Siapa yang tak kenal Susi Susanti? Dia adalah legenda bulutangkis dunia. Pada 1992 ia berhasil merebut medali emas pada Oliempiade Barcelona. Seabreg gelar bulu tangkis berhasil diperolehnya berkat kerja keras yang sangat luar biasa. Sepintas jika melihat tubuhnya yang kurus, mungkin banyak orang yang tak percaya bahwa ia memiliki tenaga luar biasa dan daya tahan jangka panjang yang sangat sulit dikalahkan. Ia sangat terkenal sabar, hati-hati, dan tak mudah menyerah. Itulah yang membuatnya bagai bom waktu. Bisa meledak kapan saja.
Dulu ada pelawak terkenal. Ia dikenal dengan nama Susi. Nama aslinya adalah Sunaryo. Membintangi sejumlah film bergaya sebagai perempuan. Ia dikenal dengan tingkah polahnya yang lucu dan ungkapan-ungkapan yang spontan dan seenaknya. Sekilas ia kelihatan seperti kebanyakan orang. Rasanya tak ada kelebihan orang ini. Ia berubah menjadi luar biasa bila telah berdandan sebagai wanita. Ia Susi yang penuh kejutan.
Jangan lupa. Kita pernah punya presiden yang namanya Susi. Lengkapnya Susilo Bambang Yudhoyono. Ia pernah diremehkan dan disebut sebagai kanak-kanak. Dicemooh habis saat mendirikan partai politik. Dalam suasana penuh penghinaan dan pengabaian, ia memenangkan pemilihan presiden meski partainya tidak menang. Pada pemilu legislatif periode sesudahnya partainya jadi pemenang dan ia memenangkan pemilihan presiden dengan suara yang sangat meyakinkan. Jangan pernah lecehkan dan abaikan Susi, lo!
Sewaktu Presiden Jokowi umumkan kabinet, orang-orang meributkan Susi. Menteri kelautan dan perikanan yang cuma tamat SMP. Presiden Jokowi dihujat karena tidak menghargai orang lain yang memiliki gelar tinggi dan sangat paham soal kelautan dan perikanan yang jumlahnya tidak sedikit. Seorang pakar dari perguruan tinggi negeri ternama menyebut penunjukkan Susi sebagai tindakan ngaco.
Keributan dan kontroversi berlanjut karena Menteri Susi ini bertato, merokok, dan gayanya preman betul. Lantas saja kritik dan hujatan bertambah parah. Menariknya di media sosial yang membelanya juga tidak sedikit.
Sebagian orang percaya pastilah Susi memiliki kelebihan. Mosok Presiden Jokowi bertindak sembrono memilih orang dengan kualifikasi biasa-biasa saja. Tidak gampang kan memilih dan mengangkat orang jadi pejabat tinggi, menteri lagi.
Bagusnya, Menteri Susi menanggapi semua kritik dan hujatan dengan sangat santai dan percaya diri. Rupanya banyak orang belum tahu siapa dia. Susi adalah orang kecil, penjual ikan skala kecil yang berkat kerja keras, disiplin dan keuletan menjadi konglomerat yang mampu menjual ikan ke mancanegara dan memiliki perusahaan penerbangan dengan lebih dari lima puluh pesawat ukuran kecil dan sedang.
Rasanya punya sepuluh bajaj saja sudah hebat. Apalagi sampai memiliki puluhan pesawat. Kehadiran Menteri Susi seperti tamparan yang sangat menohok bagi banyak orang. Terutama yang gelarnya serenceng, lebih panjang dari namanya. Untuk apa punya banyak gelar, pendidikan tinggi tetapi cuma brani jadi pegawai, pegawai rendahan. Hidup aman tidak brani berkreativitas dan berinovasi. Hanya mampu melakukan akrobat menjijikkan hanya untuk dapat jabatan recehan?
Menteri Susi menyodok kesadaran banyak orang, berpendidikan apalagi berpendidikan tinggi itu mungkin penting. Tetapi apa gunanya jika tidak memiliki keberanian untuk bertindak mandiri, menciptakan lapangan kerja bagi orang banyak, dan sibuk berteori. Untuk apa berpendidikan tinggi dan sangat tinggi jika hanya jadi pelacur intelektual yang kerjanya hanya pendukung dan pemberi pembenaran bagi rezim zhalim yang menindas rakyat?
Kaum terpelajar yang mengkritik Menteri Susi seharusnya berani bercermin, bertanya dan mempertanyakan, apa yang sudah mereka sumbangkan bagi indonesia dan keindonesiaan selain menjual omongan, menjadi pengamat, komentator, dan tidak berbuat sesuatu yang nyata bagi rakyat?
Coba saksikan, berapa banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk menjadi guru besar demi mengejar tunjangan kehormatan dan tidak jelas apa sumbangannya bagi perkembangan ilmu dan pemajuan masyarakat? Berapa banyak guru besar yang tidak pernah diketahui kualitas pemikirannya karena tidak pernah kita baca buah fikirannya yang dituliskan dan dipublikasi ke masyarakat. Dulu ada selorohan GBHN, guru besar hanya nama. Rasanya sekarang pun masih banyak yang seperti itu.
Kehadiran Susi yang kini menjadi menteri paling menonjol karena berbagai kebijakannya yang prorakyat seharusnya menyadarkan kita semua. Apa makna sesungguhnya pendidikan bagi pemajuan kemanusiaan. Wakil Presiden Jusuf Kalla sampai bilang, menteri tamatan SMP lebih populer dibanding yang Ph. D., alias doktor.
Artinya, pendidikan tetaplah sangat penting dalam dunia moderen ini. Persoalan pokoknya adalah apa yang menjadi tujuan, arah dan praktik nyata pendidikan itu. Apakah pendidikan itu sungguh merupakan wahana untuk memajukan manusia, menjadikannya manusia dewasa yang mandiri, berkarakter dan berani berkreasi dan berinovasi, atau sekadar menjadi pelengkap untuk memenuhi pasar kerja yang telah dikangkangi kapitalis yang cuma mencari keuntungan?
Kehadiran Menteri Susi dengan segala kontroversinya mestinya memberi pencerahan dan kesadaran bahwa,
MANUSIA UTAMA ADALAH YANG BERMAKNA DAN BERGUNA BAGI SESAMA, TAK PEDULI APAPUN PENDIDIKANNYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd