Spanduk besar terpampang di pinggir jalan pada pagar sebuah pusat perbelanjaan yang mewah dan ternama. Isi spanduk itu adalah PESTA PAKAIAN DALAM. Apa maknanya?
Rupanya potongan harga atau diskon besar-besaran sampai 70%. Beragam pakaian dalam, terutama pakaian dalam wanita ditempatkan secara mencolok di bagian tengah pusat perbelanjaan itu. Macam-macam bentuk, warna, ukuran dan model pakaian dalam dipajang. Sungguh jika berdiri di sisi manapun, terasa seperti berada di rimba raya pakaian dalam yang penuh warna.
Pakaian dalam memiliki makna khusus dan menunjukkan perkembangan kebudayaan dan peradaban. Tidak semua manusia mengenal pakaian dalam. Pada suku tertentu mereka tidak mengenal pakaian dalam, karena satu-satunya pakaian yang mereka gunakan adalah penutup bagian dalam dan tak ada pakaian lagi selain itu. Jadi pakaian bagi mereka adalah apa yang kita sebut pakaian dalam. Bagi mereka itu bermakna pakaian atau pakaian luar.
Pada masyarakat Baduy, makna dan fungsi pakaian dalam sebagai cermin perkembangan budaya sangat tampak. Para peneliti kualitatif bisa melihat itu pada jemuran mereka.
Pada jemuran masyarakat Baduy Luar yang sudah berinteraksi dengan masyarakat luar yang moderen, bisa ditemukan berbagai jenis pakaian dalam, terutama pakaian dalam wanita. Ada macam-macam bentuk, model dan warna celana dalam dan BH. Pakaian dalam pria juga begitu.
Pada jemuran masyarakat Baduy Tengah, mereka tidak di luar dan tidak di dalam, agak jauh dari dalam dan luar, masih ditemukan ragam warna celana dalam, dan kutang yang agak seragam. Kutang bukan BH. Disebut BH bila mahal, bermerek dan modelnya beragam. Kutang yang murahan.
Pada jemuran masyarakat Baduy Dalam yang ada hanya kemben, celana dalam wanita sangat sedikit, pria nyaris tidak ada. Isi jemuran juga tidak banyak.
Realitas jemuran di Baduy sedikit banyak mencerminkan penghayatan mereka terhadap pakaian dalam dan kehidupan. Pakaian dalam masyarakat tradisional tidaklah sepenting dan sehebat masyarakat moderen. Ini ada kaitannya bukan saja dengan kesadaran akan pentingnya tubuh dan fungsinya, juga dengan manusia dan kemanusiaan. Itulah sebabnya masyarakat moderen menjadikan pakaian dalam sebagai kebutuhan, bahkan keniscayaan yang harus hadir dalam hidupnya. Rasanya betapa mengganggu bila tidak mengenakan pakaian dalam. Rasa percaya diri bisa anjlok bila tak kenakan pakaian dalam.
Bagi manusia dan masyarakat moderen, pakaian dalam menjadi keharusan. Bukan saja sebagai pelindung bagian tubuh yang dianggap vital dan secara khusus harus dijaga. Juga menjadi simbol sosial, penanda gaya hidup, dan menunjukkan gengsi.
Kecanggihan kapitalisme mengolah pakaian dalam sebagai trend gaya hidup dan gengsi sosial membuat pakaian dalam mendapatkan tempat yang sangat khusus. Pakaian dalam menjadi industri berskala global dan melibatkan jaringan yang sangat luas.
Fashion TV menyediakan waktu khusus untuk menampilkan pakaian dalam yang sangat beragam. Pakaian dalam kini memiliki banyak kekhususan sesuai dengan fungsinya yang juga beragam dikaitkan dengan berbagai konteks. Ada pakaian dalam khusus di pantai, di kolam renang, pesta, dan berbagai keperluan khusus lain.
Wanita dan lelaki yang hanya menggunakan pakaian dalam tampil dalam majalah khusus dan acara-acara meriah mewah dalam fashion show yang terbuka. Foto dan video wanita dan pria yang bergaya hanya menggunakan pakaian dalam bisa ditemukan di mana pun.
Victoria Secret secara khusus menampilkan super fashion show menampilkan pesohor tingkat dunia untuk memperkenalkan pakaian dalam super spesial. Semua produsen pakaian terkenal tingkat dunia secara khusus mengembangkan divisi pakaian dalam. Bukan hanya pakaian dalam wanita yang terus berkembang model dan jenisnya, juga pakaian dalam pria.
Pakaian dalam telah melampaui fungsi dasar dan utamanya. Semakin banyak disain dibuat justru untuk menonjolkan keseksian tubuh penggunanya. Itulah yang membuat pakaian dalam pada kalangan tertentu menunjukkan kelas dan gengsi. Menggunakan pakaian dalam merek tertentu merupakan gengsi tersendiri.
Tidak mengherankan bila harga pakaian dalam tertentu membuat banyak kita kaget. Bagi kebanyakan kita mungkin terasa absurd, tidak masuk akal, ada orang yang menganakan pakaian dalam yang harganya jutaan bahkan puluhan juta. Apalagi jika yang menggunakannya masih lajang dan gadis. Bukankah hanya dia sendiri yang melihat pakaian dalam yang dikenakannya, mengapa harus memilih model yang macem-macem, aneh-aneh dan berharga mahal?
Tidak usah heran jika berkembang kajian terhadap pakaian dalam. Ada arkeologi pakaian dalam, fisafat pakaian dalam, sejarah pakaian dalam sosiologi pakaian dalam, psikologi pakaian dalam, teknologi pakaian dalam, dan beragam kajian lain.
Mengapa pakaian dalam menjadi begitu penting? Karena pakaian dalam merupakan salah satu penanda kemanusiaan. Hanya manusia satu-satunya makhluk yang menggunakan pakaian dalam. Pakaian dalam adalah pakaian pertama manusia. Pakaian dalam sebagaimana yang ditunjukkan Adam merupakan pertanda utama saat manusia menyadari sepenuhnya keberadaan dirinya sebagai manusia. Manusia yang memiliki kemaluan/kehormatan.
Dalam Al Qur'an dikisahkan,
“Maka keduanya memakan buah tersebut, lalu tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah dia.” (QS Thaha [20]: 121)
Pakaian dalam, pada saat itu hanya dedaunan, merupakan penanda yang sangat jelas bagi manusia bahwa ia benar-benar sadar akan siapa dia sesungguhnya. Juga menyadari keberadaan orang lain yang bersamanya melalui kesadaran akan perbedaan kelamin.
Menggunakan pakaian dalam adalah tindakan pertama manusia kala menyadari siapa dirinya dan siapa orang lain. Maknanya, pakaian dalam memberikan ketegasan individualitas sekaligus sosialitas. Itulah sebabnya pakaian dalam menjadi sangat lekat erat bagi keberadaan manusia.
Menariknya adalah, ayat tersebut mengaitkan aurat atau kemaluan/kehormatan, pakaian dalam yaitu dedaunan dengan kedurhakaan pada Tuhan. Sejatinya pakaian dalam berfungsi menutupi aurat. Namun saat pakaian dalam justru digunakan untuk menonjolkan keseksian aurat sebagaimana yang bisa disaksikan dalam banyak fashion dan beragam hiburan malam erotis dan foto-foto serta video syur dan seronok di berbagai media, pakaian dalam menjadi pemicu munculnya kedurhakaan.
Pakaian dalam jadi piranti untuk memanipulasi dan menonjolkan erotisme kelamin dan perkelaminan. Pakaian dalam dijadikan instrumen pemicu bangkitnya syahwat. Ketika pakaian dalam menjadi pakaian luar yang didisain untuk menunjukkan daya tarik kelamin. Ini bukan sekadar ironi, tetapi tragedi.
PAKAIAN DALAM PENTING KARENA MELINDUNGI KELAMIN YANG MERUPAKAN PENANDA DAN PENENTU KEBERADAAN, KEBERTAHANAN, SERTA KELANGSUNGAN MANUSIA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd