Rabu, 01 Oktober 2014

KURBAN DAN KORUPTOR

Tradisi kurban berasal dari Nabi Ibrahim. Sangat lama Nabi Ibrahim menginginkan anak. Saat akhirnya memiliki anak, Nabi Ibrahim harus mengorbankan anaknya. Dalam mimipinya Nabi Ibrahim mendapat perintah untuk menyembelih anak yang telah diharapkan dalam tahun-tahun yang sangat panjang. Pastilah sangat berat. Memberikan apa yang sangat dicintai.

Sungguh berkurban sangat berat karena memberikan apa yang kita miliki, apa yang sudah  menjadi hak kita, apa yang telah kita upayakan dengan susah payah. Padahal kebanyakan manusia cenderung mengumpulkan apapun yang telah didapatkannya.

Berkurban tampaknya adalah ujian. Apakah kita lebih mementingkan diri sendiri, terperangkap dalam penjara ego yang sempit dan pengap atau mau mengulurkan ketulusan hati untuk berbagi?

Berkurban juga merupakan cobaan. Apakah kita sepenuhnya percaya pada Allah yang menentukan rezeki? Kebanyakan manusia tidak mau berbagi dan menyimpan sebanyak mungkin apa yang dimiliki, bahkan terkadang mengambil rezeki orang lain untuk menjamin kelangsungan hidup diri dan keluarganya pada masa depan. Ia lakukan itu karena takut tidak lagi memiliki cukup persediaan menghadapi hidup yang tidak semakin mudah. Bukankah anak-anak butuh biaya yang lebih besar untuk sekolahnya? Bukankah harga-harga barang terus meroket? Bagaimana menghadapi hidup yang semakin mahal jika tidak memiliki tabungan? Acapkali cara menghayati hidup seperti inilah yang menghambat orang untuk berani berbagi. Sebenarnya dalam penghayatan hidup seperti ini tersembunyi keyakinan yang lemah bahwa Allah yang mengatur rezeki dan hidup manusia. Ada sebongkah keraguan bahwa Allah yang mengatur hidup manusia.

Tentu saja tidak berarti kita tidak perlu menabung untuk hari depan. Namun, rasa takut kahabisan rezeki karena harus berkurban atau berbagi, sehingga menghimpun semua yang diperoleh dan tak memberi sedikit pun untuk berbagi, itulah yang berbahaya dan mengerikan. Karena ketidakbersedian berbagi disebabkan takut kehabisan rezeki merupakan sebentuk ketidakpercayaan bahwa Allah yang mengatur rezeki dan hidup.

Dengan berkurban kita sebenarnya menyembelih kekikiran dan kebhakilan yang tertanam dalam hati. Melalui berkurban kita membuang habis kotoran dalam diri dan harta sebagaimana muncrat mengalirnya darah kurban yang disembelih.

Percayalah berkurban itu lebih banyak menguntungkan kita yang berkurban daripada yang menerima pemberian kurban. Karena sejatinya bila berbagi seperti berkurban, kita sedang membersihkan dan menyelamatkan diri sendiri. Bukan menyelamatkan orang yang menerima pemberian.

Karena itu berkurban  sangat penting artinya, terutama bagi yang berkurban. Semoga semangat berbagi tidak berhenti pada saat berkurban. Berkurban adalah ritual yang pengaruhnya diharapkan berkelanjutan sepanjang waktu. Dengan demikian semangat berbagi menjadi bagian hidup kita sehari-hari.

Bersebalikan dengan berkurban adalah korupsi. Korupsi itu mengambil yang bukan hak. Merampas rezeki orang banyak. Uang yang seharusnya digunakan untuk meninggikan mutu pendidikan anak bangsa,  meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu atau bantuan sosial untuk orang miskin malah diselewengkan untuk menikmati hidup dalam kemewahan oleh para pejabat tinggi. Padahal gaji dan tunjangan yang mereka dapatkan dari jabatan itu sudah sangat berlebihan. Jauh di atas rata-rata yang didapatkan masyarakat.

Korupsi adalah praktik jahat penyelewengan kekuasaan dan kewenangan untuk memperkaya diri dan orang lain. Karena itu korupsi pasti menimbulkan pengaruh sangat buruk terhadap kepentingan publik. Jalan raya yang mestinya bagus mulus jadi penuh lubang dan membahayakan orang banyak karena dana pembangunannya dikorupsi. Biasanya dana yang dikorupsi berjumlah sangat besar. Sebab berasal dari dana pemerintah untuk berbagai program-program berskala besar.

Tidak mengherankan jika para koruptor bisa memiliki harta melimpah melampaui penghasilannya yang normal. Mereka benar-benar hidup bermewah-mewah di atas penderitaan orang banyak. Kebanyakan koruptor itu sama sekali tidak memiliki rasa malu, bahkan sering menuduh orang lain yang berbuat jahat dan tidak adil pada mereka, bila kasusnya dibawa ke pengadilan.

Lihatlah perilaku para koruptor yang sedang diadili dan sudah divonis. Mereka tanpa rasa malu membela diri seolah-olah tidak bersalah. Padahal berbagai bukti tentang jumlah berlebihan harta mereka yang dibeberkan di pengadilan, tidak pernah bisa mereka bantah. Di pengadilan mereka biasanya bersikap seperti tikus comberan saat dihadapkan pada bukti yang akurat dan saksi-saksi yang tidak terbantahkan. Namun, saat berbicara di media  tanpa rasa malu menuding  siapa pun sebagai pihak penuh kedengkian yang menyebabkan mereka menjadi tersangka korupsi. Biasanya tudingan itu tanpa bukti, hanya spekulasi murahan.

Ingatlah kembali saat Anas Urbaningrum menyebut Nazaruddin melakukan halusinasi saat menuduhnya sebagai koruptor. Namun sidang pengadilan membuktikan dengan sah dan meykinkan bahwa Anas Urbaningrum adalah koruptor. Karena itu,

PARA KORUPTOR SEBAIKNYA DIJADIKAN KURBAN.

27 komentar:

  1. Fitri Rizka Maulia 4915141028 P.IPS A 2014.
    kesenjangan sosial di Indonesia cukup tinggi, ditambah lagi orang-orang yang sudah kaya dan memiliki kekuasaan, seenaknya mengambil uang rakyat, membuat kesenjangan sosial semakin tinggi. "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin" itulah fakta yang ada. Saat hari raya idul Adha semua orang akan sama rata tanpa kesenjangan sosial, karena banyak orang-orang dermawan yang ingin membagi rezekinya kepada sesama, kepada mereka yang untuk membeli beras saja sulit apalagi untuk membeli daging. Biarkann saja para koruptor itu terhasut bisikan jahat sehingga dengan mudah mengambil uang rakyat tanpa merasa bersalah, tentunya Allah akan membantu menyadarkannya. tulisan bapak yang ini membuat saya sadar bahwa masih banyak orang-orang yang dibawah kita tetapi teta selalu bersyukur.

    BalasHapus
  2. Saya setuju dengan tulisan bapak,,dengan cara berkuban kita dapat membersihkan hati dan pikiran kita dari sifat kikir dan belajar untuk berbagi terhadap sesama yang membutuhkan.Berbeda dengan para koruptor yang mengambil uang rakyat yang seharusnya uang itu di pergunakan untuk kepentingan sosial. Mereka tidak malu melakukan perbuatan tersebut. Bahkan mereka saling tuduh bila kasusnya di bawa kepengadilan.Tulisan bapak menceritakan realita kehidupan para koruptor yang bermoral burukk..Tulisan pak nusa pokoknya keren deh :) Nabila Chairina Pendidikan IPS A 2014

    BalasHapus
  3. Nama : Tri Arung Wirayudha
    Jurusan : Pendidikan IPS (A) 2014
    Memang benar bahwa berkurban mengajarkan kita untuk peduli terhadap saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Jangan takut untuk berkurban karena berkurban tidak menjadikan kita jatuh miskin. Dan saya percaya bahwa Allah telah mengatur rezeki setiap orang sesuai dengan ketentuan-Nya.
    Memang sangat pantas bahwa koruptor dijadikan kurban, karena tindakannya yang tega merampas serta mengorbankan hak-hak orang yang tidak mampu. Sebaiknya hukuman bagi para koruptor diperberat tidak hanya hukuman seumur hidup tetapi juga ada hukuman penggal (dikurbankan).

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum pak
    Ma'mun Raka Arief
    P.IPS A'14

    Beuh betul sekali pak, kelakuan para koruptor lama-lama seperti binatang qurban juga. Hukumannya harus disembelih biar menimbulkan efek jera bagi para pejabat lainnya. Analogi bapak dalam postingan ini sangat bagus dan menarik, sehingga saya memilih postingan ini untuk dikomentari hehe
    Terimakasih pak

    BalasHapus
  5. Nama : Bonifacius Josua N. D.
    Kelas : P.IPS B 2014

    Selamat malam pak, dalam bacaan diatas saya sangat setuju tentang memberi kurban. Seseorang yang memberi kurban dari penghasilannya yang halal akan berpikir, "ini adalah hasil dari kerja keras saya, mengapa saya berbagi-bagi?" seperti itulah gambaran umumnya pribadi sekarang ini, tetapi akhirnya sang pemberi kurban akhirnya ikhlas memberi. Bandingkan dengan para wakil rakyat yang seenaknya mengambil uang rakyat yang pasti bukan dari usahanya.

    BalasHapus
  6. Dua hal berbeda namun begitu tepat Pak! Mereka yang korupsi seakan kehabisan akal bagaimana memperoleh uang dengan cara yang halal, padahal segala fasilitas yang sudah mereka terima bisa dibilang lebih dari cukup, namun tak sebanding dengan kinerja mereka yang hanya duduk-duduk santai menikmati gelimangan harta sementara masih banyak rakyat yang untuk makan saja mereka sangat sulit.
    Anak2 mereka bisa dengan mudah bersekolah di sekolah berstandar international, sedangkan masih banyak anak yang mereka mengorbankan waktu mereka yg seharusnya untuk mengenyam pendidikan justru bekerja keras membantu orang tua mencari rezeki, lantas dimana hati mereka?

    BalasHapus
  7. Berkurban memang sederhana namun sangat sulit dijalankan, mungkin bagi yang tidak mampu tidak diwajibkan namun bagi yang mampu kebanyakan dari mereka berkurban namun dijadikan ajang pamer. Ya pamer dengan diumumkan nama dan berapa sumbangan hewan yang dikurbankannya. Mungkin sudah menjadi takdir bahwa manusia memiliki sifat sombong dan lebih mementingkan diri sendiri.
    Wandahani (P.Ips B 2014)

    BalasHapus
  8. Assalamu’alaikum wr.wb

    Nama : Yuni Shofarani
    Kelas : Pendidikan IPS B
    Nomor Registrasi : 4915142798

    “KURBAN DAN KORUPTOR“ merupakan perbedaan yang sangat mencolok, orang-orang yang berkurban adalah orang-orang yang bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepadanya, tidak kufur atas nikmat yang diperolehnya, berbagi sesama makhluk Allah, dan sebagai rasa syukur atas karunia dan Nikmat Allah, sehingga dengan berbagi, nikmat Allah akan lebih terasa khidmat.
    Sedangkan koruptor termasuk orang-orang yang kufur atas nikmat yang Allah berikan kepadanya, merasa selalu kurang atas nikmat yang Allah berikan, sehingga berani menggambil sesuatu yang bukan termasuk haknya, mementingkan diri sendiri, dan membelakangkan kepentingan rakyat yang membutuhkan haknya, tanpa rasa bersalah melakukan hal yang tercela tersebut bahkan tidak mengakui hal tercela itu, dan kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa semua nikmat yang dirasakan selama ini adalah dari Allah. Apalah arti senang diatas penderitaan orang lain? Apalah arti senang di dunia apabila di akhirat nanti sengsara dengan azab Allah yang sangat pedih? Naudzubillah min dzalik, semoga kita bukan orang-orang yang termasuk didalamnya. Aamiin

    Wassalamu’alaikum wr.wb

    BalasHapus
  9. Sampai kapanpun koruptor di negara ini tidak akan habis. Kecuali, pemimpin di negara ini mempunyai hati yang bersih dan dapat bertindak tegas kepada bawahannya, bukan malah ikut ikutan minta uang "sogokan". Harusnya mereka malu orang yang hidup sederhana pun bisa berbagi dan berkurban sedangkan mereka juga berkurban tapi demi kekayaan sendiri.

    BalasHapus
  10. Memberdayakan hewan qurban aja sehrsnya pak -rayiasyhada p.ips b

    BalasHapus
  11. Memberdayakan hewan kurban saja pak alias jd peternak, diturunkan jbtnnya -rayiasyhada p.ips b

    BalasHapus
  12. Saya ahmad zakaria p.ips b 2014
    Menurut saya, koruptor itu memang cocok di samakan oleh hewan kurban. Dimana kita berkurban mengeluarkan dari sebagian harta, tetapi korupsi mengahabiskan uang rakyatnya. Maka dari itu yang duduk di DPR jangan bersenang-senang dahulu, karena di balik itu semua rakyat menderita. Mau hidup tentram? Jangan bilang korupsi kalau baru duduk di jabatan baru.

    BalasHapus
  13. sangat memalukan bila membandingkan dua hal tersebut, nabi Ibrahim yang mengorbankan anaknya demi perintah Allah sedangkan para koruptor yang mengorbankan uang rakyat demi perintah setan.
    yuniarsih
    P.IPS A 2014

    BalasHapus
  14. Reza Priyantama
    P.IPS
    B 2014
    4115144105
    Tulisan bapak yang satu ini sangat menunjukkan dua sisi yang berbeda di dalam kehidupan bermasyarakat.
    Yang satu berkurban demi dirinya sendiri dan orang lain, maksudnya dia berkurban untuk mensucikan hartanya dan membantu sesama yang kurang mampu dengan daging hewan yang ia kurbankan.
    Yang satunya lagi berkurban demi kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan masyarakat, maksudnya para koruptor hanya memikirkan cara mendapatkan uang yang banyak demi kepentingan diri sendiri tanpa memperdulikan itu uang siapa yang mereka ambil dan kerugian apa saja yang terjadi setelah uang masyarakat diambil olehnya.

    BalasHapus
  15. Nama : Joddy Hermawan
    Kelas : P.IPS B 2014
    No Reg: 4915142810

    Saya setuju sebenernya kita kurban itu untuk membersih kan diri dari kekikiran dan kebhakilan, dan koruptor yang seharusnya di sembelih hehe .

    Pertanyaan :
    1. Bagaimana cara orang yang tidak mampu membersihkan diri dari kekikiran dan kebakhilan ? apakah hanya orang mampu yang bisa membersihkan diri dari kekikiran dan kebhakilan ?

    BalasHapus
  16. menurut saya tulisan ini berkaitan dengan firman Allah yang artinya, "barang siapa yang mensyukuri nikmatku maka akan aku tambah, dan barang siapa yang kufur sesungguhnya azab Ku sangat pedih." begitu juga dengan tulisan ini yang menceritakan tentang orang yang bersyukur dengan berkurban dan Allah akan tambah terus nikmatnya. sedangkan orang yang kikir dengan berkurban dan lebih memilih untuk menimbun harta maka ia takut dengan kemiskinan dan ia akan selalu merasa kurang.

    BalasHapus
  17. Ass. Saya Syafrida Dea dari P.IPS A 2014
    Tulisan bapak mengenai kurban dan koruptor ini sangat unik karena menghubungkan dua hal yang berbeda antara kurban dan sikap para koruptor.
    Saya sangat setuju jika bapak mengatakan koruptor sebaiknya dijadikan kurban. karena sikap para koruptor sekarang tidak mencerminkan wakil rakyat yang seharusnya jujur dan membela rakyat. koruptor tidak lagi memikirkan kepentingan umum yang dipikirkan hanya keuntungan pribadi dan partai politiknya. Rakyat seperti boneka yang bisa dimainkan begitu saja. Bahkan, hukuman kepada para koruptor kelas kakap sangatlah ringan dan bahkan tidak sedikit yang dilindungi oleh para pejabat lainnya. sekarang kasus korupsi menjadi hal yang biasa ditelinga kita karena banyaknya kasus korupsi di indonesia.

    BalasHapus
  18. Assalamu'alaikum Wr. wb.
    Nama saya Nadea Uzmah dari P.IPS B 2014
    Pertama-tama saya mengucapkan Selamat Idul Adha bagi yang merayakannya hari ini. Semoga ibadah berkurban pada hari di terima oleh Allah SWT dan dapat membantu sebagian umat islam yang kekurangan.
    Saya sangat setuju dengan tulisan Bapak ini. Berkurbanlah jika kalian memiliki rezeki yang lebih. Sesungguhnya Allah telah menyuruhkan kepada umatnya di dalam surat Al-Kautsar ayat 1-2 "Sesungguhnya kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu, maka sholatlah untuk tuhan mu dan sembelihlah kurban". Berkurban memiliki banyak manfaat seperti yang Bapak sampaikan yaitu, mengurangi sifat kikir. Berkurban juga melatih kita untuk selalu berbagi dengan sesama manusia. Saya juga setuju dengan tulisan Bapak tentang seorang koruptor, yang sangat bertolak belakang dengan seorang yang berkurban. Sesungguhnya perbuatan korupsi itu sangat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Saya sangat setuju dengan kata-kata terakhir Bapak “PARA KORUPTOR SEBAIKNYA DIJADIKAN KURBAN”

    BalasHapus
  19. aya setuju dengan bapak tentang kurban dan korupsi ini. kurban adalah sarana pencucian harta yang mendatangkan banyak manfaat, baik bagi diri yang berkurban maupun bagi oranglain. sedangkan korupsi adalah sarana menumpuk kekayaan orang lain untuk kepentingan pribadi , hal ini sungguh tidak ada manfaatnya baik bagi koruptor apalagi oranglain. kalaupun ada manfaatnya bagi koruptor , itu hanya sebentar selebihnya ia akan merasakan hukuman dunia dan akhirat.
    Lika Satvarini
    PIPS B 2014

    BalasHapus
  20. iya benar kata bapak. seharusnya para2 koruptor di sembelih saja. karna sudah memberikan dampak negatif untuk masyarakat bahkan negara kita ini. jikalau saja para-para pejabat tidak kokoh dlam pendirinnya dlam korupsi. negara kita ini bakal menjadi negara yang bersih dan makmur

    BalasHapus
  21. Manusia adalah makhlul yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka miliki. Ketika mereka sedang bergelimang harta, mereka berfoya-foya tanpa harus memikirkan orang-orang yang masih ada dibawahnya. Tapi, ketika mereka berada dikesulitan, mereka akan mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan uang dan jabatan. Mereka lupa tujuan mereka untuk hidup. Sebagai seorang manusia, seharusnya kita tidak pelit untuk berbagi. Dalam tulisan bapak, saya setuju kebalikan dari berkurban ialah para koruptor yang mengambil hak rakyat untuk kepentingan diri sendiri. Jarang sekali para pejabat daerah dan lain-lain yang tidak tersangkut kasus korupsi. Wafa Nurul Annisaa - P. Ips B

    BalasHapus
  22. Saya percaya rezeki tiap manusia sudah diatur oleh Allah swt jd seharusnya kita tidak usah khawatir akan kehabisan jika kita berbagi atau berkurban untuk sesama. Kebaikan pasti pun akan dibalas dengan kebaikan. Saya suka sekali dgn kalimat "dengan berkurban kita sebenarnya menyembelih kekikiran dan kebhakilan yang tertanam dalam hati." Pungki Kusdwi P.IPS A 2014

    BalasHapus
  23. Miftahul Falah
    P.ips B

    Setuju sekali dengan tulisan dan pendapat bapak, bahwa seorang koruptor itu sebaiknya diqurbankan saja seperti hewan qurban lainnya. Agar para koruptor tidak menjadi penghambat kemajuan dalam menuju suatu kebaikan.

    BalasHapus
  24. Saya setuju pak harusnya para koruptor sadar mana hak dan mana bathil. Bukan mengambil semaunya sesuka hatinya. Itupun mungkin mereka tidak melaksanakan kurban

    BalasHapus
  25. Iyah benar sekali. Berkurban merupakan hal yang harus di lakukan bagi orang yang mampu. Apaalagi yang sudah bergelimang harta. Memang terlihat sederhana bagi yang sudah mampu,namun kita harus berpikir bahwa di situlah jembatan kita untuk menuju syurga-Nya Allah S.W.T. Saling berbagi dan mengasihi,memberikan hak nya kepada yang membutuhkan,bukan seperti para koruptor yang justru sebaliknya. Mereka merampas hak orang lain yang bukan haknya sendiri. Semenah - menah mengambil uang pemerintah yang seharusnya di peruntukan untuk warganya,untuk masyarakat nya yang membutuhkan,selayaknya tikus yang menggrogoti apapun yang di sukainya. Seharusnya di Indonesia harus di terapkan hukum Islam yang mutlak,agar semua orang yang melakukan korupsi jera dan tak ada lagi yang semenah-menah. Karna hukum Allah lebih nyata dan lebih jera dibanding hukum yang di buat oleh pemerintah itu sendiri .(Zikri Sharu R-P.IPS B 2014)

    BalasHapus
  26. Windarti
    P.IPS B 2014

    Koruptor memang pantas dijadikan kurban. Koruptor itu layaknya hewan,
    mereka hanya mempunyai akal untuk mengakali orang banyak.
    Entah pikiran mereka dimana,
    mereka tak sedikitpun malu bahkan tak menyadari kalau ia menyakiti orang banyak,
    Meraka tak berpikir bahwa banyak diantara kita yang mati kelaparan,
    hak orang miskin dirampas demi memperkaya diri.
    Alangkah indahnya jika semua koruptor disembelih secara berjama'ah,dan dipertontonkan secara live di televisi.

    BalasHapus
  27. Sekali waktu saya pernah bermimpi bisa mengadili para koruptor, tentunya dengan cara saya sendiri. Bukan hukuman berat atau denda sekian ratus juta. Sederhananya, sekarang ini banyak gunung-gunung aktif yang mulai erupsi. Sudah sepantasnya para koruptor “dicemplung” saja ke gunung-gunung yang murka tersebut. Konyol memang. Tapi lebih konyol lagi banyak wakil rakyat yang dengan sadar melakukan tindak pidana korupsi berjamaah, namun hukuman pidananya tidak setimpal dengan perbuatannya. Sungguh konyol dan sangat disesalkan sekali. Rakyat sudah terlalu bosan dengan pemberitaan korupsi disana-sini. Bagaimana bisa anak yang mencuri sendal dengan harga 30.000 di masjid bisa sama hukumannya dengan koruptor yang korupsi milyaran rupiah? Lucu memang. Menurut saya, para pengadil di kejaksaan Tipikor harus lebih serius dalam menindak para koruptor kelas kakap ini. KPK sudah bekerja sekeras mungkin untuk mengungkap misteri korupsi wakil-wakil rakyat dan rakyat sekarang percaya sepenuhnya kepada KPK. Kini, pengadil harus lebih bijak untuk memberikan hukuman yang setimpal kepada para terpidana korupsi.
    TITA NURMALA-P.IPS B 2014

    BalasHapus

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd