Jumat, 03 Oktober 2014

SEPTEMBER CERIA

Di ujung kemarau panjang
Yang gersang dan menyakitkan
Kau datang menghantar berjuta kesejukan

Kasih, kau beri udara untuk nafasku
Kau beri warna bagi kelabu jiwaku
Tatkala butiran hujan
Mengusik impian semu
Kau hadir disini, dibatas kerinduanku

Kasih, kau singkap tirai kabut hatiku
Kau isi harapan baru untuk menyongsong
masa depan bersama

Reff.
September ceria, September ceria
September ceria, September ceria
September ceria milik kita bersama

Ketika rembulan tersenyum
diantara mega biru
Kutangkap sebersit isyarat di mataku

Kasih kau sibak sepi di sanubariku
Kau bawa daku berlari di dalam asmara
Yang mendamba bahagia

              *****
Lagu Vina Panduwinata ini dulu sangat terkenal. Ada sedikit keunikan pada lagu ini. Judul dan syairnya menunjukkan keceriaan dan kebahagiaan. Tetapi dinyanyikan dengan mello, bernuansa sedih. Terasa sekali ada suasana paradoks.

Mungkin suasana paradoks ini merupakan realitas negara bangsa sejak dahulu. Untuk waktu yang sangat lama, selama orde baru berkuasa, akhir September dan awal Oktober ada sebuah ritual yang agak mengerikan. Film tentang Gerakan 30 S PKI diputar di TVRI dan disiarkan secara nasional, setiap tahun. Anak-anak sekolah diwajibkan menonton dan para guru menugaskan para murid membuat laporan hasil menonton film tersebut. Isinya pastilah tentang kekejaman PKI terhadap para petinggi TNI AD. Pusat kekejaman itu bertempat di Lubang Buaya Halim. Ada upacara kunjungan Suharto ke tempat itu yang disiarkan secara nasional.

Kekejaman PKI kembali diungkapkan dengan cara yang dramatis. Sungguh sebuah cara yang terencana, sistematis, dan terstruktur membangkitkan kebencian pada PKI. Sebuah cara peringatan yang mengerikan, karena membangkitkan kebencian dan dendam. Sikap yang tidak sepantasnya ditanamkan pada generasi baru yang akan membangun negara bangsa ini pada masa depan.

Keeseokan harinya, pada tanggal 1 Oktober seperti hari ini, diadakan lagi upacara yang disebut sebagai hari Kesaktian Pancasila. Cerita yang dipopulerkan adalah kepahlawanan Suharto, tokoh utama orde baru. Disebut Kesaktian Pancasila, namun yang ditonjolkan adalah kehebatan Suharto. Cara membangun citra yang tidak bagus. Karena Pancasila dipersonifikasikan dengan seorang pribadi. Bukan kebetulan saat Petisi 50 mengkritik kebijakan Suharto, mereka disebut kelompok anti Pancasila.

Bagi sebagian orang yang mengalami peristiwa mengerikan pada tahun 1965 saat PKI berkhianat, amat terasa cara peristiwa itu diperingati dengan sangat kuat warna kultus pribadi yang meninggikan Suharto, dan hebatnya TNI AD. Sebenarnya tidaklah mengherankan, karena peristiwa itulah yang menjadi dasar dan alasan berkuasanya Suharto.

Dimana paradoksnya?

Kekejaman PKI sangat ditonjolkan dengan cara yang sungguh bisa memunculkan kemarahan dan dendam. Tetapi ironisnya ada kejadian yang tak pernah diungkap oleh orde baru. Kejadian yang boleh jadi lebih kejam dan sadis yaitu pembantaian  rakyat Indonesia setelah peristiwa G 30 S PKI tersebut.

Beberapa nukilan berita di bawah ini semoga bisa menggambarkan
kekejaman itu.

Apa Kabar Penuntasan Pelanggaran HAM Berat 1965-1966?
JAKARTA, KOMPAS.com — Empat puluh delapan tahun silam, dini hari tepat pada tanggal ini, 1 Oktober, terjadi tragedi yang sekarang kita kenal sebagai Gerakan 30 September. Partai Komunis Indonesia dituding menjadi dalang gerakan yang diduga bertujuan makar itu.

Menyusul setelahnya, terjadi pembantaian besar-besaran terhadap para aktivis dan anggota Partai Komunis Indonesia, terafiliasi pada partai itu, atau sekadar dituding terlibat dengan partai itu. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 2012 menyatakan ada pelanggaran HAM berat dalam kasus penumpasan PKI selama kurun 1965-1966.

Sudah nyaris setengah abad semua kisah berdarah dalam catatan sejarah Indonesia itu terjadi, tetapi tak ada upaya hukum berarti untuk menunjuk siapa yang paling bertanggung jawab terhadap "balas dendam" untuk Gerakan 30 September tersebut.

Komisioner Komnas HAM Nur Kholis mengatakan komisinya sudah menyerahkan kepada Kejaksaan Agung dokumen hasil penyelidikan atas tragedi pembantaian "afiliasi" PKI. Penyelidikan tersebut berlangsung selama empat tahun. Namun, dokumen hasil penyelidikan itu selalu dikembalikan dengan alasan "masih kurang".

Apa saja yang ditemukan oleh KOMNAS HAM terkait dengan pembantaian itu? Sebagian diungkap dalam nukilan di bawah ini.

Komnas HAM: Terjadi Pelanggaran HAM Berat pada Peristiwa 1965/1966
Komnas HAM menyatakan penghukuman secara sistematis pada mereka yang diduga anggota atau simpatisan PKI merupakan pelanggaran HAM berat.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengumumkan hasil penyelidikannya pada Senin (23/7) dengan menyatakan bahwa penghukuman secara sistematis pada mereka yang diduga sebagai anggota atau simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) setelah peristiwa 1965/1966 merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang berat.

Komnas HAM mendesak supaya para pejabat militer yang terlibat dibawa ke pengadilan.

Ketua Tim Penyelidikan Peristiwa 1965/1966 Komnas HAM, Nur Kholis, dalam jumpa pers di kantornya menyatakan bahwa salah satu unit negara yang patut dimintai pertanggungjawaban adalah struktur Komando Pemulihan dan Keamanan (Kopkamtib) yang dipimpin oleh mantan presiden Soeharto, yang memimpin dari 1965 dan 1967, serta antara 1977 dan 1978.

Nur Kholis menjelaskan bahwa telah terjadi pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa serta perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang. Menurutnya, perbuatan-perbuatan tersebut ditujukan terhadap yang diduga sebagai anggota atau simpatisan PKI. Semua peristiwa ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Papua.

Setelah peristiwa Gerakan 30 Sept. 1965, ribuan orang, diperkirakan mencapai 500.000, yang dicurigai anggota PKI, dibunuh dan banyak yang lainnya dipenjara tanpa tuduhan yang jelas.

Ada pembantaian yang terus menerus diungkapkan dengan cara yang membangkitkan dendam, bersamaan dengan itu ada pembantaian yang lebih mengerikan dengan korban yang lebih banyak sengaja disembunyikan karena pelakunya diduga adalah pribadi dan kelompok yang sedang berkuasa. Tragis ironis. Kekuasaan digunakan untuk memanipulasi sejarah dan kebenaran serta menyembunyikan kejahatan yang keji.

Kita pantas bersyukur karena pada zaman reformasi ini ritual dan upacara September dan Oktober yang tampaknya dengan sengaja menanamkan benih dendam dan kebencian itu sudah tak ada lagi. Kini, siapa pun yang ingin mengetahui peristiwa itu dapat membaca sumber yang lebih beragam yang menampilkan banyak versi, tafsir, dan sudut pandang dengan data-data baru yang lebih kaya dan objektif.

Masa lalu mestinya dijadikan cermin untuk membangun masa depan yang lebih baik. Bukan dijadikan sarana untuk mengembangbiakkan dendam dan kebencian. Sejarah tak pernah berjalan mundur. Karena itu sejarah harus menjadi dasar pijak yang kokoh untuk membangun masa depan gemilang dengna cara yang bermartabat. September kini bisa memuncukan keceriaan. September ceria.

SEJARAH HARUS MENJADI LANDASAN UNTUK MEMBANGUN MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK DAN BERMARTABAT.

13 komentar:

  1. saya sangat suka sejarah namun untuk sejarah Indonesia saya kurang suka, karena tidak transparan dan banyak yang diubah sesuai dengan keinginan sekelompok oknum, sehingga menjadikan mindset anak-anak sehingga PKI dibilang penjahat dan kejam seperti binatang oleh orde baru karena pembunuhan para jendral, namun tanpa kita sadari bahwa setelah tragedi yang menewaskan para jendral soeharto menjalankan operasi pemberantasan PKI dengan membabi buta tanpa belas kasih jauh lebih buas dari PKI itu sendiri, padahal banyak para PKI itu guru ngaji dan sama-sama umat islam . tapi karena PARANOIA rezim berkuasa mereka membuat seakan akan PKI ITU ATHEIS JAHAT TAK BERTUHAN padahal kita ketahui pada tahun 65an banyak orang buta huruf dan hanya ikut-ikut an dan tidak tahu betul makna komunis itu sendiri. tapi oleh buasnya rezim saat itu banyak yang menjadi korban. MUNGKIN PKI HANYA dijadikan KAMBING HITAM Soeharto ATAS KUDETA terhadap Soekarno dekat dengan PKI dan blok timurnya agar Soeharto menjadi pahlawan kesiangan. dan yang paling heran adalahh "dari beberapa jendral yang kena jahatnya aksi PKI kenapa soeharto tidak diserang oleh para PKI ? padahal Soeharto itu berpangkat Jendral ?" apakah ada konspirasi diantar Soeharto Dan CIA karena Amerika Gerah dengan Soekarno ? allahualam bi showab

    Achmad Sunandar P.IPS 2014 kelas B

    BalasHapus
  2. Saya ahmad zakaria p.ips b 2014
    Kata dari kesimpulan bapak lumayan jelas untuk di cerna. Karena kalau tidak ada sejarah kita tidak tau hari-hari yang berhubungan dengan kemerdekaan kita. Karena dengan sejarah penjabat-pejabat sekarang bisa membayangkan sejarah di ir.suharto dan ir.soekarno. bagaiman deritanya rakyat indonesia di jajah abis oleh negara lain.
    maka dari itu jangan di sepelekan jurusan sejarah, karena dari jurusan tersebut tidak hanya lulus menjadi sejarahwan. Tetapi jurusan sejarah bisa jadi guru sejarah, pengamat sejarah, peneliti sejarah, dan lainnya.

    BalasHapus
  3. Saya hesty mardiana p.ips a 2014
    Menurut saya tidak ada sejarah maka tidak ada kita. Maka dari itu sejarah-sejarah terdahulu harus kita lakukan bukan kita lupakan begitu saja. Karena di situlah kita harus membangun rasa kepercayaan kita dari sejarah, diman sejarah dulu ada suksesnya ada gagalnya menjadi pemimpin bangsa. Maka dari itu aca hari kesaktian itu hari di laksanakan dan G30 pki juga harus di ingat karen jutaan korban berjatuhan.
    Dengan itu kita harus melandasi dari sekarang sejarah sebagai landasan utama untuk menuju masa depan yg baik dan martabat. Saya setuju dengan kesimpulan bapak nusa:)

    BalasHapus
  4. Nama: Fakhri Rizqi Ekaputera
    NIM: 4915144088
    Kelas: P.IPS 2014

    Lagu September Ceria yang dipopulerkan Vina Panduinata adalah salah satu lagu yang dinyanyikan beliau yang saya suka. Setiap tahun pada bulan September saya selalu mendengarkan lagu ini bersamaan dengan lagu Wake Me Up When September End oleh Green Day. Mereka memberi kesan pada bulan September untuk saya pribadi di setiap tahun.

    Mengenai tulisan bapak tentang berita Kompas yang memuat isi tentang HAM, saya setuju dengan pendapat anda. Banyak kejadian yang berkaitan tentang HAM salah satunya yang anda tulis yaitu Gerakan 30 September. Kejadian ini seharusnya memberi gambaran serta membuat masyarakat Indonesia untuk lebih baik di masa depan khususnya masalah HAM.

    BalasHapus
  5. Saya kurang setuju dengan pendapat bapak. Karena PKI menurut saya memang harus dihukum. Itu bukanlah sebuah paradoks, mungkkin lebih cocok disebut dengan timbal balik atau karma atas perbuatan mereka terhadap bangsa ini. Tetapi, tidak bisa dipungkiri pembantaian anggota dan aktivis PKI adalah pelanggaran HAM yang berat.Pada masa orde baru, Kita memang serba salah karena kita sebagai rakyat hanya bisa "mengiyakan" perkataan pemerintah tanpa bisa melawan. penerapan tontonan peristiwa G30SPKI adalah hal yang bagus, tetapi harus disesuaikan dengan pengetahuan masyarakat.

    BalasHapus
  6. {\rtf1\ansi\ansicpg1252
    {\fonttbl\f0\fnil\fcharset0 ArialMT;}
    {\colortbl;\red255\green255\blue255;\red34\green34\blue34;\red255\green255\blue255;}
    \deftab720
    \pard\pardeftab720\partightenfactor0

    \f0\fs26 \cf2 \cb3 \expnd0\expndtw0\kerning0
    \outl0\strokewidth0 \strokec2 saya setuju dngan bapak nusa dlam artikel ini. sharusnya sejarah itu menjadi cermin untuk masa depan yang lebih baik. bukan untuk ajang balas dendam. karna itu hanya merugikan bangsa indonesia. dan sejarah itu pnting untuk kita pahami secra detail untuk mnjadi pembelajaran. kata pepatah. "sejarah adalah guru

    BalasHapus
  7. Semoga kita dapat belajar dari kejadian maa lau. Dan semoga pemerintah sekarang bisa menjadi lebih baik lagi.

    Ambari Enggar Satiti Shaleha
    4915141021
    P.IPS A 2014

    BalasHapus
  8. Sejarah merupakan kejadian masa lalu yang dialami oleh seseorang, sedetik yang lalu juga merupakan masalalu. Sebuah sejarah memiliki banyak kegunaan. Salah satunya ialah sebagai sarana edukasi. Sejarah bisa dikatakan sebagai motivasi untuk melakukan perubahan dalam hidup. Seaeorang yang melakukan kesalahan dimasa lalu pasti ingin memperbaikinya dimasa depan. Seperti kejadian G 30SPKI yang bisa dijadikan pelajaran di masa depan bangsa Indonesia. Wafa Nurul Annisaa - P. IPS B

    BalasHapus
  9. Dirga Wasahlan
    P. IPS (A) 2014

    Cerita nya sangat meningatkan masa lalu yang begitu gelap untuk kita semua. Tetapi saya sangat senang dengan isi cerita ini yg disana membahas tentang masa depan yang lebih baik dan bermartabat.

    Terimakasih

    BalasHapus
  10. Dirga Wasahlan
    P. IPS (A) 2014

    Cerita nya mengingatkan masa lalu kita yang sangat gelap. Tetapi saya senang dengan isi cerita ini yang membahas tentang masa depan yang lebih baik dan bermartabat.

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haryani
      Pendidikan IPS A 2014

      Saya setuju dengan tulisan bapak pada paragraf terakhir. Dengan menengok sedikit masa lalu,kita dapat berusaha menjadi lebih baik lagi dimasa depan dari kejadian-kejadian dimasa lalu

      Hapus
  11. saya juga senang dengan sejarah. tetapi pada saat saya datang dan menonton film nya langsung, saya sagera mencari anggapan TNI AD, TNI AU, pihak luar seperti luar negeri dan kalau tidak salah saya pernah membaca tentang pandangan orang terdekat dengan jendral A. Yani. orang terdekat itu bercerita bahwa peristiwa ini ada sebuah rekayasa besar yang dilakukan. jadi tidak murni semua itu ulah PKI yang berhaluan komunis, sadeng partai PKI tersebut merupakan buatan Belanda pada waktu itu (ada di bank soal SBMPT dan kunci jawaban).. sehingga tidak dapat diartikan secara langsung bahwa partai PKI di Indonesia adalah ateis. sebenarnya pada tahun tersebut presiden soekarno telah menunjut jendral A. Yani sebagai presiden RI apabila kondisi soekarno terus memburuk. namun ini masih dirahasiakan. lalu pristiwa itu terjadi dan menewaskan A.yani, dan soekarno pun sebenarnya memberikan SUPERSEMAR bukan sebagai surat perintah pergantian kekuasaan hanya tetapi banyak yang menyalapahaminya, sehingga didesak untuk memberikan jabatan kepada pemegang amanat SUPERSEMAR.

    sehingga pristiwa G30S/PKI yang kita lihat di film nasional adalah rekayasa kaum yang berlindung dari keburukannya. dan memang seharus bukan untuk diungkin menjadi benci tetapi belajar untuk memperbaiki kepemimpinan yang lebih bersih dan tidak ada saling menuduh atau memutar balikan fakta demi pencitraan diri sendiri.

    zharotul zanah, P'IPS B 2014.. 4915142804

    BalasHapus
  12. Coba periksa sesuatu dari berbagai sisi,jangan cuma dari satu sisi,toh manusia adalah makhluk yg unik karena selalu ada wajah dibalik wajah mereka,yang menurutmu benar belum tentu benar,dan sebaliknya. Jadi berpikirlah secara luas dan jauh,seimbangkan antara otak dan hati,jangan makan mentah-mentah apa yang dikatakan orang. Karna sesungguhnya,dibalik berita yang kalian dengar,dosen yg mengajari kalian,politik yang mengatur kalian,ada orang-orang yang sedang mempersiapkan kedatangannya,semakin kalian lemah dan mudah terpengaruh,maka karpet catur akan terus membuka hingga akhirnya sampai ke kaki nya dan ia pun turun ke bumi.(ZIKRI S.R-P.IPS B 2014)

    BalasHapus

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd