manusia menjadi makhluk yang lebih sempurna dari makhluk lain. Manusia dituntut untuk menahan nafsunya karna itulah manusia diberikan akal. Tetapi bila manusia tidak bisa menahan nafsunya dan tidak memakai akal sehatnya maka manusia sama saja dengan binatang bahkan lebih rendah dari binatang. Binatang tidak mempunyai akal sehingga mereka tidak bisa menahan nafsu.
Eka Puji Haryani
BalasHapus4915142823
P. IPS B 2014
Sebearnya didalam Al-Qur'an sudah dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna dari makhluk-makhluk lainnya.
Manusia dikatakan baik apabila iya menggunakan akalnya.
Manusia yang seperti binatang itu adalah manusia yang lebih mengutamakan nafsu daripada otak.
Jadi kita sebagai manusia yang sejati harus lebih menggunakan atau mengutamakan otak daripada nafsu belaka.
Fasubkhanali
BalasHapusP.IPS B 2014
4915142808
Sebagai manusia, kita memang sering kali melakukan tindakan yang mencerminkan binatang. Bahkan lebih hina daripada binatang. Sesuai dengan tulisan diatas. Manusia sering kali hanya mementingkan kepentingan perut dan bawahnya. Tak perduli apakah orang di sebelahnya itu sedang sekarat, sakit atau kelaparan. Yang terpenting perut dan bawahnya itu merasakan kepuasan. Sungguh ironi. Semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat seperti itu. Dan untuk kritik atau saran untuk tulisan diatas, mungkin akan lebih menarik bila ayat yang dicantumkan diatas juga disertai dengan tulisan Arabnya.
Terima kasih.
Komentar saya, dapat disimpulkan bahwa artikel ini menjelaskan betapa bermaknanya berkurban pada hari raya idul adha yang dilakukan oleh umat beragama islam. Berkurban merupakan penghapusan sifat kebinatangan umat manusia. Sifat kebinatangan itu misalnya seperti yang di contohkan diatas membuang bayi kedalam tempat sampah dan itu perbuatan yang sangat tidak disukai oleh Allah. Tidak hanya menghapus sifat kebinatangan manusia, berkurban merupakan upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Jadi , kita sebagai umat manusia yang beragama islam harus lebih memahami pentingnya berkurban. (Siti Nur Rosdiana , P.IPS A 2014)
BalasHapusAssalamualaikum pak
BalasHapusSaya Ma'mun Raka Arief
P.IPS A'14
Iya pak saya sangat setuju, tapi banyak juga pak yang selalu rajin berqurban tiap tahun tapi sifat kebinatangannya ga pernah ilang-ilang. Para koruptur misalnya, Astagfirullahaladzim.
Terimakasih pak
(Dian Halimatussa'diyah P.IPS B 2014) Dari menghilangan sifat kebinatangan yang ada pada diri kita ini kita juga jadi mengingat kisah nabi adam, tentang qobil dan habil yang memberikan hasil jerih payahnya sebagai bukti ketaatnya kepada Allah. Dan nabi ibrahim yang hendak menyembelih anaknya sendiri atas perintah allah, tapi di gantikan dengan domba. Dari situ jelas bahwa zaman nabi sudah dianjurkan untuk berkurban dengan hewan ternak semata karna allah ta'ala dan kita bisa berbagi dengan sesama muslim yang lebih membutuhkan.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat bapak. Sebenarnya manusia itu gampang sekali tersulut emosi, padahal emosi sendiri dapat menjerumuskannya. Emosi itu bisa dicegah dengan lebih bersabar dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Memang manusia jika sedang emosi sama halnya dengan hewan, namun kita manusia lebih berharga dibanding hewan karena mempunyai kelebihan yaitu akal. Jika kita sebagai manusia tidak mau disamakan dengan hewan maka ubah lah sikap kita dengan akal yang kita punya dan jangan menirukan sikap hewan.
BalasHapusEka Yuliyanti
P.IPS B 2014
4915142817
Saya setuju dengan pendapat bapak. Sebenarnya manusia itu gampang sekali tersulut emosi, padahal emosi sendiri dapat menjerumuskannya. Emosi itu bisa dicegah dengan lebih bersabar dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Memang manusia jika sedang emosi sama halnya dengan hewan, namun kita manusia lebih berharga dibanding hewan karena mempunyai kelebihan yaitu akal. Jika kita sebagai manusia tidak mau disamakan dengan hewan maka ubah lah sikap kita dengan akal yang kita punya dan jangan menirukan sikap hewan.
BalasHapusEka Yuliyanti
P.IPS B 2014
4915142817
Assalamualaikum wr. wb
BalasHapusDari judulnya aja sudah mengerikan "kebinatangan manusia". Apalagi kita baca serius di cerita ini, pasti akan tersentuh hati kita. Semua orang pasti punya sifat kebinatangannya masing-masing. Selanjutnya dari manusia nya masing-masing yang mau berusaha keluar dari sifat kebinatangannya. Menurut saya cerita ini dan kesimpulannya sangat menyentuh kehati.
Terimakasih.
Manusia termasuk dalam kingdom Animalia dimana, kita satu kingdom dengan hewan namun yang membedakan kita memiliki akal yang bisa digunakan sehingga membedakan manusia dari makhluk lainya, akal merupakan sebuah alat untuk bertahan hidup yang hebat, dimana kambing hanya punya tanduk tapi manusia punya akal yang superior. namun sering sekali akal manusia digunakan untuk membunuh dan merusak manusia itu sendiri. banyak pertumpahan darah dimana-mana yang seharusnya tidak perlu karena manusia punya akal yang seharusnya membangun umat manusia itu sendiri. namun sifat alami Binatang manusia itu sendiri yang merusak manusia.
BalasHapusMasih banyak sekali di jaman sekarang manusia yang tidak bisa mengendalikan diri karena otak reptil dan otak emosinya, bahkan mungkin kita salah satunya. Dari 3 bagian otak bila kita bisa mengendalikan dan menyeimbangkan ketiganya hidup pasti akan berjalan dengan baik dan kita akan terbebas dari sisi kebinatangan. Pungki Kusdwi P.IPS A 2014
BalasHapusTeori evolusi Darwin yang mengatakan manusia awal mulanya ialah kera sudah dibuktikan salah oleh para ilmuan yang melakukan penelitian berulangkali. Namun, mengkurbankan binatang ternak memang secara tidak langsung memberikan gejolak yang berbeda-beda antara pengorban dengan penyembelih. Manusia memang memiliki otak reptil, emosi dan neo ditambah dengan hawa nafsu yang keduanya mempengaruhi tindakan seseorang. Jika hanya otak yang berjalan dan hawa nafsu tidak mendukungnya, maka tindakan tidak akan terjadi. Itulah yang membuat manusia sebagai makhluk yang sempurna. Manusia memiliki tantangan yang lebih berat yaitu mampu mengendalikan otak dan hawa nafsunya dengan baik. Wafa Nurul Annisaa-Pendidikan IPS B 2014
BalasHapusReza Priyantama
BalasHapusP.IPS B 2014
4115144105
Manusia diberikan akal oleh sang pencipta agar menjadi makhluk sempurna dan derajatnya lebih tinggi diantara makhluk lainnya. Tetapi manusia juga bisa lebih rendah dari binatang, itulah yang dapat saya simpulkan dari tulisan bapak ini.
Memang otak manusia sudah didesain sedemikian rupa oleh sang pencipta. Kita dianugerahi dengan otak reptile dan otak emosi untuk membantu kita terhindar dari suatu kejadian tetapi jika kita tidak bisa mengendalikannya,maka otak tersebut akan menjerumuskan kita ke hal-hal yang diluar nalar manusia.
Ini semua terbukti, banyak kejadian pembunuhan dan kejadian-kejadian sadis yang hewan pun tak ada yang melakukannya, melainkan manusia yang melakukannya. Itu merupakan gambaran dari rendahnya manusia dari binatang.
kebinatangan dalam diri manusia bisa juga dikurangi dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, seperti lebih banyak membaca Al- Qur'an dan berdzikir
BalasHapusArif Akbar
4915144102
PIPS B 2014
assalamualaikum wr wb
BalasHapusRijalul Fahmi
4915145529
P.IPS B 2014
memang manusia mempunyai sisi kebinatangan yang kadang-kadang sisi kebinatangan itu lebih besar dari sisi kemanusiaan, artikel bapa ini membuat kita bisa menilai diri kita,apakah kita masih memiliki sisi kebinatangan dalam diri kita, betul sekali kata bapa bahwa pemotongan hewan kurban memberikan pelajaran bagi kita untuk membunuh sisi kebinatangan dalam diri kita agar kita menjadi manusia seutuhnya, saya perbah belajar bahwa manusia itu bisa lebih baik dari malaikat dan bisa leih buruk dari binatang itu semua yang menentukan adalah amal perbuatannya saya bisa banyak belajar dari artikel ini bahwa kita harus bisa membunuh sisi kebinatangan kita agar kita tidak menjadi lebih buruk dari bintang
wasalamualaikum wr wb
saya setuju dengan tulisan ini manusia sejati harus membebaskan diri dari kebinatangannya, sesungguhnya manusia makhluk yang memiliki derajat paling tinggi diantara makhluk lainnya karena manusia diberikan akal dan nafsu dan sungguh tinggi derajat manusia apabila ia bisa memakai akalmya dan bisa mengendalikan hawa nafsunya
BalasHapusYUNIARSIH
P.IPS A 2014
Bahasa lnya terlalu ilmiah pak. Jadi mungkin sebagian orang jadi malas membacanya. Tapi bermanfaat juga tulisan ini untuk renungan, betapa buruknya salah satu sisi kita selaku manusia, yang bisa lebih hina dari bunatang
BalasHapusAnggun trihapsari
BalasHapus4915142820
P.IPS B / 2014
Otak reptil memang sudah ada sejak kita lahir, dan mungkin benar bahwa kita membutuhkan itu. Dari penamaannya saja sudah 'otak reptil' yang berarti otaknya reptil. Otak yang memiliki sifat seperti reptil, was-was penuh kecurigaan dan asal menyambar. Mungkin inilah yang membuat manusia sering dikatakan mirip binatang, bisa juga lebih rendah dari binatang.
Biasanya otak reptil aktif pada manusia yang memiliki perilaku dan emosi yang negatif. inilah yang harusnya kita bisa cegah agar jiwa fisik dan rohani terus memiliki energi positif agar otak reptil bisa dikontrol.
edward kurnadi
BalasHapusp ips b
4915145637
sesungguh nya allah menciptakan menusia sangat sempurna telah di beri akal dan juga nafsu tapi saat disitulah ketika manusia itu dibilang sempurna ketika akal mereka bisa mengendalikan nafsu dengan sebaik baiknya maka ia lebih baik dari malaikat dan sebaliknya jika nafsu yang mengendalikan akal mereka maka mereka lebih hina dari seekor binatang
jadi manusia harus bisa mengendalikan dirinya agar tidak mengeluarkan sifat kebinatangannya
Nama : Joddy Hermawan
BalasHapusKelas : P.IPS B 2014
No Reg: 4915142810
Tulisan yang ini menurut saya bagus, yang saya tanyakan apakah otak reptil itu benar benar ada atau sebutan saja ? yang tidak saya habis pikir, apa yang terjadi apabila otak reptil dan emosi bekerja saat bersamaan ? apakah bisa terjadi hal yang tidak tidak ?
Nama : Sandra Puspita Sari
BalasHapusKelas : P.IPS B 2014
No.reg : 4915144094
Assalamu'alaikum pak. Saya ingin memberi komentar pada tulisan bapak.
Saya setuju dengan bapak, bahwa manusia memiliki sifat kebinatangan. Sifat kebinatangan tersebut muncul ketika manusia emosi sehingga menimbulkan fikiran negatif. Fikiran negatif tersebut dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Seperti yang pernah kita lihat banyak orangtua yang tega membunuh anaknya sendiri, bahkan sebaliknya. Hal tersebut terjadi karena emosi yang sudah tidak dapat terkendalikan.
Emosi yang seperti ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan seseorang. Kondisi kejiwaan seseorang dapat terguncang, bahkan dapat menyebabkan depresi.
Jadi, kesimpulannya manusia harus dapat mengontrol emosi dengan baik. Dengan emosi yang stabil, maka manusia telah mengalahkan sifat kebinatangannya.
Dalam pada itu, untuk menjaga sisi kebintangan manusia—ia harus cermat dalam mengarahkan hasratnya. Hanya saja, agak miris ketika melihat gejolak yang terjadi pada saat ini. Deretan kasus-kasus yang ada sekarang, cukup mengherankan buat saya. Padahal, satu hal yang saya yakini, mengapa Tuhan menganugerahi manusia dengan akal (pikiran), agar supaya hal-hal “kebinatangan” seperti itu tidak terjadi dan tidak dilakukan manusia. Akal (pikiran) itu berfungsi sebagai filter dan pengendali “sisi-sisi liar” manusia. Akan tetapi, tetap saja sisi-sisi liar manusia lebih dominan daripada fungsi akal (pikirannya).
BalasHapusMoh.ramadhan
P.IPS B 2014
4915144099
Miftahul Falah
BalasHapusP. Ips B
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara ciptaan ALLAH SWT yang lainnya. Kesempurnaannya itu ada, karena manusia diberikan akal dan nafsu. Itulah yang membedakan manusia dengan mahkluk yang lainnya. Manusia di berikan akal untuk berpikir sebelum melakukan suatu perbuatan, sedangkan nafsu di berikan di saat manusia sedang melakukan suatu tindakan. Terkadang kedua kelebihan yang telah di berikan itu, dapat menjerumuskan manusia ke tempat yang paling hina melebihi binatang.
Jadi Manusia bisa di katakan makhluk sempurna apabila akal dan nafsunya bisa berjalan dengan baik, dan bisa di katakan makhluk yang paling hina jika akalnya tidak berjalan dan hanya mengikuti hawa nafsu semata.
Manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khilafah dimuka bumi. Jelas disini bahwa manusia dituntut untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat memimpin dirinya sendiri dan orang lain. Manusia adalah makhluk yang paling baik karena memiliki akal, sedangkan binatang tidak, lalu manusia memiliki nafsu sedangkan malaikat tidak. Inilah yang membuat manusia harus menggunakan akalnya untuk melakukan kegiatan apapun agar yang dilakukan nya tidak seperti kelakuan binatang yang tidak memiliki akal dan tidak tau malu.
BalasHapusSri Rahayu P.IPS A 2014
Assalamu'alaikum, wr,wb, Pak Nusa.
BalasHapusSetelah saya membaca keseluruhan dari artikel bapak. Sungguh saya merasa sangat mendapatkan pengetahuan baru, terlebih tentang pengetahuan biologis otak manusia yg belum pernah saya baca sebelumnya. Saya rasa bapak termasuk tokoh yang hebat, yg bisa menggabungkan pengetahuan ilmiah dengan beragam argumen bapak yang menarik didalam nya.
Mengenai kebinatangan dalam diri manusia, saya setuju dengan pendapat bapak bahwa: MANUSIA SEJATI HARUS MEMBEBASKAN DIRI DARI KEBINATANGANNYA. karena sejatinya manusia itu memiliki sifat yg baik, namun terdapat beragam kesesatan yg mengelilingi nya hingga manusia itu bisa menunjukkan sikap kebinatangan yg juga ada dalam dirinya.
Disinilah sebuah iman&kepercayaan dalam beragama yg dianut manusia itu menjadi benteng terbesar untuk diri nya dalam menjalani kehidupan ini.
Semoga kita bisa menjadi manusia yg kembali fitrah yg mampu mengendalikan sikap terburuk, untuk menjalankan segala sikap terbaik yg ada dalam diri kita
Sekian komentar saya, terimakasih.
Wassalamua'laikum, wr,wb.
Afda Fauziyah / 4915142818 / IPS A 2014
Nama : Taufik hidayatulloh
BalasHapusNIM : 4915145638
kelas :P.IPS
Salah satu hikmah mengapa Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba adalah bahwa Allah tidak mau manusia dijadikan Qurban. Allah menjadikan hewan sebagai qurban. Ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang sangat mulia di sisi-Nya. Maka sungguh aneh kalau di zaman sekarang ada orang yang dengan mudahnya mengorbankan sesama manusia demi mengejar kepentingan pribadinya. Dan tersirat pula pesan yang ingin memaklumkan manusia agar tidak lagi menginjak-injak manusia lain dan harkat kemanusiaannya.
secara historis pun ada pelajaran penting yang bisa kita renungkan. pada masa Nabi Ibrahim a.s hidup, sekitar 4300 tahun lalu, menjadikan manusia sebagai sesaji adalah hal biasa. Di Mesir kuno, setiap tahunnya selalu dilaksanakan kontes kecantikan, dan yang terpilih akan ditenggelamkan di Sungai Nil sebagai persembahan kepada dewa. Di Mesopotamia (Irak) yang dijadikan sesaji adalah bayi. Di Aztek, yang dijadikan sesaji adalah para pemuka agama. Digantinya Ismail dengan seekor domba menandai lahirnya revolusi besar dalam sejarah peradaban manusia, yaitu dihapuskannya pengorbanan manusia. Manusia itu terlalu mahal untuk dikorbankan. Hikmahnya, manusia harus dihormati manusia, jangan mengorbankan manusia, bahagiakan manusia, dan bantu mereka yang membutuhkan bantuan.
Nama : Rizky Marlina
BalasHapusNim : 4915141034
Jurusan : P.IPS A
Saya sangat setuju dengan tulisan Bapak, karena memang banyak manusia yang berkelakuan seperti binatang, contohnya seperti yang pernah saya dengar diberita ialah seorang pria yang tega membunuh keluargaa pacarnya karena ibunya tidak menyetujui hubungan mereka. Ayah yang tega memperkosa anaknya sendiri karna untuk nafsu belaka. Mungkin mereka lebih dari binatang. Tidak mungkin kalau mereka seorang manusia akan melakukan seperti itu. Karena seorang manusia akan menggunakan akal pikirannya, sedangkan binatang tidak menggunakan akal pikirannya.
Benar apa yang bapak katakan, banyak manusia yang kelakuannya lebih keji dari binatang. Akal mereka terkalahkan oleh nafsu dan amarahnya.
BalasHapusHaryani
P.IPS A 2014
4915141015
Nama Ade Nur Hasanah
BalasHapusP. IPS B 2014
4915142814
Saya baru mengetahui bahwa otak manusia terbagi 3 dari bapak yaitu otak reptil , otak emosi dan otak neokorteks. Apabila memang kita mempunyai otak reptil dan cenderung bisa berperilaku layaknya binatang atau bahkan lebih buruk dari binatang. Kita harus mengatur bagaimana otak reptil ini kita siasati untuk hal positif. Perlu nya informasi bahkan ceramah tentang pencerahan agar kita tidak lebih dari menggunakan otak reptil yang menjadikan diri kita agar tidak lebih buruk bahkan sama seperti binatang.
Sekian dan terimakasih..
Salwa salsabila p.ips B no reg 4915144083
BalasHapusmanusia diciptakan dengan sempurna, manusia diberi akal sangat berbeda dengan hewan tapi terkadang manusia itu mirip dengan hewan karna tidak di pergunakan akal manusianya, hewan itu tidak mempunyai akal jadi seenaknya hewan itu, kalo manusia harus bisa bersyukur karna manusia itu sudah diberikan tuhan akal jadi digunakanlah akal itu jangan sampai akal itu tidak digunakan malah mempunyai sifat seperti hewan. Manusia itu makhluk yang sempurna.
Benar kata bapak terkadang manusia bersika layaknya seekor binatang. Mereka tidak dapat berfikir jernih karena kalah dengan hawa nafsu dan segela amarah mereka. Jadi mereka bisa bertindak layaknya bintang
BalasHapusAmbari Enggar S S
P.IPS A 2014
4915141021
Setiap manusia memiliki sifat kebinatangan.
BalasHapusKebanyakan manusia sadar atau tidak sadar seringkali terjebak oleh ego dan nafsunya sendiri, jika manusia tidak bisa mengendalikan ego dan nafsunya, sifat kebinatangannya akan muncul seperti terjadi penyelewengan, penyimpangan, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan,dll. karna nafsu itu tidak akan pernah merasa puas seolah-olah tidak ada hentinya dan merasa serba kekurangan.untuk itu perbanyak ibadah, jauhi hal-hal yang buruk agar tidak mudah terpengruh.
- Windrti P.IPS B 2014
Menurut saya pada era reformasi telah memberikan perubahan yang cukup besar bagi indonesia untuk menjadi negara yang demokrasi. Terbukti dari rakyat yang di beri kebebasan dan memilih pemimpin tanpa paksaan. Reformasi juga memberikan kesempatan dan peluang bagi rakyat untuk ikut serta secara aktif menentukan arah dan kebijakan melalui berbagai mekanisme legal. Memang reformasi telah merubah indonesia menjadi negara demokrasi dan mendapat acungan jempol dari dunia internasional. Namun, kita semua menyadari reformasi belum sepenuhnya memahami harapan. Lihat saja, sekarang negara indonesia berada pada kondisi genting akibat ulah orang-orang yang kalah dalam pemilihan presiden mereka bersikap tidak ikhlas menerima kekalahannya. Mereka pun merampas kedaulatan rakyat dengan menggembalikkan pemilihan langsung oleh rakyat menjadi pemilihan oleh segelincir yang elit. Seharusnya, rakyat tidak diam saja dengan kondisi ini mereka harus bersatu dan bersiap-siap melawan bangkitnya orde baru dan menggembalikan reformasi politik indonesia yang sesungguhnya.
BalasHapus