Sejumlah anak kecil berkumpul di pertigaan jalan. Terdengar suara ribut tabuhan. Sesekali sejumlah anak berlarian ketakutan, sementara beberapa anak lain tertawa ngakak. Tepat di tengah kerumunan, seekor monyet sedang beraksi. Seperti biasa, hiburan yang dikenal sebagai Topeng Monyet ini sedang memperagakan sejumlah permainan seperti belanja, naik motor, olah raga dan menari payung. Namun kali ini ada yang menarik. Si monyet diberi kopiah dan memperagkan gerakan sholat. Anak-anak tampak suka, mereka tertawa dan mendekat saat si monyet sujud. Gerakan sholat itu dilakukan si monyet berulang-ulang.
Monyet dan binatang lain, tumbuhan,
bahkab seluruh alam semesta dengan caranya sendiri sujud kepada Sang Maha
Pencipta. Kita tidak pernah tahu secara pasti bagaimana makhluk bukan manusia
dan alam semesta bersujud dan memuji Tuhan. Khusus bagi manusia yang muslim
sujud dan memuji Tuhan diujudkan dalam bentuk sholat. Sholat adalah ibadah yang
terjadwal, teratur, dan terukur. Dalam sholat, manusia harus menempatkan
kepalanya di bawah pantatnya sebagai cara untuk menunjukkan ketundukan kepada Sang Maha Agung. Cara sesembahan ini
secara nyata membedakan manusia dari binatang yang biasanya memposisikan
kepalanya lebih rendah dari pantatnya saat makan. Sejatinya manusia memang
hanya boleh tunduk dan menyembah Allah.
Sholat adalah kewajiban mutlak dalam
Islam. Tak boleh ditinggalkan apa pun keadaannya. Bila sudah tak bisa lagi
menggerakkan tubuh, cukup menggerakkan kelopak mata. Bahkan jika itupun tak
bisa dilakukan boleh hanya mendenyutkan hati mendesahkan bacaan-bacaan wajib
sholat. Mengapa sampai demikian?
Karena sholat adalah bentuk komitmen
yang nyata bahwa kita beriman dan tunduk pada Allah. Komitmen itu tidak cukup
hanya ditunjukkan dengan ucapan pengakuan keimanan, tetapi harus
diujudtunjukkan dengan denyutan hati, lafal di lidah dan keterlibatan tubuh.
Ini bermakna seluruh totalitas kemanusiaan, rohanijasmani sepenuhnya tunduk
pada Allah.
Sholat harus dilakukan secara
terjadwal, teratur, dan terukur. Artinya ada waktu tertentu untuk pelaksaan
setiap sholat, dilakukan lima kali setiap hari, dan jelas berapa rakaat tiap
sholat. Fakta ini mengandung makna yang sangat dalam. Apa pun keadaannya,
sholat harus tetap dilakukan dengan aturan yang jelas dan pasti. Kegiatan apa
pun harus ditinggalkan untuk melaksanakan sholat. Setiap muslim harus
memperhitungkan betul semua rangkaian kegiatan yang dilakukannya setiap hari,
agar tidak mengganggu pelaksanaan sholat. Dengan pelaksanaan yang terjadwal, teratur,
dan terukur ini diharapkan setiap orang yang sholat sungguh menyadari dan
menghayati kehadiran Allah yang disembahnya. Bahwa Allah hadir kapan dan di
mana pun ia berada. Allah melihat apa pun yang dilakukannya, di tempat yang
tersembunyi gelap gulita, apalagi di tempat terbuka. Alllah tak pernah berkedip
apalagi tertidur.
Dalam konteks inilah mengapa sholat
ditegaskan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Apakah orang berani
melakukan perbuatan keji dan mungkar bila ia menyadari dan menghayati bahwa
Allah hadir, bahwa Alllah lebih dekat daripada urat lehernya?
Sayangnya, kebanyakan kita yang sholat
masih dalam kategori STMJ, sholat teratur maksiat jalan, sholat terjadwal
maling jagoan. Sangat jelas, yang salah bukanlah sholatnya, tetapi penghayatan
kita terhadap makna terpenting sholat yang hendak menanamtegaskan kehadiran
Alllah. Kita sholat, tetapi kehadiran Alllah tidak kita rasakan.
Fakta ini yang membuat tontonan Topeng
Monyet sholat menjadi menarik. Si monyet melakukan gerakan sholat tidak dengan
kesadaran. Ia lakukan karena perintah majikannya dengan harapan tidak dipukuli
dan mendapat makanan. Baginya sholat hanyalah ritual yang harus dilakukan
sebagai bagian dari rangkaian permainan yang harus dipertontonkan. Si monyet
tidak memahami gerakan sholat yang dipraktikkannya, apalagi menghayatinya. Ini
berarti monyet pun bisa sholat bila dilatih, tetapi ia tidak pernah merasakan
apa pun sebagai dampak perbuatannya itu. Ia lakukan itu hanya sebagai sebuah
kewajiban bagi majikannya. Itulah sebabnya, meskipun si monyet melakukan
gerakan sholat itu puluhan bahkan ratusan kali setiap hari, pastilah tak
berdampak apa pun pada perilaku si monyet. Kadang,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd