Selasa, 22 Oktober 2013

HENING MALAM CIBUBUR (3)

Malam makin tenggelam. Kini sungguh telah tengah malam. Udara terasa seger. Angin malam lembut berseliweran di antara pepohonan. Di warung darurat yang menyediakan minuman hangat dan mie instan, beberapa mahasiswa senior berbincang bersamaku. Aku selalu merasa saat seperti inilah waktu yang paling tepat untuk berbagi ilmu dan pengalaman. Dalam suasana informal, di bawah udara terbuka kami berbincang sebagai sesama. Tidak dalam konteks dosen-mahasiswa. Suasana sangat cair dan tidak dibatasi waktu. Sangat berbeda dengan kuliah formal di kelas. Suasana makin hangat karena ada kopi hangat, aromanya membuat malam jadi makin sedep.

Mahasiswa senior yang merupakan angkatan pertama, saat ini sedang praktik mengajar di sekolah. Mereka bercerita berbagai pengalaman selama praktik. Kebanyakan dari mereka menuturkan bahwa sekarang ini para guru yang mengajar mata pelajaran IPS memiliki latar belakang yang sangat beragam yaitu guru sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi dan guru-guru yang berasal dari mata pelajaran di luar rumpun IPS. Akibatnya mata pelajaran IPS difokuskan atau disederhanakan sesuai dengan latar belakang ilmu si guru. Pastilah kondisi ini sangat merugikan para murid. Karena perspektifnya menjadi sangat terbatas.

Para mahasiswa juga sangat prihatin karena para guru tampaknya asyik menjelaskan konsep. Pendekatannya sangat kognitif-intelektual. Padahal tujuan pembelajaran IPS adalah menajamkan kecerdasan sosial anak didik agar dapat hidup dengan baik, produktif dan bermakna dalam konteks sosial masyarakat. Fakta ini memaksa mereka untuk mencoba berbagai pendekatan pemelajaran yang memungkinkan ditumbuhkembangkannya kecerdasan sosial anak didik.

Banyak fakta menarik lain yang mereka temukan. Sebuah sekolah di daerah yang tergolong pas-pasan para muridnya sangat patuh, disiplin dan sangat bergairah belajar. Meskipun sebagian murid ikut membantu orang tuanya mencari nafkah dan menghabiskan banyak waktu di luar rumah. Sebaliknya sekolah yang berada di daerah kelas menengah atas, muridnya relatif tidak disiplin, bahkan berani melawan guru. Ada pula sejumlah siswa yang rajin tawuran, tetapi prestasi belajarnya baik, dan anaknya termasuk yang berdisiplin. Sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan IPS, berbagai fenomena ini tentulah sangat menantang untuk didalami lebih kanjut.

Sebagai akibatnya, para mahasiswa mengganti judul-judul bakal skripsi yang sudah mulai mereka kerjakan. Berbagai fakta lapangan ini memberi kesadaran tentang masalah-masalah nyata yang sungguh-sungguh terjadi dalam proses pemelajaran di sekolah. Keterlibatan dalam realitas memang merupakan sumber inspirasi yang kaya, bermakna, dan relatif tak terbatas.

Udara malam terasa makin menyegarkan. Diskusi makin menggairahkan. Sejumlah mahasiswa yang lebih muda terlibat dengan memberondongkan sejumlah pertanyaan ingin tahu dan pertanyaan-pertanyan kritis. Aku sabar mendengarkan dan memberi komentar sekedarnya. Saat pembicaraan menyangkut skripsi, aku bercerita pengalamanku menulis skripsi yang juga mendapat inspirasi dari praktik mengajar di sekolah.

Pembicaraan menjadi makin bergairah dan seru ketika membahas metode penelitian. Para mahasiswa tertarik ingin melakukan penelitian kualitatif untuk menggali lebih dalam berbagai problem yang mereka temukan di sekolah. Beberapa bermaksud mencoba penelitian tindakan kelas sebagai upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pemelajaran.  Persoalan utama yang dikhawatirkan adalah waktu yang tersedia untuk melaksanakan penelitian. Pembicaraan menjadi hangat menjurus panas karena beberapa mahasiswa tidak sependapat terkait dengan ketersedian waktu. Aku coba menjelaskan, masalah itu bisa diatasi dengan membatasi fokus penelitian. Ada beberapa kekhawatiran soal kemampuan meneliti bila yang dipilih kualitatif atau penelitian tindakan. Meskipun semua mahasiswa pernah melakukan penelitian kualitatif secara terbatas.

Aroma tengah malam perlahan berganti dini hari. Kantuk tak juga singgah. Beberapa memesan mie gelas dan kopi mix, peserta diskusi malah bertambah banyak. Pembicaraan melebar pada cara sejumlah dosen mengajar dan mengelola kelas. Aku sungguh menahan diri untuk tidak terlalu banyak bicara. Ini saatnya menjadi pendengar budiman. Cara berbicara dan gaya pengungkapan, serta suasana emosional mulai berubah. Ada rasa kecewa dan kesal. Ternyata banyak harapan tak terpenuhi. Ada pula yang mengeluhkan gaya dosen yang otoriter, bahkan rasa heran karena ada dosen yang kelihatan sekali kurang menguasai materi. Beberapa mahasiswa mempersoalkan disiplin dosen. Di tengah kehangatan pembicaraan, nyembul satu pertanyaan yang tampaknya membuat semua agak kaget. Apa prodi kita bisa terakreditasi dalam kondisi seperti ini?

Diskusi menemukan arah baru pembicaraan. Terasa sekali ada kekhawatiran mengelambui mahasiswa. Pembicaraan selanjutnya syarat dengan emosi. Ini menyangkut hari depan mereka. Tampak betul mereka mau melakukan apapun yang terbaik bagi prodi. Mereka mengkhawatirkan sikap sejumlah dosen yang kelihatan agak tidak peduli pada status akreditasi ini. Mereka secara terbuka menyebut nama-nama dosen tersebut.

Dingin dini hari mulai merasuki daging dan otot. Angin tak lagi sepoi. Namun, semangat mahasiswa, dan gairah mereka untuk membicarakan akreditasi prodi menyala bagai obor olimpiade.

Hening malam Cibubur, dan dingin dini hari telah memberikan kebahagiaan yang luar biasa. Melampaui kuliah yang formal dan dibatasi waktu, di sini kami peduli, berbagi, dan menghayati apa arti menjadi keluarga besar. Merasakan secara empatis apa yang menjadi masalah, keprihatinan, harapan, dan keprihatinan bersama. Semua proses ini menegaskan bahwa,

PROSES PENDIDIKAN ADALAH PERTEMUAN ANTARA SESAMA MANUSIA UNTUK SALING MEMBANTU DALAM KASIH YANG EMPATIS BAGI PENDEWASAAN DIRI, DAN HIDUP YANG LEBIH BERMAKNA.

Semalaman di Cibubur, aku makin belajar apa arti menjadi manusia dan apa makna pendidikan melalui kebersamaan yang sederhana, jujur, apa adanya dalam suasana hangat sebagai sesama.

13 komentar:

  1. Nama : Ayu Anggraeni
    Kelas : P. IPS A / 2013

    jika melihat fakta yang ada memang ada beberapa dosen yang seperti itu yang seenaknya menilai mahasiswa tanpa tahu bagaimana kemampuan mahasiswa dan proses belajarpun hanya dilaksanakan sebagai tuntutan yang harus dipenuhi tanpa diimbangi dengan tanggung jawab, dan jika melihat fakta yang ada pun proses pendidikan tidak semua mempertemukan manusia untuk saling membantu dalam kasih yang empatis bagi pedewasaan diri tetap saja ada proses pendidikan yang diwarnai dengan curangmor yang mahasiswanya hanya mengejar nilai tanpa tahu prosesnya dan dosennya pun hanya mengejar materi tanpa ada kasih yang empatis di dalamnya
    bagaimana menumbuhkan rasa empatis dalam proses pendidikan agar tujuan dari proses pendidikan tercapai??
    dan masih adakah proses pendidikan yang mengutamakan suasana kehangatan serta tahu secara emosional kemampuan anak didiknya?

    BalasHapus
  2. Saya Annisa Ekafenty Ramadhania (4915131407) dari Pendidikan IPS A 2013. Dari tulisan Pak Nusa yang berjudul Hening Malam Cibubur 3 saya dapat berkomentar bahwa tulisan ini sangat bagus sekali. Karena, menceritakan sesuatu yang membawa dampak terhadap masa depan kita, contohnya prodi Pendidikan IPS ini. Tulisan ini mengandung filsafat karena dalam artian filsafat yang telah saya baca dari suatu buku, filsafat merupakan suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu dan kehidupan yang telah dituju atau di cita-citakan. Dari pengertian filsafat, berkaitan sekali dengan tulisan ini, karena menceritakan bagaimana banyak pemikiran untuk memajukan prodi Pendidikan IPS ini. Apa yang telah dicita-citakan juga tertera dalam percakapan antara dosen dan mahasiswanya dalam soal pendidikan. Namun, saya mempunyai pertanyaan. Pertanyaannya adalah bagaimana pandangan Pak Nusa sebagai seorang dosen di P.IPS dalam menyikapi berbagai permasalahan di prodi ini? Apakah Bapak telah mempunyai kiat-kiat untuk memajukan Prodi Pendidikan IPS ini?. Terima Kasih Pak Nusa.

    BalasHapus
  3. Saya Annisa Ekafenty Ramadhania (4915131407) dari Pendidikan IPS A 2013. Dari tulisan Pak Nusa yang berjudul Hening Malam Cibubur 3 saya dapat berkomentar bahwa tulisan ini sangat bagus sekali. Karena, menceritakan sesuatu yang membawa dampak terhadap masa depan kita, contohnya prodi Pendidikan IPS ini. Tulisan ini mengandung filsafat karena dalam artian filsafat yang telah saya baca dari suatu buku, filsafat merupakan suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu dan kehidupan yang telah dituju atau di cita-citakan. Dari pengertian filsafat, berkaitan sekali dengan tulisan ini, karena menceritakan bagaimana banyak pemikiran untuk memajukan prodi Pendidikan IPS ini. Apa yang telah dicita-citakan juga tertera dalam percakapan antara dosen dan mahasiswanya dalam soal pendidikan. namun, saya mempunyai pertanyaan. Pertanyaannya adalah bagaimana pandangan Pak Nusa sebagai seorang dosen di P.IPS dalam menyikapi berbagai permasalahan di prodi ini? Apakah Bapak telah mempunyai kiat-kiat untuk memajukan Prodi Pendidikan IPS ini?. Terima Kasih Pak Nusa.

    BalasHapus
  4. sangat bagus pak tulisan bapak sangat menginspirasi saya dalam belajar dan merubah sikap saya, pengabdian saya menjadi mahasiswa . tapi masih ada sebagian dosen yang masih menyepelekan prodi kita , dengan bermalas malasan dan belajarnya kurang optimal .

    BalasHapus
  5. Dessy Permata Sari
    4915131417

    Menurut saya tulisan bapak yang berjudul hening malam cibubur 3 ini sangat menarik untuk dibaca. Mengapa sangat menarik, karena pada tulisan ini saya dan para pembaca menjadi tahu bahwa guru pendidikan ips saat ini kebanyakan guru-guru yang sebenarnya mengajar pada bidang pelajaran sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi dan guru-guru yang berasal dari mata pelajaran di luar IPS. Saya merasa tertarik dan sependapat dengan tulisan ini "Kebanyakan dari mereka menuturkan bahwa sekarang ini para guru yang mengajar mata pelajaran IPS memiliki latar belakang yang sangat beragam yaitu guru sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi dan guru-guru yang berasal dari mata pelajaran di luar rumpun IPS. Akibatnya mata pelajaran IPS difokuskan atau disederhanakan sesuai dengan latar belakang ilmu si guru. Pastilah kondisi ini sangat merugikan para murid. Karena perspektifnya menjadi sangat terbatas".
    Dalam tulisan ini juga memberi penjelasan kepada kita bahwa, 'Para guru tampaknya asyik menjelaskan konsep. Pendekatannya sangat kognitif-intelektual. Padahal tujuan pembelajaran IPS adalah menajamkan kecerdasan sosial anak didik agar dapat hidup dengan baik, produktif dan bermakna dalam konteks sosial masyarakat. Fakta ini memaksa mereka untuk mencoba berbagai pendekatan pemelajaran yang memungkinkan ditumbuhkembangkannya kecerdasan sosial anak didik."
    Hal lain yang membuat saya menarik pada tulisan ini bahwa tidak semua sekolah yang berada pada daerah kelas atas menjadi jaminan para siswanya disiplin. Malahan para murid yang berada pada sekolah yang pas-pasan sangat patuh, disiplin dan rajin belajar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sekolah pada daerah kelas atas atau sedang tidak menjadi jaminan para siswanya itu disiplin rajin belajar atau sebagainya, tetapi kenyataannya kebanyakan siswa yang berada pada sekolah yang pas-pasan, mereka lebih bergairah untuk belajar dibandingkan dengan siswa yang sekolah di daerah relatif menengah keatas. Tulisan hening malam cibubur (3) ini membuat saya dan juga para pembaca mendapat wawasan yang lebih luas lagi mengenai pendidikan ips saat ini dan minat para siswa untuk belajar.

    BalasHapus
  6. Ajeng Nur Aryani P.IPS A
    mengapa pelajaran ips semuanya ada aspek sosialnya?
    bagaimana cara dosen memberi tahu cara metode apa yang sedang dipakai untuk mengajar?
    mengapa juga harus diadakan penelitian pada saat ingin lulus menjalankan skripsi? apakah itu syarat.utama?
    apa pula yang.menyebabkan wilayah sekolah.terbatas dan banyak.sekali.karakter anak murid disana?
    dan mengapa perlu.diadakannya.diskusi antara dosen pengajar dan senior untuk apa?
    menurut saya.pendisikan.adalah.nomor 1.

    BalasHapus
  7. Menurut pendapat saya, tulisan bapak yang berjudul Hening Malam Cibubur (3) memberikan kita makna yang mendalam mengenai arti kebersamaan yang sesungguhnya menjadikan sebuah keluarga besar di mana terciptanya rasa empatis apa yang menjadi masalah, keprihatinan, dan harapan kita semua. Terima kasih pak Nusa.

    Risma Elisa
    P IPS Reg B
    4915133403

    BalasHapus
  8. menurut saya seharusnya cerita mahasiswa yang di sekolah tempat mengajar tidak usah di tulis,,,tetapi sudah bagus koq pak alur nya itu.

    BalasHapus
  9. keren pak tapi menurut saya cerita tentang mahasiswa mengajar tidak perlu di tulis terlalu banyak karena disini menceritakan bagaimana keadaan di cibubur

    BalasHapus
  10. Nama : Selvi Indriani
    No reg: 4915131405

    Blog yang berjudul hening malam Cibubur 3 ini memberikan makna bahwa proses pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan yang bersifat kasih yang empastis seperti yang ditulis dalam blog diatas . Karna pada reakitasnya mahasiwa tidak bisa berbicara apa-apa ketika mendapi dosen seperti yang disebutkan diatas. Moment yang tepat ketika sedang berbincang diluar konteks formal. Disana mahasiswa dapat mengungkapkan prasaannya secara apa adanya

    BalasHapus
  11. Nama : Selvi Indriani
    No reg: 4915131405

    Blog yang berjudul hening malam Cibubur 3 ini memberikan makna bahwa proses pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan yang bersifat kasih yang empastis seperti yang ditulis dalam blog diatas . Karna pada reakitasnya mahasiwa tidak bisa berbicara apa-apa ketika mendapi dosen seperti yang disebutkan diatas. Moment yang tepat ketika sedang berbincang diluar konteks formal. Disana mahasiswa dapat mengungkapkan prasaannya secara apa adanya

    BalasHapus
  12. filsafat ilmu merupakan sebuah cara untuk mencari tau berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan ilmu tersebut. didalam tulisan bapak yang berjudul hening malam cibubur 3 ini terdapat kalimat-kalimat yang megarah akan filsafat ilmu. contohnya seperti "Para mahasiswa tertarik ingin melakukan penelitian kualitatif untuk menggali lebih dalam berbagai problem yang mereka temukan di sekolah." kalimat ini bisa digali lagi lebih dalam dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan mendasar yang berkaitan dengan hal itu. misalnya problem apa saja yang mereka temukan disekolah? mengapa mereka lebih memilih metode kualitatif untuk menggali lebih dalam lagi informasi yang diinginkan? untuk apa mereka melakukan penelitian secara mendalam? hal-hal yang berkaitan seperti itu bisa dimaksudkan untuk membuat sebuah filsafat.

    BalasHapus
  13. saya maulida nurul atikah (4915137155, PIPS Reg B 2013)
    inti yang saya dapatkan dari tulisan ini adalah ketika antara dosen dengan mahasiswa bukanlah status belaka akan tetapi sudah bisa menjadi teman yang kala itu ketika di cibubur mereka bisa membaur dengan asyiknya dan juga berbincang-bincang terutama tentang pengalaman si mahasiswa mengajar di sekolah-sekolah menengah yang berhadapan langsung dengan para murid yang beraneka ragam sifatnya. Dimalam yang singkat itu tidak terlalu dipusingkan karena obrolan antara mahasiswa dengan sang dosen bisa menjamah sampai kepada masalah akreditasi prodi ips saat ini yang mungkin belum jelas. bercampur aduk mungkin perasaan mereka saat itu. akan tetapi momen ini lah yang bisa membantu kritikan serta gagasan yang ada di dalam pikiran para mahasiswa untuk memajukan pips dengan bercerita langsung tentang keluh kesah mereka kepada sang dosen. dan menurut saya tulisan pak nusa tentang hening malam cibubur 3 ini sangatlah menarik. karena topik yang dibahas bukan hanya terdapat satu topik saja, akan tetapi menjalar ke topik-topik yang lain sehingga pengetahuan saya (selaku pembaca) lebih banyak tentang pips saat ini. dan juga bahasa yang digunakan sangat mudah untuk dipahami sehingga membuat para pembaca tidak jenuh akan tulisan Pak Nusa ini.

    BalasHapus

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd