Sabtu, 16 November 2013

THOR


Catatan bagi karibku Hendarman

Menjadi manusia yang baik lebih menantang tinimbang menjadi dewa penguasa. Thor adalah jagoan dan pahlawan di dunia para dewa. Ia pernah mengalahkan raksasa yang sangat perkasa dan ditakuti hanya dengan sekali pukulan menggunakan martil, senjata andalannya. Thor melakukan pertarungan yang sangat luar biasa melawan penguasa dunia gelap. Pertarungan ini bukan saja beresiko menghancurkan dirinya, juga seluruh kerajaan dan rakyatnya. Ia lakukan ini bukan karena ingin menjadi kaisar, penguasa yang memiliki segalanya. Tetapi karena cinta pada wanita, manusia biasa yang berumur pendek dan rentan. Tidak seperti dirinya, yaitu dewa yang tidak digerogoti maut dan penyakit.

Dengan bantuan wanita yang dicintainya, Thor dapat menghancurkan penguasa dunia gelap. Itu berarti Thor menyelamatkan kerajaan, bangsanya dan sembilan dunia dari genggaman penguasa dunia gelap dan kehancuran. Karena itu ayahnya menobatkan Thor sebagai kaisar, penguasa sembilan dunia. Thor menolak. Ia katakan, menjadi manusia yang baik lebih baik daripada menjadi kaisar!

Thor memang sangat layak menjadi kaisar. Ia dewa pilihan di antara para dewa. Ia memiliki segalanya. Namun, ia memilih untuk menjadi manusia yang baik. Pilihannya dilandasi rasa cinta yang sangat mendalam. Sikap Thor sangat bertentangan dengan sikap adiknya yang menghalalkan segala cara untuk menjadi kaisar.

Mengapa kuasa dan jabatan bagai magnet bagi sebagian orang?

Karena kuasa dan jabatan dikira sepenuhnya madu. Jarang disadari bahwa kuasa dan jabatan juga berisi banyak racun.

Oleh sebab itu tidak sedikit manusia yang menuhankan kuasa dan jabatan. Mereka melakukan apa saja, menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Menyogok, memfitnah, menakut-nakuti, menteror, sampai membunuh. Pesona kuasa telah menyihir mereka, merubah mereka menjadi monster. Koq segitunya ya?

Mereka menjadikan kuasa dan jabatan sebagai tujuan. Dengan kuasa dan jabatan mereka bisa menguras dan merampok apa saja. Tak peduli itu milik orang banyak atau hak negara. Dengan kuasa dan jabatan dalam genggaman, mereka bebas membuat beragam aturan dan prosedur yang memungkinkannya menumpuk harta, gengsi, dan status sosial. Dengan itu semua, mereka menjadi pengatur dan penentu. Kuasa dan jabatan digunakan untuk memanipulasi, memutarbalikkan kesalahan jadi kebenaran dan sebaliknya. Dengan cara itu mereka menjadi kaya rasa, meskipun biasanya mati jiwa.

Pada umumnya orang yang kemaruk kuasa dan jabatan kayak begini selalu menampilkan diri dan membangun citra sebagai orang yang baik, shaleh, dermawan, peduli, dan selalu berbagi. Meskipun jika berbagi, ia memberi seribu dan mengambil semilyar. Namun, yang mendapat seribu yakin si pembagi itu sangat baik hati. Padahal rompak! Rajanya rampok!

Pejabat model begini tega membangun istana bagi diri dan keluarganya dengan menggadaikan wewenang, menjual kehormatan institusi dengan harga murah. Mereka fikir dengan cara ini mereka bisa memastikan anak cucunya bisa hidup bahagia kelak dikemudian hari. Cara berfikir seperti inilah yang menjerumuskan banyak penguasa dan pejabat menjadi Firaun. Merasa diri Tuhan. Bisa mengatur dan menentukan segala-galanya. Padahal itu cuma ilusi naif.

Meski dalam jumlah yang lebih sedikit, masih ada penguasa dan pejabat yang memahami dan menghayati kuasa dan jabatan hanyalah alat untuk mencapai tujuan-tujuan mulia. Mereka mengembangkan filosofi, kuasa dan jabatan itu hanyalah sandal jepit. Gunakan bila berguna, dan lepas jika bisa membuat terpeleset. Mereka berikhtiar untuk tetap amanah dan jujur. Tidak menjadikan kuasa dan jabatan sebagai komoditi yang bisa digadai dan diperjualbelikan. Jika kuasa dan jabatan itu harus dilepas, apalagi utuk mempertahankan kejujuran, mereka melepasnya seperti buang hajat dipagi hari. Dibuang sampai hilang dan tidak dilihat lagi, dengan ikhlas.

Itulah sebabnya mengapa Thor memilih menjadi orang baik daripada kuasa dan jabatan. Ia sangan faham tujuan-tujuan dan tipuan-tipuan kuasa dan jabatan. Ia tahu memang sangat sulit menjadi orang baik, dan

LEBIH SULIT LAGI MENJADI ORANG BAIK SAAT BERKUASA DAN BERJABATAN.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setiap komentar yang masuk akan terkirim secara langsung ke alamat email pribadi Bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd