Minggu, 28 Juli 2013

RAMADHAN, TEMBOK CINA, PIRAMIDA DAN RASA AMAN



Berjalan di gang-gang sempit pecinan Glodog, di jalan Kemurnian Petak Sembilan dan sekitarnya, ada rasa tidak nyaman melihat rumah-rumah yang padat dan cenderung tidak teratur. Yang paling membuat tidak nyaman adalah pagar rumah. Semua rumah di sekitar sini memiliki pagar besi yang lebih kokoh dan rapat bahkan dibandingkan dengan penjara Cipinang. Tampaknya orang-orang yang tinggal di sini secara sadar dan sengaja memenjarakan dirinya dengan pagar yang kokoh dan rapat demi rasa aman. Bisa jadi mereka aman dari maling, tetapi bila terjadi kebakaran pastilah mereka bisa jadi barbekiu, manusia panggang.

Pagar kokoh, rapat dan kuat tidak hanya terdapat di pecinan Glodok. Kompleks rumah mewah di Pluit, Kelapa Gading dan Sunter yang penghuninya mayoritas etnis China juga berciri sama, pagar berlapis dan satpam yang berjejer sejak gerbang masuk kompleks sampai di jalan-jalan dalam kompleks. Di mana pun pecinan memang begitu.

Tampaknya kebanyakan etnis China membangun rasa aman dengan membangun tembok atau pagar. Itulah sebabnya mereka membangun Tembok Besar yang terpanjang di dunia. Tembok Cina sangat terkenal karena kokoh, kuat dan panjang. Dibutuhkan waktu yang sangat panjang untuk membangunnya, tentu dengan biaya ekonomi, sosial, politik, dan kemanusiaan yang sangat besar.

Mengapa Cina sebagai negara yang kuat dengan bala tentara yang hebat dan pernah melahirkan ahli strategi perang paling berpengaruh di dunia, harus membangun tembok untuk menjamin rasa aman? Lucunya, kebanyakan orang China sampai hari ini, di mana pun mereka tinggal, melakukan hal yang sama. Membangun tembok atau pagar kokoh untuk menjamin rasa aman. Begitu mahal, bermakna dan penting rasa aman itu rupanya. Rasa aman memang merupakan keniscayaan bagi kehidupan manusia yang normal. Persoalannya adalah, apakah rasa aman hanya dan harus dibangun dengan cara membangun tembok yang tinggi, kokoh-kuat, dan rapat?

Lain Cina, lain pula Mesir. Raja-raja dan masyarakat kelas atas Mesir zaman dahulu tidak merasa perlu membangun tembok seperti di Cina untuk menjamin keamanan negeri dan rakyatnya. Mereka justru menghabiskan banyak biaya untuk membangun piramida. Piramida merupakan kuburan bagi para raja Mesir. Tampaknya para raja itu membutuhkan tempat aman bukan untuk kehidupan di dunia, tetapi bagi kehidupan di seberang kematian.

Itulah sebabnya, piramida itu bukan saja kokoh dan timggi, tetapi juga dibuat jalan berliku penuh jebakan untuk sampai ke pemakaman para raja. Harus dipastikan bahwa setelah mati, para raja itu sungguh-sungguh aman, tak dapat diganggu oleh siapa pun. Orang mati ternyata juga butuh tempat yang aman.

Dalam budaya dan arsitektur Islam tidak pernah ada bangunan yang menyamai Tembok Cina dan Piramida. Islam tidak membutuhkan bangunan kayak gitu. Dalam Islam yang berkembang adalah bangunan Masjid yang terbuka, gampang dimasuki dan biasanya tidak berpagar seperti masjid Nabawi di Madinah, dan Masjidil Harram di Makkah. Yang tinggi adalah menaranya karena berfungsi untuk memanggil manusia agar melakukan shalat.

Dalam Islam rasa aman antara lain dibangun melalui puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan memberi kesempatan bagi yang melaksanakannya untuk merasa lebih dekat dengan Allah, Tuhan Penguasa alam semesta. Kedekatan dengan Allah pastilah dapat memberikan rasa aman, bukan saja di dunia juga di akhirat. Puasa Ramadhan mendorong agar semua orang beriman mau berbagi dengan saudara-saudaranya yang membutuhkan. Berbagi bukan saja meningkatkan silaturahmi, tetapi sekaligus meningkatkan rasa saling percaya dan saling menjaga. Karena itu dalam Islam diyakini bahwa sedekah dan sejenisnya adalah penjaga keselamatn bagi orang yang melaksanakannya. Islam, melalui puasa Ramadhan, mengembangkan sistem keamanan yang hakiki, manusiawi dan berjangka panjang. Puasa Ramadhan membangun kebersamaan secara empatis, karena semua orang yang berpuasa merasakan apa maknanya lapar dan haus. Atas dasar mengalami dan menghayati secara langsung itu, orang yang berpuasa harus berbagi dengan sesama. Inilah pondasi rasa aman yang kokoh-kuat.

PUASA RAMADHAN MEMBANGUN RASA AMAN YANG PALING HAKIKI KARENA MEMBERI PELUANG UNTUK SEMAKIN MERASA DEKAT DENGAN ALLAH DAN BERBAGI DENGAN SESAMA BERDASAR RASA EMPATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd