Kamis, 17 Maret 2016

GOLKAR: NARKOBA, KORUPSI DAN KERIBUTAN TAK BERTEPI

Golkar yang sering diplestekan mahasiswa menjadi golongan ingkar adalah partai politik yang tua, mungkin kini juga renta, sangat berpengalaman, dan moderen. Sejak dahulu kala, saat Jusuf Kalla masih jadi kader muda di Makassar, Golkar sudah sangat berpengalaman mengelola kekuasaan, dan terbiasa berkuasa.

Barangkali karena selama reformasi mereka tidak lagi menjadi pihak yang dominan dalam kekuasaan seperti era Orde Baru, bahkan kini terlempar jauh dari pusat kekuasaan eksekutif, Golkar jadi berantakan. Para tokoh seniornya terus bertarung. Belum pernah terjadi Golkar mengalami kekalahan dan keterpurukan seburuk ini. Sungguh di bawah komando Aburizal Bakrie, Golkar berantakan dan tak lagi memiliki kehormatan seperti dulu. Golkar menuju kehancuran karena ulah para tokoh seniornya yang kehilangan kemampuan untuk menata kepentingan pribadi dan kelompok. Golkar kini lebih banyak menjadi objek pelecehan.

Bagaimana mau mengurus negara bangsa? Menyelesaikan masalah internal saja Golkar tak mampu. Begitu buruknya tatakelola untuk mengatasi konflik, sampai-sampai Pemerintah ikut turun tangan membenahi. Sungguh sangat memalukan untuk sebuah partai yang sangat berpengalaman seperti Golkar.

Ketidakmampuan para tokohnya mengelola konflik mengakibatkan Golkar kalah dalam pilkada serentak yang dilakukan 2015. Golkar di bawah Aburizal Bakrie sungguh jadi pecundang dalam pemilu nasional dan pilkada. Anehnya, dengan segala kekalahan dan permasalahan yang terjadi di bawah kepemimpinannya, Aburizal Bakrie dan kelompoknya masih saja ngotot hendak menguasai dan mengangkangi Golkar. Jangan heran bila akhirnya Golkar akan jadi partai gurem. Justru karena ulah para tokohnya sendiri.

Di tengah keterpurukannya, Golkar semakin coreng moreng. Kadernya yang baru saja dilantik jadi Bupati Ogan Ilir yaitu Ahmad Wazir Nofiadi Mawardi ditangkap BNN karena pesta narkoba. Saat ditangkap sang bupati sangat terlihat masih di bawah pengaruh narkoba.

Bertambahlah kejahatan yang dilakukan kader Golkar. Dulu korupsi, beberapa kadernya tumbang dan menghilang karena perbuatan maksiat yang disebarkan ke publik. Kini narkoba. Dilakukan kader Golkar yang baru saja dilantik jadi Bupati. Kepala daerah yang seharusnya menjadi teladan bagi warganya. Sungguh terlalu!

Bupati narkoba ini termasuk dalam kelompok "darah biru" Golkar. Ayahnya adalah kader Golkar yang juga pernah jadi bupati. Kita tidak tahu apakah bupati narkoba ini satu-satunya kader utama Golkar yang doyan narkoba, atau yang baru berhasil ditangkap. Rasanya kita masih ingat, kader senior Golkar yang jadi ketua MK dan kini hidup dipenjara karena korupsi, juga diduga doyan ganja.

Tidak berhenti sampai di situ. Dalam waktu yang nyaris bersamaan, kader Golkar yang jadi Anggota DPR yaitu Budi Supriyanto dijemput paksa oleh KPK karena kasus korupsi. Lengkap sudah bukti Golkar merupakan partai yang sangat bermasalah.

Dalam soal korupsi, Golkar adalah juaranya. Berikut beberapa cacatan kecil tentang korupsi yang dilakukan kader Golkar. Tribun News (4.10.2012) menulis,

"Sepanjang semester I tahun 2012, kader Partai Golkar paling banyak terjerat kasus korupsi (13 kader), diposisi kedua Partai Demokrat (8 kader) dan disusul PDIP dengan 7 kader," ujar Tama S. Langkun dari Tim Divisi Investigasi ICW saat konferensi pers Laporan Trend Korupsi semester I tahun 2012 di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta, Kamis (4/10/2012).

Sementara itu Berita Politik RMOL.co (1.03.2014) mencatat,

Partai Golkar paling banyak kadernya yang tersangkut kasus korupsi tersebut dengan 40 kader.

CNN Indonesia (18.02.2015), memberitakan,

Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat 43 kepala daerah tersandung kasus korupsi sepanjang 2014. Kepala daerah yang menjadi tersangka korupsi paling banyak berasal dari Partai Golongan Karya (Golkar), yakni sebanyak 17 orang.

Tak terbantahkan bahwa Golkar adalah juara korupsi dari tahun ke tahun. Mungkin saja kebiasaan korupsi memang sudah melekat sejak zaman Orde Baru. Namun, karena saat itu tidak ada upaya nyata memerangi korupsi, terkesan korupsi tidak ada dan Golkar kelihatan bersih. Jadi bukan korupsinya yang tidak ada, tetapi upaya pemberantasan korupsi yang tidak ada.

Tampaknya persoalan dan keremukkan Golkar akan terus berlanjut. Baru saja kubu yang bentrok memperlihatkan keinginan untuk menyatu. Saling serang dengan membuka kebobrokan mulai lagi terjadi. Kelompok-kelompok yang hendak memimpin Golkar mulai menunjukkan ke publik borok para musuhnya. Justru orang-orang Golkar sendiri yang menunjukkan ke publik, betapa tidak ada orang bersih yang pantas memimpin di dalam tubuh Golkar.

BOLEH JADI, GOLKAR KINI SEDANG BERGERAK DARI GOLONGAN INGKAR MENUJU GOLONGAN SALING BONGKAR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd